Paling nista
di hadapan Allah...
Di antara
semua manusia, yang paling nista di hadapan Allah ada dua orang.[1] Yang satu
ialah yang mengabdi pada hawa nafsunya. la menyimpang dari jalan Allah dan
senang berbicara tentang bidah dan mengundang ke jalan salah. Karena itu ia
merupakan gangguan bagi orang-orang yang terpikat padanya, ia sendiri tersesat
dari petunjuk orang-orang yang mendahuluinya, menyesatkan orang-orang yang
mengikutinya dalam hidupnya atau setelah matinya, membawa beratnya dosa-dosa
orang lain dan terjaring dalam amal buruknya sendiri.
Yang lainnya
adalah orang yang memungut kejahilan. la bergerak di kalangan orang jahil,
tidak merasakan tebalnya bencana, dan buta akan maslahat kedamaian. Orang-orang
yang menyerupai manusia menamakannya orang berilmu, tetapi tidaklah ia berilmu.
la keluar di pagi dini untuk mengumpulkan hal-hal yang tidak adanya lebih baik
ketimbang kelimpahannya, sampai saat ia telah memuaskan hausnya dari air
tercemar dan mendapatkan hal-hal yang tak bermakna.
la duduk di
antara manusia sebagai hakim yang bertanggung jawab atas segala yang
membingungkan orang lain. Apabila suatu masalah yang bermakna ganda diajukan
kepadanya, ia memberikan argumen-argumen gombal tentang itu menurut kehendaknya
sendiri dan membuat keputusan berdasarkannya. Dengan demikian ia terjaring
dalam bingungnya keraguan seperti dalam jaringan laba-laba, dengan tidak
mengetahui apakah ia benar atau salah. Apabila ia benar ia takut kalau-kalau ia
keliru, sedang apabila ia salah ia berharap bahwa ia benar. la jahil,
mengembara dalam keadaan tersesat dalam kejahilan dan menunggang kendaraan
tanpa tujuan sambil bergerak dalam kegelapan. la tidak berusaha untuk
mendapatkan hakikat pengetahuan. la menyebarkan hadis-hadis seperti angin
menebarkan daunan kering.
Demi Allah,
ia tak mampu menyelesaikan masalah yang datang kepadanya dan tak patut untuk
jabatan yang ditugaskan kepadanya. Apa saja yang tidak diketahuinya
dipandangnya tak patut diketahui. la tak menyadari bahwa apa yang di luar
jangkauannya berada dalam jangkauan orang lain. Apabila sesuatu tidak jelas
padanya, ia berdiam diri atasnya, karena ia tahu akan ketidaktahuannya sendiri.
Nyawa-nyawa yang melayang menangisi keputusan-keputusannya yang tak adil, dan
harta (yang telah dibagikan) menggerutu terhadapnya.
Saya
mengeluh kepada Allah tentang orang-orang yang hidup jahil dan mati tersesat.
Bagi mereka tak ada yang lebih tak berharga daripada Al-Qur'an apabila ia
dibaca sebagaimana mestinya, dan tak ada yang lebih berharga daripada Al-Qur'an
apabila ayat-ayatnya dipindahkan dari tem-patnya; tak ada yang lebih keji
daripada kebajikan dan tak ada yang lebih bajik daripada kemungkaran. •
[1] Amirul
Mukminin menganggap dua golongan orang sebagai orang-orang yang paling dibenci
Allah dan yang terburuk di antara manusia. Yang pertama adalah orang-orang yang
salah jalan bahkan dalam ajaran-ajaran mendasar dan sibuk menyiarkan
kemungkaran. Yang kedua, orang-orang yang meninggalkan Al-Qur'an dan sunah dan
menetapkan keputusan melalui khayalan mereka. Mercka menciptakan lingkaran
penganut dan mempopulerkan hukum keagamaan yang mercka ada-adakan sendiri.
Kesesatan dan kesalahan dari orang-orang semacam itu tidak hanya terbatas pada
diri mereka sendiri; benih kesesatan yang mereka taburkan berbuah dan tumbuh
menjadi pohon besar yang memberikan tempat perlindungan kepada orang-orang
sesat, dan kesesatan ini terus berlipat ganda. Dan karena justru orang-orang
inilah sumber yang sesungguhnya maka beratnya dosa-dosa orang lain juga
tertumpuk di pundak mereka scbagaimana dikatakan Al-Qur'an, "Dan
sesungguhnya mereku akan mernikul beban (dosa) mereku, dan bebun-baban
(dosa \ang lain) di samping beban-beban mereka sendiri.... " (QS. 29:13)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan