Menurut Kalam Hikmah ke 38 Al-Arifbillah
Syeikh Ahmad Ibnu Athaillah As
kandary:
”Jangan
palingkan harapanmu selain dari Allah, karena Dzat yang Maha Hidup itu tidak
mungkin mengenalnya oleh semua angan-angan.”
Semua kehendak yang diangan-diangankan
seorang hamba, tidak akan sampai, kecuali membulatkan niat dan harapan
ditujukan hanya kepada Allah, meskipun Allah Ta'ala tidak bergantung kepada
khayalan dan angan-angan manusia untuk mengenal dan mendekatkan diri
kepada-Nya. Sebab Allah adalah Dzat Maha Sempurna, tidak bergantung kepada
siapa pun. Hambalah yang wajib menggantungkan dirinya kepada Rabbul ’Alamin.
Allah Ta'ala Maha Memberi, tidak memerlukan pemberian hamba. Allah Ta'ala Maha
Kaya, tidak memerlukan khayalan dan angan-angan para hamba untuk mendekati-Nya,
sebab Allah SWT. jua yang akan menentukan hamba-Nya datang menemuinya dengan
petunjuk-petunjuk yang telah disampaikan kepada para Rasul.
Allah Ta'ala tidak berhajat kepada
manusia, karena Allah meliputi segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi,
di darat dan di laut. Manusialah yang berhajat kepada Allah, maka hajat itu di
sampaikan permohonannya hanya kepada Allah. Kebutuhan manusia akan pertolongan
Allah, tidak begitu saja diterima oleh hamba, tanpa pengharapan itu diwujudkan
dengan amal ikhtiar yang sungguh-sungguh.
Orang-orang yang arif bijaksana berharap
kepada Allah dengan khouf dan raja'. Khouf artinya selalu dalam kekuatiran akan
amal ibadahnya, kalau-kalau Allah tidak menerima amal ibadahnya, dan raja'
artinya selalu dengan penuh harapan memohon kepada Allah SWT. agar amal
ibadahnya diterima Allah.
Seorang hamba yang mukmin tidak akan
berhenti menyampaikan harapan kepada Allah SWT. Ia tidak bosan-bosan meminta
kepada Al Khalikul alam walaupun berkali-kali, karena Allah SWT. adalah
satu-satunya tambatan hati dan tempat mengadu. Ia menangis kepada Allah,
walaupun sesekali ada perasaan terlintas di dalam sanubarinya, kalau semua yang
ia pinta Allah tidak mendengarnya, kalau harapan yang ia panjatkan, Allah tidak
mau melayani. Ia kuatir kalau do'a dan pintanya, tidak dibukakan pintu rahmat
oleh Allah. Sementara harapannya tetap teguh, tetap membara, terus ia meminta,
minta hanya kepada Allah Rabbul Izzah. Itulah sifat orang saleh yang arif dan
terus-menerus bermakrifat kepada Allah.
Bermohon hanya kepada-Nya adalah sikap
iman orang saleh. Mengapa harus kepada orang lain, padahal yang selain Allah
tidak ia temukan bukti-bukti yang menandakan bahwa apa yang ia minta akan
diperoleh dari siapa…? Padahal bermohon kepada Allah SWT. pintu rahmat Allah
selalu terbuka dan tidak pernah ditutup. Mengapa orang-orang yang menyebut
dirinya peminta-minta karena hidup susah dan sulit perjalanan yang ditempuh,
meminta dan berharap, kepada selain-Nya, padahal Allah ada dimana-mana,
menampakkan kekuasaannya di hadapan mata manusia yang susah itu, mengapa
meminta kepada selain Allah, padahal banyak orang yang meminta kepada Allah,
tidak pernah Allah mengecewakan mereka. Padahal Allah berjanji, bahwasanya
setiap do'a tidak pernah Allah menolaknya.
Kalau pintu rahmat dan anugerah Allah
kepada manusia tetap terbuka, tidaklah sepatutnya manusia meminta dan berharap
kepada yang bukan Allah.
Sesungguhnya Allah itu hanya satu dan
Maha Perkasa (Al Wahidul Qahhar). Maha Mulia dan Maha Hebat (Al Azizul Jabbar).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan