Karya Muhammad Bin Abdul Jabbar Al-Niffari (AL NIFFARI)
Ku, pesona dunia
masih mencengkeram dirimu, masing-masing akan menyambar dirimu dengan seruan
kepada zat dirinya, engkau masih saja dalam kegaiban yang kelam daripada Ku.
Maka apabila
engkau telah melihat “AKU” dan “Aku” pun telah bernyata di hadapanmu, tetapkan
keteguhanmu, maka tiada Aku lagi malinkan “AKU”.
“Telah ku
ciptakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan, antara lain tujuan itu
adalah “Cintamu kepada dirimu sendiri” itulah tetesan faham (kalimat) yang
engkau warisi, kata-katamu “aku” adalah egomu sendiri (AKU berlepas diri dari
anggapan yang demikian). Dan tidak lain Zat itu melainkan kepunyaan Ku, dan
tidak lain “Aku” itu kecuali untuk Ku semata. AKULAH yang DIA itu AKU, adapun
hakikatmu, bukanlah zat dan bukan pula persoalan, hanya sesungguhnya engkau
berada pada pembagian yang bersifat wahami (dugaan), hal ini disebabkan karana
caramu berpikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan.
Engkau dalam
setiap saat terbagi kepada “menyaksikan dan disaksikan”, dua menjadi satu dalam
bentuk penyatuan... jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai... adapun
hakikatmu sendiri tersembunyi jauh di balik penyatuan ini, meninggi atasnya,
jauh dari segala itu semua. Engkau bukan lagi zat dan penyatuan, tetapi engkau
hanyalah roh dari Roh Ku, tiada nisbah bagimu melainkan pada-Ku”.
Engkau tidak
mengungkapkan hakikat ini, kecuali di kala terangkat daripadamu tirai penutup
dan engkau memandang Ku, ketika itulah lenyap keadaan dirimu yang menyatu,
penyatuan yang bersifat serba duga (wahami), lalu engkau menyadari atas hakikat
dirimu dan engkau dapati dirimu yang sebenarnya yang bukan zat dan bukan pula
dari persoalan, tetapi hanya semurni-murninya roh; yang sederhana (Basithah)
satu yang tidak terbagi, (Jauhar) tunggal, meninggi, tiada nisbah melainkan
kepada Ku, maka engkau tidak lagi mengulangi dan mengatakan “AKU” tetapi
mengatakan “Engkaulah Tuhanku”, dan telah engkau ketahui, bahwa “AKU” adalah
untuk Ku semata, dan bahwa engkau adalah hamba Ku”.
Seruan Allah
kepada para arifin : Jikau engkau sudah tiba kepada melihat Ku, maka tidak akan
ada tuntutan, dan apabila tidak ada tuntutan maka hilanglah sebab, dan jika sebab telah musnah maka tiada lagi
nisbah, sempai di sini sirnalah hijab”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan