Karya Muhammad Bin Abdul Jabbar Al-Niffari (AL NIFFARI)
Kegaiban (ketidak hadiran) adalah sesuatu kelalaian, hal yang demikian banyak dirasakan oleh manusia-manusia ahli dunia, disebabkan karena melihat sesuatu pada zat dirinya, maka yang demikian itu bagaikan membuka peluang untuk disambar oleh sesuatu-sesuatu itu; dan sesuatu-sesuatu itu saling panggil-memanggil hingga engkau akan terbagi-bagi di antaranya dan tercerai-beraikan oleh panggilan masing-masing itu.
Jelas yang
demikian membuatmu gaib daripada Yang Maha Tunggal lagi Berdiri Sendiri. Hanya
dengan Pertolongan Nya engkau dapat tegak berdiri, tetapi engkau alihkan
penglihatanmu untuk segala sesuautu hingga engkau menerjunkan diri untuk
mendapatkan agar memilikinya, atau waspada daripadanya, takut ke padanya,
merendah-rendah membujuk merayunya.
Adapun
Penglihatan, maka ia adalah: ‘Penglihatanmu kepada Allah dan Kekuasaan Nya atas
segala sesuatu itu, menunjukan betapa lemahnya segala sesuatu itu dengan zat
dirinya masing-masing, dan sangat sedikit sekali daya upaya, yang hanya
merupakan suatu pinjaman dari Allah yang membentuknya serta mendirikannya, maka
kesemuanya itu tiada berkemampuan untuk menarikmu dengan zat-zatnya, dan lemah
sekali untuk membagi-bagikan kesan dan lemah pula untuk mempengaruhimu dengan
segi-segi yang mencerai beraikan. Hanya Allah sajalah Zat Yang Maha Suci yang
dapat menghimpun kemauan kerasmu kepada Nya. Dan menyatakan Nya di balik
cela-cela sesuatu itu yang dapat melenyapkan zat-zatnya dan zat dirinya.
Adapun
Penyaksian, maka ia adalah : “Penghapus leburan segala sesuatu dengan tata
laksana ke dalam Nur Illahiat yang melimpah ruah yang meliputi segala-galanya,
dan itulah yang kami istilahkan “Penyaksian dengan Hati”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan