Sesungguhnya Khalifah Umar ketika datang ke Syam berkata kepada Sahabat Abu Ubaidah Al Jarrah, "bawa kami ke rumahmu."
Abu Ubaidah bertanya, apa yang akan kau lakukan di rumahku?
Engkau hanya akan memeras air mata di hadapanku.
Umar
pun memasuki rumah Abu Ubaidah dan tidak menemukan apa-apa di dalamnya. Umar
bertanya, di mana barang-barangmu? Saya hanya melihat sebuah permadani, sebuah tempat
air dan wadah air, apakah engkau memiliki makanan? Abu Ubaidah berdiri menuju
sebuah keranjang dan mengeluarkan potongan roti.
Umar Al Khattab pun menangis. Abu Ubaidah berkata kepadanya,
"Saya sudah mengatakan kepada engkau bahwa engkau hanya akan memeras air
mata di hadapanku wahai Amirul mukminin. Cukup bagiku apa yang menyampaikan ku
ke tempat peristirahatan dan Akhirat."
Inilah sosok yang kuat dan terpercaya yang sangat memahami arti
dari tanggung jawab dan kepemimpinan, bahwa kepemimpinan adalah beban bukan
keuntungan, itu merupakan kewajiban bukan kemuliaan.
Beliau
seorang gubernur pada masa risalah Nabawiyah, seorang komandan pasukan pada
masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar yang melakukan penaklukan luas.
Memperoleh
harta rampasan yang melimpah dan harta yang banyak, tidak membuatnya lalai. Dia
bersikap zuhud atas semua itu dan hanya mengambil sekadarnya seperti bekal
orang yang melakukan perjalanan
Sesungguhnya
jiwa seperti itu penuh dengan keimanan. Bagi orang seperti, dunia tidaklah
bernilai.
Kisah ini hendaknya dapat menjadi inspirasi bagi para kita.
Mereka, para pemimpin dapat meneladani orang-orang seperti itu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan