(SAYIID ABDULLAH AL HADDAD PENGASAS TAREKAT HADDADIYYAH)
Dan telah datang penjelasan bahwasanya Malaikat tidak akan pernah memasuki suatu rumah yang di dalamnya terdapat orang yang berjunub. Apabila malaikat telah pergi, maka akan datanglah syaithan dari segala penjuru. Oleh karena itu takutlah kamu jika engkau makan atau tidur dalam keadaan junub sehingga engkau akan mengalami bahaya disebabkan hal yang demikian itu. Apabila engkau tidak mampu untuk melakukan mandi jinabat seketika, maka berusahalah agar engkau dapat mencuci farji dan berwudhu’. Dan wajib bagi kamu untuk selalu memperbaharui wudhu’ pada setiap mengerjakan shalat fardhu, dan berusahalah agar engkau selalu dalam kondisi bersuci (menanggung wudhu) dan bersegeralah perbaharui wudhu apabila engkau berhadats karena sesungguhnya wudhu’ adalah senjata orang Mukmin. Dan manakalah senjata selalu berada di tangan, maka musuh pastilah akan selalu menjauh darimu. Dan sungguh telah datang seseorang menghadap kepada Syaikh Abi Al-Hasan Asy-Syadzily RA untuk mengajarinya ilmu kimia, maka Syaikh memerintahnya untuk mendampingi beliau selama satu tahun dengan syarat selalu memperbaharui wudhu apabila berhadats, kemudian mengerjakan shalat dua reka’at. Maka Syaikh akan mengajarinya ilmu kimia setelah itu. Maka setelah sempurna satu tahun, pergilah lelaki tersebut ke sebuah sumur dengan maksud hendak mengambil air minum dari sumur itu, dan secara tiba-tiba dipenuhilah timba itu dengan emas dan perak. Maka dibuanglah kembali emas dan perak itu ke dalam sumur karena zuhudnya daripada emas dan perak tadi. Maka kembalilah lelaki tersebut menghadap Syaikh Abi Al-Hasan Asy-Syadzily RA dan menceritakan apa yang telah terjadi. Maka berkatalah Syaikh kepada orang itu, “Sekarang engkau telah menjadi seorang ahli kimia. Dan Syaikh memerintahkannya ntuk menyeru manusia ke jalan Allah.
Dan telah datang penjelasan bahwasanya Malaikat tidak akan pernah memasuki suatu rumah yang di dalamnya terdapat orang yang berjunub. Apabila malaikat telah pergi, maka akan datanglah syaithan dari segala penjuru. Oleh karena itu takutlah kamu jika engkau makan atau tidur dalam keadaan junub sehingga engkau akan mengalami bahaya disebabkan hal yang demikian itu. Apabila engkau tidak mampu untuk melakukan mandi jinabat seketika, maka berusahalah agar engkau dapat mencuci farji dan berwudhu’. Dan wajib bagi kamu untuk selalu memperbaharui wudhu’ pada setiap mengerjakan shalat fardhu, dan berusahalah agar engkau selalu dalam kondisi bersuci (menanggung wudhu) dan bersegeralah perbaharui wudhu apabila engkau berhadats karena sesungguhnya wudhu’ adalah senjata orang Mukmin. Dan manakalah senjata selalu berada di tangan, maka musuh pastilah akan selalu menjauh darimu. Dan sungguh telah datang seseorang menghadap kepada Syaikh Abi Al-Hasan Asy-Syadzily RA untuk mengajarinya ilmu kimia, maka Syaikh memerintahnya untuk mendampingi beliau selama satu tahun dengan syarat selalu memperbaharui wudhu apabila berhadats, kemudian mengerjakan shalat dua reka’at. Maka Syaikh akan mengajarinya ilmu kimia setelah itu. Maka setelah sempurna satu tahun, pergilah lelaki tersebut ke sebuah sumur dengan maksud hendak mengambil air minum dari sumur itu, dan secara tiba-tiba dipenuhilah timba itu dengan emas dan perak. Maka dibuanglah kembali emas dan perak itu ke dalam sumur karena zuhudnya daripada emas dan perak tadi. Maka kembalilah lelaki tersebut menghadap Syaikh Abi Al-Hasan Asy-Syadzily RA dan menceritakan apa yang telah terjadi. Maka berkatalah Syaikh kepada orang itu, “Sekarang engkau telah menjadi seorang ahli kimia. Dan Syaikh memerintahkannya ntuk menyeru manusia ke jalan Allah.
Dan wajib bagi kamu untuk
mengerjakan shalat dua rekaat setelah berwudhu’ dan jika engkau tidak mampu
untuk melanggengkan bersuci maka berusahalah engkau tidak meninggalkan wudhu
ketika engkau duduk di dalam masjid, dan ketika membaca Al-Qur’an, dan ketika
mengkaji ilmu agama, dan ketika duduk untuk berdzikir dan lain sebagainya dari
beberapa amalan ibadah. Dan apabila engkau mengerjakan wudhu atau mandi jinabat
maka takutlah engkau dengan hanya mengerjakan fardhunya sahaja, akan tetapi
sebaiknya engkau juga harus menjaga sunah-sunahnya pula.
Dan sebaiknya bagi kamu untuk
mandi pada sebagian waktu dengan niat membersihkan diri meskipun engkau tidak
dalam keadaan jinabat. Dan telah pula datang penjelasan tentang mandi
teesebut seperti mandi pada hari Jum’ah maka menjadi suatu keharusan bagi kamu
untuk melaksanakannya. Demikian pula pada waktu-waktu yang lain . dan apabila
telah selesai melaksanakan wudhu’ demikian pula mandi, maka ucapkanlah “Asy
hadu An-Laa Ilaaha IllaLlaah wahdaHu Laa Syariika laHu, wa Asyhadu Anna
Muhammadan ‘AbduHu wa RasuuluH.
Dan wajib pula bagi kamu untuk
selalu menjaga tatakrama sebagaimana yang termaktub di dalam As-Sunnah
baik secara lahir maupun bathin demikian pula dalam kebiasaan sehari-hari
maupun ketika melaksanakan ibadah, dengandemikian maka akan sempurnalah
Mutaba’ah dan sempurna pula bagimu dalam mengikuti jejak RasuluLlah
SAW yaitu Rasul Yang penuh rahmah dan Nabi yang membawa petunjuk
ke jalan yang lurus. Jika engkau menginginkan termasuk menjadi golongan Ash-Shiddiqiin,
maka janganlah engkau melakukan sesuatu baik itu merupakan amal kebiasaan
sehari-hari terlebih lagi suatu amalan ibadah kecuali engkau mengetahui dan
melihat adakah RasuluLlah SAW, juga para sahabat RA sama ada melakukan hal yang
demikian atau tidak. Apabila engkau tidak mendapati Mereka melakukan hal yang
demikian, maka tahanlah dirimu untuk tidak mengerjakannya meskipun perbuatan
tersebut termasuk sesuatu yang mubah karena sesungguhnya mereka tidak
memasuki amalan tersebut melainkan telah datang khabar / ilmu kepada
mereka dalam hal meninggalkan amalan tersebut. Dan apabila engkau mengetahui
bahwa mereka mengerjakan / memasuki sebuah amal perbuatan, maka yang pertama
ketahuilah bagaimana tata cara mereka mengerjakan amalan tersebut
Dan ketehuilah barang siapa yang menjaga kebiasaan
sehari-hari dengan adab / tata krama yang diajarkan Nabi SAW, maka
Allah akan menjaga dirinya daik secara lahir maupun bathinnya dihindarkan dari tabi’at
dan akhlak yang tercela, dan ia akan mendapatkan kebaikan dan manfaat baik
dalam hal agama maupun perkara duniawiyahnya. Dan bagi seseorang yang
menginginkan kesempurnaan dan kemerdekaan diri serta kesucian diri dari
kotoran, maka hendaklah menjadikan semua gerak dan diamnya baik secara zahir
maupun bathinnya selalu dalam kerangka undang-undang syari’ah, mengikuti
isyarah syar’i dan akal. Dan tercelalah suatu kebiasaan bagi
orang-orang saleh adalah yang dimaksud sebagai ketundukan dalam hal mengikuti
syahwat dan hawa nafsu dan menurutinya, bukannya mengikuti tuntunan syar’i
. apa yang disampaikan di atas adalah yang berkenaan dengan ‘adah /kebiasaan
sehari-hari. Adapun berkenaan dengan masalah ibadah, maka meninggalkannya
adalah suatu kekufuran yang sangat halus / tersembunyi atau kebodohan yang
nyata maka ketahuilah yang demikian ini.
Dan alangkah baik bagi kamu agar engkau memulai
semua urusanmu dengan didahului dengan menyebut asma Allah (basmaLah). Apabila
lupa dalam melafalkannya pada awwal perkara maka bacalah ketika ingat BismiLlahi
fi awwalihi wa akhirihi . Dan usahakanlah agar tidak sekali-kali mengerjakan
suatu urusan atau kebiasaan sehari-hari melainkan dengan didasarkan pada niat
yang baik. Apabila engkau memakai pakaian, maka niatkanlah yang demikian ini
dengan niat untuk menutup auratmu dimana yang demikian ini adalah diperintahkan
Allah untuk menutupinya. Dan mulailah ketika mengenakan pakaian dengan bagian
sebelah kanan dan apabila melepaskannya maka akhirkanlah bagian sebelah kanan.
Dan ucapkanlah ketika melepas pakaian BismiLlaahilladzii laa Ilaaha illa
Huwa. Dan ucapkan ketika mengenakan pakian dengan do’a Alhamdu
liLlaahilladii kasaanii hadzaa warazaqaniihi min ghairi chaulin minny.
Dan wajib bagi kamu untuk tidak berkata-kata
kecuali tentang sesuatu yang baik. Dan setiap perkataan yang tidak layak engkau
ucapkan. Maka mendengarkannyapun haram bagimu. Dan apabila engkau berkata-kata,
maka tartilkanlah ucapanmu dan janganlah engkau memutus perkataan seseorang
kecuali apa yang mereka katakana adalah sesuatu yang dimurkai Allah seperti ghaibah.
Apabila seseorang berkata kepadamu atau meriwayatkan suatu kisah atau cerita
kepadamu padahal apa yang diceritakan itu menurut kamu tidak benar, maka kamu
berkata kepadanya “Tidak benar apa yang engkau katakana” akan tetapi katakanlah
“sesungguhnya yang benar adalah demikian……..
Dan takutlah kamu untuk berlebih-lebihan dalam
mengatakan sesuatu yang tidak penting dan tidak begitu engkau fahami
kebenarannya demikian pulan benyaknya sumpah atas nama Allah. Dan janganlah
sekali-kali bersumpah atas nama Allah kecuali dalam hal yang benar dan sangat
dibutuhkan sumpah itu. Dan takutlah eungkau akan dusta / bohong dalam segala
hal karena yang demikian ini dapat mengurangi iman.
Dan takutlah engkau akan ghaibah / menggunjing
orang lain dan namimah / mengadu domba dan jauhilah segala perkataan
yang kotor dan menahan dari ucapan yang buruk sebagaimana engkau menahannya
dari perkataan yang jelek. Dan fikirkanlah tentang apa yang engkau ucapkan
sebelum engkau melafalkannya. Apabila suatu kebaikan, maka ucapkanlah dan
apabila kejelekan maka diamlah. Sebagaimana sabda baginda Nabi SAW “semua kalam
bani Adam adalah baginya bukan untuknya, kecuali dzikir kepada allah atau amar
ma’ruf nahi munkar”. Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, “Allah Ta’ala
mengasihi seseorang yang mengucapkan kebajikan maka menguntungkannya, atau diam
dari perkataan buruk maka menyelamatkannya”.
Dan takutlah kamu agar tidak sekali-kali
melangkahkan kaki kecuali untuk kebaikan atau untuk suatu keperluan / hahjat.
Dan apabila engkau berjalan , maka janganlah tergesa-gesa dan janganlah engkau
sombong dan membusungkan dada ketika berjalan maka engkau akan jatuh dari
pandangan belas-kasih Allah. Dan janganlah engkau benci jika ada orang
berjalan di depanmu, demikian pula engkau merasa senang kalu orang berjalan di
belakangmu karena yang demikian ini termasuk akhlak orang-orang yang takabur.
Dan jangan banyak menoleh sedang engkau dalam keadaan berjalan dan janganlah
engkau menghentikan langkahmu hanya karena agar mendapatkan keutamaan dari
orang untukmu. Karena sesungguhnya Nabi SAW apabila berjalan seakan tampak
seperti turun dari tempat yang tinggi dan apabila beliau diundang dari belakang
maka beliau berhenti dan tidak menoleh.
Dan wajib bagi kamu ketika duduk, untuk menjaga
auratmu. Dan duduklah menghadap ke arah kiblat dalam keadaan khusyu’ dan
janganlah engkau memperbanyak gerakan ataupun berdiri dari tempat dudukmu. Dan
janganlah engkau memperbanyak bersin atau menguap di hadapan orang banyak. Dan apabila engkau terpaksa menguap maka
letakkanlah tangan kirimu di depan mulutmu. Dan janganlah engkau memperbanyak
tertawa karena yang demikian ini dapat mematikan hati. Dan jika engkau mampu
menjadikan tertawamu itu sebagai senyuman maka lakukanlah. Dan janganlah engkau
berdiri dari tempat dudukmu hingga engkau mengucapkan SubhanaKallahumma
wabihamdika asyhadu allaa Ilaaha illa Anta astaghfiruKa wa atuubu ilaiK.
Dan sesungguhnya telah datang penjelasan yang mengatakan bahwa barang siapa
yang melakukan hal yang demikian maka Allah akan mengampuni dosa dalam majlis
tertsebut. Dan apabila engkau hendak pergi tidur, maka berbaringlah pada
punggungmu sebelah kanan menghadap kiblat dalam keadaan bertaubat atas segala
dosa seraya berkeinginan untuk mendirikan shalat malam dengan berdo’a BismiKaLlaahumma
Rabby wadha’tu janby wa biismiKa arfa’ahu faghfirly dzunuuby. Allahumma fanny
‘adzaabaka yauma Tajma’u ‘ibaadaKa (3X), AstaghfiruLlaahal ‘Adziim
Alladzii laa Ilaaha Illa Huwal Hayyul Qayyumu wa atuubu ilaiH (3X), dan ucapkan
SubhanaLlah (33X), dan demikian pula alhamduliLlah, dan Allahu akbar (34X).
dan bagi orang yang hendak tidur ada beberapa dzikir selain yang tersebut tadi,
maka janganlah lupa (berdzikir)/ mengingat Allah. Dan janganlah
sekali-kali engkau tidur kecuali dalam keadaan suci (dari hadast dan najis) dan
biarlah tidur menghampirimu sedangkan engkau dalam keadaan berdzikir kepada
Allah Ta’ala. Dan janganlah engkau mempergunakan tempat tidur yang nyaman
karena yang demikian akan menyebabkan engkau nyenyak dan banyak tertidur dan
meninggalkan bangun shalat malam. Maka akan besarlah penyesalanmu dan
kerugianmu manakala engkau mengetahui apa yang dijanjikan Allah bagi orang yang
mendirikan shalat malam. Sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW, “Kelak pada
hari kiyamat manusia akan dikumpulkan pada satu tempat maka diserukan, ‘Dimana
orang-orang yang jauh punggungnya dari tempat tidurnya hingga ia mendirikan
shalat malam, dan sedikit sekali mereka itu. Maka mereka masuk surga tanpa
hisab’”.
Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, “Telah
berkata Ummu Sulaiman (Ibu dari Nabi Sulaiman bin Daud AS) ‘Wahai
anakku, janganlah engkau memperbanyak tidur di malam hari karena barang siapa
yang banyak tidur di malam hari maka kelak di hari kiyamatia akan datang dalam
keadaan faqir.
Dan telah berkata Imam Ghazali RA, “Ketahuilah
sesungguhnya siang dan malam terbagi dalam 24 jam. Maka jangan sampai tidurmu
melebihi dari 8 jam, karena jika umurmu mencapai 60 tahun niscaya engkau telah
menyia-nyiakan waktu selama 20 tahun yaitu 1/3 nya. Dan apabila engkau
berkeinginan untuk tidur, maka berusahalah agar engkau berbaring pada punggung
sebelah kananmu dalam keadaan menghadap kiblat dan berusahalah untuk tidak
membelakanginya. Akan tetapi apabila tidurmu engkau maksudkan hanya untuk
beristirahat dan bukannya tidur sungguhan, maka tidak mengapa / bolehlah engkau
berbaring dengan punggung sebelah kiri pada waktu qaelulah (tidur
siang sebentar untuk memulihkan tenaga), dengan maksud agar nanti malam menjadi
kuat untuk melaksanakan shalat malam. Dan takutlah engkau untuk tidur setelah
shalat subuh karena yang demikian dapat menyebabkan kefaqiran dan
demikian pula tidur setelah waktu ashar karena dapat menyebabkan junun
/ gila. Apabila dalam tidurmu engkau melihat / bermimpi dengan sesuatu yang
membahagiakanmu, maka pujilah Tuhanmu.dan apabila engkau bermimpi tentang
sesuatu yang menggelisahkan/menyusahkanmu, maka memohonlah perlindungan kepada
Allah serta robahlah posisi tidurmu pada sebelah punggung yang lain, dan
janganlah engkau ceritakan mimpi itu kepada seseorang, karena mimpi itu
tidaklah akan membahayakanmu. Dan apabila ada seseorang menceritakan mimpinya
kepadamu, maka janganlah engkau menta’wil mimpi itu hingga
orang itu sendiri yang memintanya, atau orang itu memberikan ijin kepadamu
untuk menta’wilkan mimpi itu.
Dan apabila engkau makan atau minum maka awalilah
dengan basmaLlah diakhiri dengan alhamduliLlah. Makan dan
minumlah dengan menggunakan tangan kanan. Dan apabila dihidangkan makanan di
hadapanmu maka ucapkanlah doa “Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa
ath’amanaa khairan minhu.” Kecuali apabila dihidangkan susu maka
ucapkanlah wazidnaa minhu. Karena sesungguhnya tiada hidangan yang
lebih baik daripada air susu.
Dan wajib bagimu untuk mencuci tangan sebelum
makan, demikian pula sesudahnya. Menyedikitkan suapan dan mengunyahnya sampai
halus. Dan janganlah engkau mengulurkan tangan untuk mengambil makanan hingga
engkau telah menelan apa yang ada di mulutmu. Dan makanlah dari sebelah
pinggir, jangan makan dari tengah-tengah hidangan. Dan apabila ada makanan yang
terjatuh, maka ambil dan bersihkanlah bahagian yang kotor kemudian makanlah.
Janganlah engkau sisakan makanan untuk syaithan. Dan bersihkanlah (dengan
mengulum) jari jemarimu sesudah engkau makan, dan makanlah dengan jari
telunjuk, jari tengah serta ibu jari. Dan apabila memerlukan bantuan dengan
jari jemari yang lain semisal kelingking maka tidak mengapa. Apabila engkau
makan bersama-sama orang lain, maka makanlah dari apa yang paling dekat darimu,
dan janganlah engkau banyak menoleh / memandang kepada orang lain yang hadir
dan janganlah berbicara dengan mereka selagi makan kecuali yang sesuai dan
mendukung suasana saat itu. Janganlah engkau bercakap-cakap sedangkan di dalam
mulutmu masih dipenuhi makanan. Apabila selesai makan maka ucapkanlah do’a “AlhamduliLlah,
Allahumma kamaa ath’amTany thayyiban ista’milny shaalihan. AlhamduliLlahilladzii
ath’amany hadza tha’aam, warazaqaniihi min ghairi haulin minny walaa quwwatin. Barang
siapa yang berbuat demikian maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lewat
dan yang akan datang.
Dan janganlah keinginanmu pada makanan hanya untuk
mendapatkan kelezatan dan memenuhhi syahwat semata karena yang demikian akan
seperti orang yang disabdakan oleh RasuluLlah SAW, “Seburuk-buruk umatku adalah
mereka yang sarapan dengan hal-hal yang nikmat, dari makanan ini jasadnya
tumbuh akan tetapi himmah atau hasratnya hanyalah kepada beraneka macam makanan
dan bermacam-macam pakaian.”
Sayyidina Ali KarramaLlahu Wajhah berkata, “Barang
siapa yang hasratnya hanya sebatas apa yang masuk ke dalam mulutnya, maka
bagiannya adalah sebatas apa yang keluar dari dirinya (kotoran)”
Maka berusahalah dengan sungguh-sungguh agar tidak
sekali-kali masuk ke dalam perutmu kecuali sesuatu yang halal, karene barang
siapa yang memakan sesuatu yang halal selama 40 hari, maka akan bersinarlah
hatinya dan akan mengalir dari hatinya beberapa mata air hikmah melalui
lisannya. Dan Allah akan memuliakannya dengan zuhud terhadap dunia, dan akan
sucilah sirrinya, dan akan menjadi bagus muammalahnya terhadap Tuhannya. Dan
barang siapa yang makan sesuatu yang haram dan syubhat, maka kebalikannyalah
yang ia dapatkan. Dan takutlah dirimu dalam memperbanyak makan dan bersangatan
dalam kekenyangan karena sesungguhnya meskipun makanan tersebut dari barang
yang halal maka hal itu merupakan permulaan dari keburukan. Dan termasuk bahaya
perut kenyang adalah mengerasnya hati dan rusaknya kecerdasan dan keragu-raguan
pikiran dan malas menjalankan ibadah dan lain sebagainya dari beberapa bahaya.
Dan jalan tengah (sedang) dalam hal makan adalah jika engkau menahan diri dari
makanan sedangkan engkau sangat menginginkannya dan tidak sekali-kali
mengulurkan tangan mengambil makanan kecuali engkau sangat membutuhkannya
dengan keinginan yang benar. Dan tanda dari keinginan yang benar adalah jika
engkau merasa ingin terhadap semua jenis makanan (tanpa membeda-bedakannya).
Dan berkasih sayinglah terhadap keluargamu dan
apaibla engkau menghendaki hendak menggauli isterimu maka bacalah ayat WaHuwaLladzii
khalaqa minal maa’I basyaran …Al-ayat . dan yang lebih utama dari kamu
apabila kamu mahu menikah. Dan boleh saja meninggalkannya (tidak menikah)
apabila dirasa hal itu lebih membawa keselamatan bagi agamanya dan lebih beik
bagi hatinya dan lebih menyatukan fikirannya. Dan dimakruhkan dengan sangat
bagi orang yang tidak menikah jiak ia memikirkan hal ihwal tentang wanita yang
membawa hati dan fikiran untuk condong kepadanya (wanita). Dan bagi orang yang
dicoba dengan hal yang demikian sedangkan ia tidak mampu menahannya, maka wajib
baginya melakukan puasa karena sesungguhnya puasa adapt menghancurkan syahwat.
Dan apabila engkau berniat
untuk masuk ke kamar mandi untuk keperluan buang air besar maupun kecil, maka
kenakanlah alas kakimu dan tutuplah kepalamu dan dahulukan kaki kirimu ketiak
masuk dan dahulukan kaki kanan ketika keluar. Dan ucapkan ketika memasuki kamar
mandi BismiLlah Allahumma inny a’udzubika minal khubutsi wal khabaaits. Dan
ketika keluar mengucapkan Ghufraanaka AlhamduliLlahilladzii adzhaba ‘annyl
adza wa’afany. Dan janganlah engkau berdzikir kepada Allah dalam keadaan
yang demikian kecuali hanya di dalam hati. Dan janganlah engkau membawa sesuatu
yang padanya tertulis asma Nya yang demikian ini dikarenakan mengagungkanNya.
Dan janganlah engkau bercakap-cakap kecuali terpaksa (darurat). Dan janganlah
engkau angkat pakaianmu kecuali sebatas engkau takut akan terkena najis padanya
dan tutuplah sekiranya orang tidak dapat melihatmu dan berusahalah menjauh
sekira orang tidak memndengarmu atau mencium bau kotoran, dan janganlah
menghadap kiblat atau membelakanginya ketika buang hajat. Dan janganlah engkau
buang hajat pada air yang menggenang meskipun volumenya banyak kecuali karena
terpaksa dan tidak pula buang air ke dalam tanah berlubang dan tempat
bertiupnya angin (sehingga bahunya mengganggu orang lain). Semua itu adalah
kehati-hatian dalam buang air di mana kebanyakan adzab kubur adalah disebabkan
olehnya. Dan apabila engkau bersin maka jagalah suaramu dan tutuplah mulutmu
dan ucapkanlah AlhamduliLlahi Rabbil Alamiin
Dan suatu keharusan bagimu untuk menutupi tempat
makanan dan minuman dan menutup pintu rumah terlebih ketika tidur dan ketika
meninggalkan rumah. Dan janganlah sekali-kali engkau tidur sehingga telah
mematikan semua api di dalam rumah dari lampu, dan lain-lain. Dan apabila di
pagi hari engkau dapati tempat air dan makan minum telah terbuka terbuka maka
janganlah engkau meminum air yang berada di dalamnya dan janganlah engkau
pergunakan air itu selain untuk keperluan membersihkan najis karena air
tersebut suci akan tetapi dalam penggunaannya mengandung bahaya. Telah
memperingatkan Syaikh Ibnu Araby dalam kitab futuhaat “sesungguhnya
dalam keadaan malam hari ada hal yang penting yaitu turunnya beberapa penyakit.
Apabila terdapat tempat makan/minum yang terbuka maka masuklah penyakit itu.
Dan karena itulah RasuluLlah SAW memerintahkan untuk menutup tempat air dan
makan minum. Dan apabila engkau tidak mendapati sesuatu untuk menmutupi semua
itu maka sebutlah asma Allah dan bertawakallah kepada Allah sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berserah diri.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan