Kitab al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah
Karya Syekh Muhammad bin Abu Bakr
al-Ushfury (Kitab Pengajian Pondok Pasentren terkenal)
Dari Ibrahim, dari ‘Alqomah, dari Abdulloh bin Mas’ud RA berkata:
Rasululloh SAW bersabda:
“Barangsiapa mempelajari satu bab dari
ilmu yang bermanfaat bagi dunianya dan akhiratnya maka Allah memberinya yang
lebih baik baginya dari tujuh ribu umur dunia yang siangnya digunakan berpuasa
dan menghidupkan malamnya yang ibadah tersebut diterima dan tidak ditolak”.
RIWAYAT LAIN
Dari Ibrahim, dari ‘Alqomah’ dari Abdullah RA berkata, Rasululloh
SAW bersabda: “membaca al quran adalah pekerjaan orang-orang yang
berkecukupan, sholat adalah pekerjaan orang yang lemah, puasa adalah pekerjaan
orang-orang fakir, bertasbih adalah pekerjaan para wanita, sedekah adalah
pekerjaan para dermawan, berfikir adalah pekerjaan orang yang miskin, maukah
aku tunjukkan pada kalian pekerjaan para pahlawan?”, “Wahai Rasululloh, apa pekerjaan
para pahlawan?” Beliau menjawab: “Menuntut
ilmu, karena ilmu adalah cahaya orang beriman di dunia dan akhirat”.
Nabi SAW bersabda : “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya”.
******
HIKAYAT 1
Ketika golongan Khawarij mendengar
hadits ini, mereka iri tehadap Sayyidina Ali, kemudian sepuluh orang pembesar
khawarij berkumpul, mereka berkata “Sesungguhnya kita akan bertanya kepadanya satu
pertanyaan dan kita akan melihat bagaimana dia akan menjawab bagi kami,
andaikata dia menjawab kepada masing-masing kami dengan jawaban yang lain maka
kita akan tahu bahwa dia adalah orang berilmu sebagaimana telah disabdakan oleh
Nabi SAW”.
Kemudian datanglah salah satu dari
mereka dan bertanya “Wahai Ali, lebih utama ilmu atau harta?”,
Sayyidina Ali RA menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia
bertanya “Dengan bukti apa?”, beliau RA menjawab “Ilmu
adalah warisan para Nabi sedangkan harta adalah warisan Qorun, Syaddad, Firaun
dll.”, pergilah dia (orang pertama) dengan jawaban ini, dan
datanglah yang lain (orang kedua) kemudian bertanya seperti yang ditanyakan
oleh orang yang pertama, lantas Sayyidina Ali RA menjawab “Ilmu
lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan
bukti apa?”, beliau RA menjawab “Ilmu menjagamu sedangkan
harta, kamu menjaganya”,
pergilah dia (orang kedua) dengan
jawaban ini, dan datanglah salah satu mereka (orang ketiga) kemudian bertanya
seperti yang ditanyakan orang pertama dan kedua, lantas Sayyidina Ali RA
menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan
bukti apa?”, beliau RA menjawab “Pemilik harta memiliki
banyak musuh sedangkan pemilik ilmu memiliki banyak teman”,
pergilah dia (orang ketiga) dengan jawaban ini, dan datanglah yang lain (orang
keempat) dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, lantas
beliau RA menjawab “Ilmu lebih utama”, dia bertanya “Dengan
bukti apa”, beliau RA menjawab “Jika engkau menggunakan
harta maka harta tersebut akan berkurang sedangkan jika engkau menggunkan ilmu
maka ilmu tersebut akan bertambah”, pergilah dia (orang keempat)
dengan jawaban ini, dan hadirlah yang lain (orang kelima) dan bertanya seperti
pertanyaan mereka “Lebih utama ilmu atau harta?”,
beliau RA menjawab “Ilmu
lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan
bukti apa?”, beliau RA menjawab “Pemilik harta dipanggil
dengan julukan pelit dan cacian sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan julukan
yang agung dan mulia” maka pergilah dia (orang kelima) dengan
jawaban ini dan datanglah orang yang lain (orang keenam) kemudian bertanya
tentang hal tersebut, dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, beliau
RA menjawab “Ilmu lebih utama”, dia bertanya “Dengan
bukti apa?”, beliau RA menjawab “Harta dijaga dari pencuri
sedangkan ilmu tidak dijaga dari pencuri”, pergilah dia (orang
keenam) dengan jawaban ini dan datanglah yang lain (orang ketujuh), dia
bertanya kepada beliau “Dengan bukti apa?”,
beliau RA menjawab “Pemilik
harta dihisab pada hari kiamat sedangkan pemilik ilmu memberi syafaat pada hari
kiamat”, maka pergilah dia (orang ketujuh) dengan jawaban ini dan
datanglah yang lain (orang kedelapan), dia bertanya “Lebih
utama ilmu atau harta?”, beliau RA menjawab “Ilmu
lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan
bukti apa?”, beliau menjawab “Harta akan habis seiring
berjalannya tempat dan waktu sedangkan ilmu tidak habis dan musnah” pergilah
dia (orang kedelapan) dengan jawaban ini dan datanglah yang lain (orang
kesembilan), dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”,
beliau RA menjawab “Ilmu
lebih utama”, dia bertanya “Dengan bukti apa?”,
beliau RA menjawab “Harta mengeraskan hati sedangkan ilmu menyinari
hati”, pergilah dia (orang kesembilan) dengan jawaban ini dan
datanglah orang yang lain (orang kesepuluh) dia bertanya tentang hal
tersebut “Lebih utama ilmu atau harta?”, beliau RA menjawab “Ilmu
lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan
bukti apa?”, beliau RA menjawab “Pemilik harta akan
dipanggil Tuhan sebab harta sedangkan pemilik ilmu akan dipanggil hamba”,
maka andaikata kalian menanyaiku tentang hal ini pasti aku akan menjawab dengan
jawab yang lain selama aku hidup, kemudian mereka datang dan masuk islam
semuanya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan