Kitab al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah
Karya Syekh Muhammad bin Abu Bakr
al-Ushfury
(Kitab Pengajian Pondok Pasentren
terkenal)
Dari Abdushamad bin Mughaffal berkata: aku mendengar Wahab bin
Munabbih RA berkata: aku membaca tiga puluh baris di akhir kitab Zabur Nabi
Daud AS bahwa Allah SWT berfirman: “Wahai Daud, apakah engkau tahu mukmin mana yang
lebih Aku suka Kupanjangkan hidupnya?”, beliau AS menjawab: “Tidak”,
Allah SWT berfirman: “Yaitu orang yang jika mengucap Laa Ilaaha Illalloh
maka kulitnya merinding dan persendiannya bergetar karena sesungguhnya Aku
tidak menyukai kematian baginya sebagaimana orang tua tidak menyukai (kematian)
anaknya, tetapi dia harus mati, sesungguhnya Aku ingin membahagiakannya di
tempat selain tempat ini, sebab nikmatnya (dunia) adalah bencana dan
kemakmurannya (dunia) adalah kesulitan, di dalamnya (dunia) ada musuh yang
tidak main-main merusakmu, dia berjalan pada kalian seperti aliran darah, oleh
karena itu Aku menyegrakan kekasih-kekasihku ke surga, andai bukan karena hal
tersebut pastilah Adam dan anaknya tidak mati hingga sangkakala ditiup”.
Kata artinya tidak main-main dalam
merusak urusan mereka artinya rusak.
Pada sanad ini ada riwayat Anas bin Malik RA berkata, Rasululloh
SAW bersabda “Siapa mengucap Laa Ilaaha Illallah dan
memanjangkannya maka dihapus baginya empat ribu dosa dari dosa-dosa besar”,
dikatakan oleh Sayyidina Ali RA.
HIKAYAT
1
Disebutkan dalam majelis tafsir al Quran Syekh Imam az Zahid
Ya’qub al Kisa’i semoga Allah merahmati beliau, sesungguhnya Hazim bin Walid RA
sakit, dia mendatangi dokter dan dokter tersebut mulai memeriksa denyut
nadinya, dokter berkata “Tidak ada penyakit, tetapi kalian tanyalah kepada
dia tentang keadaannya, karena seseorang terkadang lebih tahu keadaanya
sendiri”, maka mereka bertanya kepadanya, dia menjawab “Sakit
bukan pada diriku, sakitku adalah takut Allah Yang Maha Mulia lagi Maha
Penganugerah, takut disodorkan dan diperhitungkan, takut hilangnya iman hingga
aku harus diadzab, beruntunglah orang yang keluar dari dunia dengan iman dan
tempat kembalinya ke surga”.
******
HIKAYAT
2
(Dikisahkan dari Abu Bakar bin Abdulloh al Muzni semoga Allah
merahmati beliau) berkata, sesungguhnya dahulu ada seorang raja dari beberapa
raja yang menentang Allah Ta’ala, kemudian orang-orang islam memeranginya,
mereka menjadikannya tawanan, mereka berkata “Dengan apa kita akan
membunuhnya sebab menentang Allah Ta’ala?”, maka pendapat mereka
berkumpul menjadi membuatnya pada bejana besar, mereka ikat kepalanya dan
mereka nyalakan api dibawahnya, ketika dia mendapati api yang panas dia
memanggil Tuhannya selain Allah yang telah ia sembah “Wahai
Lata selamatkan aku, wahai Habil selamatkan aku, wahai Uzza selamatkan aku dari
apa yang aku alami, wahai Habil aku usap kepalamu dan aku berkhidmat kepadamu
sekian tahun”, maka tiap kali dia bersandar kepada mereka (Lata,
Habil, Uzza) bertambahlah panas api, ketika dia tahu bahwa mereka (Lata, Habil,
Uzza) tidak menghiraukannya, dia putus asa dari mereka (Lata, Habil, Uzza),
kembalilah dia kepada Allah, dia memanggil dari dalam bejana “Laa
Ilaaha Illalloh Muhammadurrosulloh”, maka Allah mengutus
penolong dari langit kepada api tersebut, dia padamkan api tersebut, dan Allah
mengutus angin kemudian angina tersebut membawa bejana tersebut ke langit
mengitari langit dan bumi sambal mengucap Laa Ilaaha Illalloh
Muhammadurrosululloh hingga hilang dari pandangan, kemudian angin tersebut
menjatuhkannya pada suatu kaum yang tidak mengenal Allah, mereka mengambilnya,
membukanya dan mengeluarkannya dari bejana tersebut, mereka bertanya
padanya “Siapa kamu? Dan bagaimana ceritamu?”, dia menjawab “Aku
adalah Raja di suatu tempat” kemudian dia menceritakan
kisahnya dan kondisinya, kemudian mereka semua masuk islam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan