Ia adalah sufi wanita yang terkenal dengan sifatnya
yang mudah menangis bila disebut Asma Allah. Bahkan ia pula yang memerintahkan
anggota jamaah pengajiannya untuk menangisi dosa-dosa.
Karena seringnya ia menangis,sahabat sesama sufinya, Muadz
bin Fadhl, mengira ia akan buta.
Namun Sya'wanah membantahnya dan tidak akan buta
hanya karena menangisi dosa.Ia mengatakan,“Demi Allah, lebih baik bagiku
menjadi buta di dunia ini karena air mataku dari pada buta di akhirat karena
api neraka." kata Sya’wanah.
Ia adalah sufi wanita yang lahir di Ubullah, tepi
Sungai Tigris (kini Irak). Sepanjang hari ia menangis dan pernah mengatakan bahwa
tidak layak bagi mata yang tercegah dari melihat kekasihnya (Allah) serta
sangat ingin melihat-Nya untuk tidak menangis.
Menurut cerita Malik bin Zayqham. Ada seorang
laki-laki dari Ubullah yang banyak tahu tentang Sya’wanah datang kepada Abu
Katsir. Katanya, sufi wanita ini sepanjang hari menangis tanpa henti. Ketika
Malik bertanya bagaimana Sya’wanah mulai menangis ?.Apa jawabnya,“Jika dia
mendengar nama Allah disebut-sebut, maka air mata akan mengalir dari pelupuk
matanya seperti hujan.”
Malik pun kurang puas soal air mata ini. “Apakah air
matanya keluar terutama dari sudut matanya yang dekat hidung, ataukah dari
sudut matanya yang dekat pelipis?”
“Air matanya begitu berlimpah hingga aku tidak bisa
mengatakan dari mana ia keluar. Aku hanya bisa mengatakan bahwa manakala nama
Allah disebut, maka matanya menjadi laksana bintang yang bersinar-sinar,” ujar
lelaki tetangga Sya’wanah itu.
Baik Malik maupun Abu Katsir ikut terharu atas cerita
lelaki dari Ubullah itu.
“Tangisnya itu dikarenakan kenyataan bahwa seluruh
hatinya terbakar. Orang-orang mengatakan bahwa banyaknya air mata orang yang
menangis tergantung pada besarnya api yang membakar hatinya,” ujar Katsir.
Kehidupan yang dijalaninya sebagaimana sufi-sufi yang
lainnya yaitu zuhud terhadap kesenangan dunia.
Hidupnya sederhana bahkan tempat tinggalnya adalah
rumah yang telah reyot. Kesaksian ini disampaikan oleh Manbudh yang masih
keponakannya. Kunjungan Manbud ini bersama temannya yang bernama Humam.
“Aku pergi dengan seorang teman ke Ubullah. Kami minta
izin kepada Sya’wanah untuk bertamu kepadanya.”
Setelah menerima kami di gubuknya yang reyot, di
dalamnya kelihatan kepapaan dimana-mana.
Temanku berkata kepada Sya’wanah, “Wahai,kalau saja
engkau mau berbelas kasihan kepada dirimu sendiri dan mengurangi tangisan
mu,niscaya lama kelamaan keadaanmu akan lebih baik dan engkau akan mem peroleh
apa yang engkau harapkan,” ujar Manbudh.
Mendengar itu Sya’wanah menangis. Ia berkata,“Aku
bersumpah demi Allah, aku ingin menangis sampai air mataku tak tersisa lagi. Setelah
itu akan kucucurkan air mata darah sedemikian rupa hingga tak setetespun lagi
darah yang tinggal di dalam badanku.”
Sya'wanah terkenal sebagai sufi terkemuka disebabkan
oleh kebiasaannya yang suka menangis tiada henti apabila mendengar Asma Allah
disebut.
Ruh bin Sa’mah bersaksi bahwa ia tidak pernah melihat
seorang pun menangis sebanyak Sya’wanah.
Sebagai sufi ia sering memberikan pengajian kepada
kaum wanita.Di dalam forum pengajian inipun Sya’wanah menganjurkan jamaahnya
yang hadir bisa menangis.Jika ada yang tidak bisa menangis hendaklah ia
mengasihani orang-orang yang menangis.Alasannya karena seseorang menangis di
forum pengajian itu,karena sadar betapa jauh hawa nafsunya telah menyimpang dan
melakukan banyak dosa kepada Allah.Juga karena paham betapa hawa nafsunya itu
telah menjadikannya seorang pelanggar aturan Allah.
Sedang berdasarkan pengalaman Hasan bin Yahya, bahwa
Sya’wanah bila menangis akan merangsang orang-orang lain untuk menangis juga.
Meski memiliki kekerasan hati untuk menjauhi kehidupan
duniawi,namun Sya’wanah tidak melupakan fitrahnya sebagai wanita.Suatu saat
pula Allah menganugerahi seorang lelaki menjadi suaminya.Dari suaminya ini pula
ia memperoleh anak lelaki.Setelah pernikahan dan punya anak,maka lengkap sudah
hidup Sya’wanah,penuh keseimbanghan lahir batin.
Apalagi ia bersama suaminya sempat melaksanakan
ibadah haji ke Tanah Suci Makkah.Ia ibarat wali wanita yang haus akan cinta
Allah,bergelimang kesedihan dan air mata. Ada salah satu kalimat yang cukup
menyayat bagi orang-orang yang jadi penghayat tasawuf yaitu,“Tuhanku, Engkau
tahu bahwa orang yang haus akan cinta-Mu tak akan pernah terpuaskan.”
Bahkan salah satu muridnya yang setia menyatakan
bahwa sejak dia bertemu dengan gurunya itu,maka berkat berkah wali perempuan yang
kharismatik itu dia tak pernah lagi cenderung mencari kenikmatan dunia,dan tak
pernah lagi dia meremehkan sesama muslim.
Sha'wanah tidak lupa memberikan nasehat kepada orang
lain tentang nilai-nilai ketaatan dan kebaikan kepada Allah.
Tiga perkataan sha'wanah
yang layak untuk diingat yaitu:
q Seseorang
yang mengabdi kepada Allah,tidak dapat menjadi kenyang. Bagaimana dapat terjadi
sebab dia selalu ingat Allah.
q Mata yang
tidak mampu melihat keinginan seseorang,adalah lebih baik untuk menitikkan air
mata.
q Seseorang
tidak dapat menangis sendiri,harus memiliki belas kasihan pada ratapan tangis
orang-orang yang bertaubat atas kemalangan dan dosa-dosa mereka.
Permohonan
Sha'wanah kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Sha'wanah adalah seorang pemohon abadi kepada
Allah.Hal ini dibuktikan dengan doa-doa yang dipanjatkannya ketika beribadah.
"Ya Tuhanku,aku punya hati yang dipenuhi dengan
kerinduan untuk bertemu dengan-Mu dan mengharapkan belas kasihanmu juga.Engkau
Maha Pemurah bagi seseorang yang tidak mengharapkan,yang mengabaikan atau bagi
mereka yang merindukan tetapi tidak kesampaian.
"Ya Tuhanku,bila waktu kematian telah
mendekatiku dan tidak ada perbuat an yang mampu membuatku dekat dengan-Mu,aku
mohon atas kemuliaan Mu, ampuni dosa-dosaku sebagaimana aku mengetahui bahwa
tidak ada yang lebih baik pengampunannya selain pengampunanMu.Bila Engkau
menjatuhkan hukuman,seseorang tidak akan mendapatkan sesuatu selain keadilan.
"Ya Tuhanku,Eangkau berikan berkah padaku dalam
hidup ini,jadi aku mohon jangan ambil rahmat-Mu dariku setelah aku mati dan
menjaganya tetap dalam kebaikan.
"Ya Tuhanku,di seluruh rentang kehidupanku,
terbentang segala nikmat yang telah Engkau berikan,kemudian mengapa aku akan
berhenti berharap yang sama di akhirat nanti.
"Oh,penciptaku,meskipun kelebihan dosa-dosaku
telah membuatku takut tetapi cintaku pada-Mu mampu menghiburku."
"Aku mohon,Ya Tuhanku,putuskan permasalahanku
dengan jalan yang layak penuh belas kasih-Mu Yang Mulia.
"Aku berharap,Ya Tuhanku,bahwa bila Engkau telah
menghendaki aku terhinakan, aku tidak akan mendapatkan bimibingan.Bila Engkau
menghendaki aku malu, mengapa Engkau menghindarkan aku dari kesalahan.Jadi,Ya
Tuhanku, alasan yang membawa bombingan padaku dan dengan kemuliaan-Mu,
beritahukan hal itu terus-menerus.
"Ya Tuhanku,aku bahkan tidak berpikir bahwa
Engkau akan menyetujui ke inginanku,aku menghabiskan seluruh hidupku untuk
mengabdi pada-Mu.
Ya Tuhanku,aku tidak berkeinginan untuk berbuat
dosa,lalu mengapa aku takut pada hukuman-Mu.Bila aku tidak mengenal keagungan-Mu,lalu
mengapa aku berharap akan pahalamu?
BD14565_ Nasehat Sha'wanah Pada Adiknya.
Muhammad bin Ma'az bercerita bahwa seorang seorang
wanita yang mulia dan shaleh bercerita tentang mimpinya.
Dia dikisahkan berkata,"Aku bermimpi bahwa aku
telah di berikan kesempatan untuk masuk surga.Aku melihat penduduk surga
berdiri dipntu.Aku bertanya mengapa mereka berdiri di depan pintu.Sebagian dari
mereka menjawab bahwa mereka menunggu seorang wanita dimana surga berhias
untuknya.Aku bertanya siapakah dia.Aku di beritahu bahwa dia adalah seorang
gadis budak kulit hitam, Sha'wanah.Aku mengatakan pada mereka bahwa dia adalah
kakakku.Sementara itu dia datang menunggangi unta terbang.Aku memanggilnya,
"Kakakku! Aku sangat mencintaimu."
"Berdoalah pada Allah agar kamu menjadi
pasanganku di surga."Dia tersenyum dan mengatakan bahwa waktu saya belum
tiba.Dia menyarankan aku untuk mengingat dua hal.Pertama,bahwa kita harus
menjalani kehidupan dengan perasaan khawatir tentang akhirat.Yang kedua, kita
harus tetap menjaga kecintaan kepada Allah di atas semua keinginan
duniawi.Dengan ini,Insya Alllah kamu tidak akan pernah menderita kerugian.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan