Seorang pencuri masuk
ke rumah Malik bin Dinar. Ia memeriksa sisi rumah, namun tidak menemukan barang yang dapat dicuri.
Malik bin Dinar mengawasi gerak-gerik si pencuri dari kejahuan. Setelah si
pencuri yakin bahwa usahanya sia-sia, ia pun segera bergegas keluar. Belum
sempat ia keluar, Malik bin Dinar menyapa, "Kemarilah, kamu telah datang
kepadaku karena menginginkan sesuatu, namun tidak memperolehnya. Sekarang, jika
kamu tidak berhasil mendapatkan kebaikan hissi (kebendaan), insyaa Allah kamu
akan mendapatkan kebaikan maknawi. Shalatlah dua rakaat di atas sajadahku
ini!"
Pencuri itu kemudian berwudhu dan shalat dua rakaat di atas sajadah beliau, sementara Malik bin Dinar berdoa agar si pencuri mau bertobat.
Pencuri itu kemudian berwudhu dan shalat dua rakaat di atas sajadah beliau, sementara Malik bin Dinar berdoa agar si pencuri mau bertobat.
Ketika pencuri itu keluar dari rumah Malik bin Dinar, ia telah berada di alam (kehidupan) yang lain.Tanda-tanda pengabulan tampak pada dirinya. Cahaya ketaatan bersinar di
wajahnya. Keesokan harinya kawan-kawannya sesama pencuri bertemu dengannya di jalan.
"Wahai Fulan, melihat wajahmu yang berseri-seri, kami yakin bahwa semalam kamu mendapatkan hasil curian yang memuaskan," kata mereka "Sama sekali tidak, tidak sedikitpun kuperoleh harta, tapi yang kudapatkan adalah curian cahaya dan ilmu. Aku masuk ke rumah Malik bin Dinar, tetapi tidak menemukan sesuatu yang dapat kucuri.
Ketika akan krluar, beliau memanggilku dan menyuruhku shalat dua rakaat di
sajadahnya, sewaktu aku shalat beliau mendoakan aku. Jadi, kebahagiaan ini adalah
kebahagiaan ketaatan. Karena itu, setelah hari ini, aku bukanlah teman kalian
lagi”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan