Kitab al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah
Karya Syekh Muhammad bin Abu Bakr
al-Ushfury
(Kitab Pengajian Pondok Pasentren
terkenal)
Dari Abu Nashr al Wasithy berkata, aku mendengar Abu Roja al
Athoridy meriwayatkan hadits dari Abu Bakar ash Shiddiq RA, bahwasannya seorang
badui datang kepada Nabi SAW, dia berkata “Telah sampai padaku
darimu bahwa engkau bersabda dari jumat ke jumat dan dari sholat ke sholat
adalah tebusan dosa diantara keduanya bagi orang yang menghindari dosa-dosa
besar”
Rasulullah SAW bersabda “benar”, kemudian beliau SAW
bersabda “Mandi di hari jumat adalah tebusan dosa, berjalan menuju sholat jumat
adalah tebusan dosa, setiap langkah dari menuju sholat jumat seperti beramal
dua puluh tahun, maka bila telah selesai sholat jumat dia dibalas dengan
semisal amalan dua ratus tahun”.
HIKAYAT
1
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakar ash Shiddiq RA, disebutkan
bahwa beliau adalah seorang pedagang pada masa jahiliyah, adapun sebab
keislaman beliau adalah bahwa beliau melihat sebuah mimpi di Syam, dalam mimpi
beliau melihat matahari dan bulan dalam pangkuannya, kemudian beliau mengambil
keduanya dengan tangan, didekap di dadanya, dan memakaikan jubahnya kepada
keduanya, ketika beliau RA terjaga beliau pergi ke rahib nasrani untuk
menanyakan tentang mimpi tersebut, beliau datang dan mengatakan tentang mimpi
tersebut serta meminta ta’bir darinya, rahib tersebut bertanya “Engkau
darimana?”, beliau RA menjawab “Dari Makkah”,
dia bertanya “Dari kabilah apa?”, beliau RA
menjawab “Dari Kabilah Tamim”, dia bertanya “Apa
pekerjaanmu?”, beliau RA menjawab “Berdagang”,
dia berkata “Pada masamu akan keluar seorang lelaki dari
Hasyimy namanya Muhammad al Amin, dia dari kabilah Hasyim dan dia akan menjadi
Nabi akhir zaman, jika bukan karena itu maka tidaklah Allah menciptakan langit
dan bumi serta isi keduanya, dan tidaklah Allah menciptakan Adam, dan tidaklah
Allah menciptakan para Nabi dan para Rasul, dia adalah baginda para Nabi dan
para Rasul serta penutup para Nabi, dan engkau akan masuk dalam islamnya,
engkau akan menjadi menterinya dan kholifah setelahnya, inilah ta’bir mimpimu”, kemudian
dia (rahib) berkata “Aku mendapati perangai dan sifatnya di Taurat,
Injil dan Zabur, dan sesungguhnya aku telah masuk islam baginya dan aku
menyembunyikan keislamanku karena takut dari orang-orang Nasrani”,
ketika Abu Bakar ash Shiddiq telah mendengar dari rahib tersebut tentang sifat
Nabi SAW, luluhlah hatinya dan dia RA rindu mengunjungi beliau SAW, datanglah
dia RA ke Makkah, dia RA mencari beliau SAW dan menemukan beliau SAW, dia RA
menyukai beliau SAW, dia RA tidak sabar walau sesaat tanpa memandang beliau
SAW, setelah sekian lama pada suatu hari Rasululloh SAW bersabda “Wahai
Abu Bakar, setiap hari engkaudatang kepadaku dan duduk bersamaku, mengapa
engkau tidak masuk islam?” Abu Bakar RA menjawab “Andakata
engkau adalah seorang Nabi, maka engkau harus memiliki mukjizat”, Nabi
bersabda “Tidakkah cukup bagimu mukjizat yang telah engkau lihat di Syam dan
telah dita’birkan oleh rahib tersebut, dan dia telah mengabarimu tentang
keislamannya”, maka ketika Abu Bakar RA mendengar itu, beliau
dia RA berkata “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah dan
bahwa engkau adalah utusan Allah”, masuklah beliau kepada
islam dan memperbagus keislamannya.
******
HIKAYAT 2
(kisah lain) Dahulu ada dua orang majusi pada zaman Malik bin
Dinar, salah satunya telah menyembah api selama 73 tahun dan yang lain 35
tahun, berkatalah adik kepada kakaknya “Kemarilah, kita akan mencobanya, apakah dia (api)
akan melindungi kita atau membakar kita sebagaimana dia (api) membakar orang
yang tidak menyembahnya, jika api melindungi kita maka kita akan menyembahnya,
dan jika tidak maka kita tidak menyembahnya”, kakak berkata “Ya”,
lantas keduanya menyalakan api dan adik berkata pada kakanya “Apakah
kamu yang akan meletakkan tanganmu atau aku yang akan meletakkannya?”,
kakak menjawab “Kamu yang akan meletakkan tangan”,
maka adik meletakkan tangannya diatas api dan terbakarlah jarinya, dia
berkata “Ah”, dia menarik tangannya dari api dan berkata “Aku
menyembahmu sejak 35 tahun kemudian engkau menyakitiku”, kemudian
dia berkata “Wahai saudaraku kemarilah, kita akan menyembah
satu Tuhan yang andaikata kita berdosa dan meninggalkan perintahnya selama 500
tahun Dia akan mengampuni dan memaafkan kita sebab ketaatan sesaat dan sekali
minta ampun”, maka kakak menurutinya dan berkata “Mari
kita pergi kepada orang yang akan menunjukkan kita kepada jalan yang lurus dan
akan mengajarkan kita agama islam”, maka keduanya berpendapat
pergi ke Malik bin Dinar untuk masuk islam, keduanya menuju beliau dan
mendatangi beliau, keduanya mendapat beliau sedang berada di sekumpulan orang
Bashrah, beliau duduk bersama orang umum dan memberi mereka nasihat, dan
sungguh banyak orang yang berkumpul pada beliau, maka ketika keduanya melihat hal
tersebut berkatalah kakak kepada adiknya “Tampaknya aku tidak masuk
islam, karena umurku telah terlewat banyak dalam menyembah api, andaikata aku
masuk islam dan aku kembali ke agama islam serta agama Muhammad SAW maka
keluargaku dan tetanggaku akan menghinaku, dan api lebih aku sukai daripada
perubahan mereka”, berkatalah adik “Jangan
kau lakukan, karena hinaan mereka akan hilang sedangkan neraka selamanya,
jangan kau berlalu”, maka kakak tidak mendengarnya dan berkata
kepadanya “Kamu dan kebiasaanmu, kamu adalah seorang yang
celaka dari anaknya orang yang celaka wahai pejuang dunia dan akhirat”,
kembalilah sang kakak dan tidak masuk islam, kemudian datanglah sang adik
bersama anak-anaknya yang kecil bersama istrinya, mereka masuk diantara
orang-orang dalam majelis, mereka duduk hingga Malik selesai berbicara dan
menasehati, kemudian pemuda tersebut datang kepadanya dan menceritakan kepada
beliau kisah tersebut dan memintanya masuk islam beserta keluarganya, maka
beliau menerima mereka dan mereka semua masuk islam, menangislah semua orang
karena gembira, kemudian pemuda itu hendak kembali dan beliau berkata
kepadanya “Duduklah hingga aku mengumpulkan untukmu dari para
sahabatku beberapa harta dunia”, dia menjawab “Aku
tidak ingin menjual agama dengan dunia”, kemudian dia kembali,
kemudian dia masuk di tempat yang rusak, dia mendapati sebuah masjid dan dia
singgah di dalamnya, ketika pagi di hari esoknya, istrinya berkata
padanya “Pergilah ke pasar dan carilah pekerjaan, belilah sesuatu untuk kita
makan dengan upahmu”, kemudian dia pergi ke pasar namun tidak
mendapati seseorang yang akan mengupahinya, dia berkata pada dirinya
sendiri “Aku akan bekerja di dalamnya karena Allah Taala” maka
dia masuk masjid yang ditinggalkan jamaahnya, dia sholat di dalamnya karena
Allah hingga malam, kemudian dia kembali ke rumahnya dengan tangan kosong,
istrinya berkata “Tidakkah engkau menemukan sesuatu di hari ini?”,
dia menjawab “Wahai istriku, aku telah bekerja di hari ini pada
Raja, Dia belum memberiku sesuatu, semoga besok Dia akan memberiku”, maka
mereka semua melewati malam hari dalam keadaan lapar, ketika pagi esok hari dia
pergi ke pasar dan tidak mendapat pekerjaan, dia pergi masjid tersebut dan
sholat di dalamnya karena Allah Taala hingga malam, kemudian dia kembali ke
rumahnya dengan tangan kosong, istrinya berkata kepadanya “Tidakkah
engkau hari ini mendapat sesuatu juga?”, dia menjawab “Hari
ini aku telah bekerja untuk Raja yang kemarin aku telah bekerja pada-Nya, aku
berharap Dia akan memberiku besok pada hari jumat”,
maka mereka melewati malam hari itu juga dalam keadaan lapar,
ketika pagi hari di esok yaitu hari jumat dia pergi ke pasar dan dia tidak
menemukan pekerjaan, pergilah dia ke masjid tersebut dan dia sholat dua rokaat
kemudian dia mengangkat tangannya ke langit dan berkata “Tuhanku,
Tuanku, Bagindaku, sungguh Engkau telah memuliakanku dengan islam, Engkau
mahkotai aku dengan mahkota islam, Engkau beriku petunjuk dengan mahkota
petunjuk, maka dengan kehormatan agama yang telah Engkau rizkikan kepadaku dan
dengan kehormatan hari berkah mulia yang disisi-Mu bernilai agung yaitu hari
jumat, aku memohon kepada-Mu untuk menghapus kesibukan nafkah keluargaku dari
hatiku dan Engkau beriku rizki dari yang tidak aku duga, maka Demi Allah aku
malu kepada keluargaku dan aku takut mereka berubah keadaan sebab barunya
kondisi mereka dalam islam”,
kemudian dia sibuk berdoa dan sholat dua rokaat. ketika sampai di
penghujung siang pemuda ini pergi ke sholat jumat dan anak-anaknya kelaparan,
datanglah seseorang ke pintu rumahnya yang di dalamnya ada keluarganya, dia
mengetuk pintu dan keluarlah istrinya, dia mendapati seseorang yang wajahnya
indah, di tangannya ada sebuah piring dari emas yang ditutup sengan sapu tangan
emas, dia berkata padanya “Ambillah piring ini, dan katakanlah pada suamimu
ini adalah upah pekerjaanmu dalam dua hari, tambahlah dalam bekerja maka kami
akan menambahmu dalam upah khususnya pada hari ini yakni hari jumat, karena
pekerjaan sedikit pada hari ini disisi Raja Yang Maha Perkasa adalah banyak”,
maka dia mengambil piring tersebut tiba tiba didalamnya ada 1000 dinar, dia
mengambil satu dinar dan pergi ke tukang emas, tukang emas tersebut adalah
seorang nasrani, dia menimbang dinar tersebut dan menambah dari satu menjadi
dua, dia melihat ukirannya dan dia tahu bahwa itu adalah hadiah akhirat, dia
berkata padanya “Dari mana engkau mendapat ini?” kemudian
dia menceritakan kepadanya, tukang emas tersebut berkata “Tunjukkan
Islam kepadaku”, maka dia masuk islam kemudia dia menmbayar kepada
sang istri 1000 dirham, dia berkata “Nafkahkanlah, jika engkau kehilangan maka beritahu
aku”,
ketika pemuda telah sholat, dia berlalu ke rumahnya dengan tangan
kosong, dia menggenggam sapu tangannya dan mengisinya dengan debu, dia berkata
pada dirinya sendiri “Jika dia bertanya apa ini maka aku katakan padanya
aku membawa gandum”, ketika dia masuk daerah yang rusak dia melihat
rumahnya berkasur dan mendapati di dalamnya aroma makanan, dia letakkan sapu
tangan di pintu supaya istrinya tidak tahu, kemudian dia menanyai istrinya
tentang keadaan tersebut dan apa yang dia lihat di rumah, sang istri bercerita
padanya kisah tersebut, diapun bersujud syukur pada Allah, kemudian istrinya
bertany padanya “Apa yang kau bawa di sapu tangan?” dia
menjawab “Jangan kau tanyakan padaku” kemudian sang istri pergi
dan membuka sapu tangan tersebut, tiba-tiba dia mendapati debu tersebut berubah
menjadi gandum dengan izin Allah Taala, maka bersujud syukurlah pemuda
tersebut, dan dia menyembah Allah hingga Allah mewafatkannya,
al Faqih berkata “Angkatlah tanganmu ke langit, katakanlah dengan
kemuliaan Jumat ampuni dosa-dosa kami, hilangkan kesusahan kami”,
pemuda ini ketika berdoa pada Allah dan minta tolong pada-Nya dengan kebenaran
hari jumat hingga Allah mengabulkan hajatnya serta rizkinya dari yang tidak
disangka, maka begitupula kita bila berdoa pada hari jumat, semoga Allah
mengabulkan hajat-hajat kita karena Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang serta
Tuhan yang Mulia.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan