Berkenaan dengan pernyataan Mujahid bahwa ruh tidak berada di dalam surga, melainkan hanya makan dari buah-buahan surga serta dapat merasakan semerbak surga;
pendapat ini dibantah oleh sebuah riwayat dari Imam Ahmad di dalam al-Musnad dari hadis-hadis Ibnu Ishaq, dari -Ashim bin ‘Umar, dari Mahmud bin Labid, dari Ibnu ‘Abbas ra., dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Para syahid berada di tepi sungai di gerbang surga pada kubah hijau. Rezeki mereka keluar menuju mereka dari surga di setiap pagi dan petang.”
Sabda ini tidak menafikan keberadaan mereka di dalam surga karena yang disebutkan itu adalah sebuah sungai dari surga dan rezeki mereka mendatangi mereka dari surga sehingga mereka berada di dalam surga; walaupun mereka belum menempati tempat-tempat duduk mereka di surga itu.
Mujahid menafikan masuknya ruh-ruh itu secara sempurna dari segala segi, sementara apa yang disampaikan tidak mampu meliputi seluruhnya karena selalu menonjolkan sesuatu hal tanpa sesuatu hal yang lain. Namun, tentu saja penyampaian yang paling sempurna dan paling tepat menyampaikan apa yang ingin disampaikan adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Setelah itu, barulah apa yang disampaikan oleh para sahabat. Setiap kali Anda naik, Anda akan dapat melihat kesembuhan, petunjuk, dan cahaya; setiap kali Anda menurun, Anda akan melihat kebingungan, berbagai tuduhan, dan ucapan tanpa ilmu.
Abu ‘Abdullah bin Mandah berkata, Musa bin ‘Ubaidah meriwayatkan, dari ‘Abdullah bin Yazid, dari Umm Kabsyah binti Ma‘rur, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah saw. masuk menemui kami, maka kami pun bertanya kepada beliau tentang ruh-ruh ini. Beliau pun menyampaikan sebuah penjelasan yang membuat menangis seluruh Ahlu Bait. Beliau bersabda, “Sesungguhnya ruh-ruh kaum mukminin berada dalam tembolok burung hijau yang dipelihara dalam surga, makan dari buah-buahannya, minum dari airnya dan hinggap ke lentera-lentera emas di bawah Arsy seraya berucap, ‘Wahai Allah gabungkanlah bersama kami saudara-saudara kami dan berilah kami apa yang telah Engkau janjikan.’ Sementara ruh-ruh kaum kafir berada dalam tembolok burung hitam yang makan dari neraka, minum dari neraka dan hinggap ke bebatuan di neraka seraya berucap, ‘Wahai Allah jangan Engkau gabungkan bersama kami saudara-saudara kami dan jangan, lah Engkau beri kami apa yang telah Engkau janjikan.’”
Thabrani menyatakan, “Abu Zur’ah ad-Dimasyqi menuturkan ke, pada kami, “Abdullah bin Shalih menuturkan kepada kami, Mu’awiyah bin Shalih menuturkan kepadaku, dari Dhamrah bin Habib, dia berkata; Rasulullah saw. pernah ditanya tentang ruh-ruh orang-orang mukmin, Beliau menjawab, ‘Berada di dalam burung hijau yang hilir mudik di surga sekehendak mereka.’ Mereka bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana dengan ruh-ruh orang-orang kafir?’ Beliau menjawab, ‘Ditahan di dalam Sijjin.”
Abu Syaikh meriwayatkan hadis-hadis seperti itu dari Hisyam bin Yunus, dari ‘Abdullah bin Shalih; dan hadis-hadis itu juga diriwayatkan oleh Abul Mughirah, dari Abu Bakar bin Abu Maryam, dari Dhamrah bin Habib.
Abu “Abdullah bin Mandah menuturkan sebuah hadis dari Ghunjar, dari Tsauri, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma’dan, dari Abdullah bin Amr, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Ruh-ruh orang-orang mukmin berada dalam burung seperti Zardazir, makan dari buah-buahan surga.”
Hadis-hadis ini juga diriwayatkan dengan status maukuf oleh perawi lain.
Yazid ar-Raqasyi menuturkan dari Anas dan Abdullah asy-Syami menuturkan dari Tamim ad-Dari; dari Nabi saw., “Apabila Malaikat Maut naik ke langit bersama ruh orang mukmin, maka Jibril menyambutnya bersama tujuh puluh ribu malaikat yang masing-masing malaikat menyampaikan kabar gembira dari langit selain kabar gembira sahabatnya. Ketika dia sampai di Arsy, dia pun tunduk bersujud. Allah swt. lalu berkata kepada Malaikat Maut, “Pergilah engkau bersama ruh hamba-Ku, lalu letakkanlah ia di pohon bidara yang tidak berduri (sidr makhdhud), naungan yang terbentang luas (zhill mamdud) dan air yang tercurah (ma maskub).”
Hadis-hadis ini diriwayatkan oleh Bakr bin Khunais, dari Dhirar bin ‘Amr, dari Yazid dan Abu ‘Abdullah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan