KARYA BADIUZZAMAN SAID NURSI DALAM KITABNYA “RISALAH NUR”
Tugas Hakiki Manusia:
Beribadah kepada Allah dan Menjauhi
Dosa Besar
Allah bersama Orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat baik
Jika engkau
ingin mengetahui bahwa mendirikan shalat dan menjauhi
dosa-dosa
besar merupakan tugas hakiki yang sesuai dengan
manusia dan
hasil fitri yang cocok dengan penciptaannya, perhatikan
cerita
imajiner yang singkat berikut ini:
Pada saat
terjadi perang di salah satu batalion terdapat dua orang
prajurit:
yang pertama terlatih dan menjalankan tugasnya dengan bersungguh-
sungguh;
sementara yang lain tidak mengetahui tugasnya dan
mengikuti
hawa nafsunya. Orang yang melaksanakan tugasnya dengan
baik sangat
perhatian dengan latihan dan urusan jihad. Ia tidak pernah
memikirkan
urusan kebutuhan hidup dan persoalan rezekinya. Sebab,
ia sadar
dan sangat yakin bahwa penghidupannya, perhatian terhadap
urusannya,
pemberian bekal untuknya, bahkan pengobatan untuknya
ketika
sakit, serta satu suap yang masuk ke dalam mulutnya adalah
kewajiban
negara. Kewajiban utamanya hanya berlatih dan berjuang.
Meskipun
demikian, ia sadar kalau kewajiban tersebut tidak menghalanginya
untuk
menyiapkan bekal dan mengerjakan sejumlah hal seperti
memasak dan
mencuci perabotan. Bahkan di saat mengerjakannya
kalau ditanya,
“Apa yang sedang kau kerjakan?” Ia tentu menjawab,
“Aku sedang
melaksanakan sebagian kewajiban negara secara sukarela.”
Ia tidak
menjawab, “Aku bekerja untuk mencari nafkah saya.”
Adapun
prajurit yang lain, yang tidak mengetahui kewajibannya,
malas
berlatih dan tidak memiliki perhatian dengan urusan perang. Ia
berkata,
“Itu urusan negara. Apa urusannya denganku?” Karena itu ia
sibuk
dengan urusan nafkahnya dan terus menumpuk harta sehingga
ia
meninggalkan batalion untuk segera melakukan transaksi jual beli
di pasar.
Pada suatu
hari temannya yang terlatih berkata, “Wahai saudaraku,
tugas
utamamu adalah berlatih dan berperang. Engkau didatangkan ke
sini untuk
melaksanakan tugas tersebut. Adapun urusan hidup serahkan
kepada
penguasa negara. Ia tidak akan membiarkanmu lapar sebab
itu adalah
tugas dan kewajibannya. Di samping itu, engkau tidak berdaya
dan fakir.
Engkau tidak bisa memenuhi kebutuhanmu di setiap
tempat.
Lebih dari itu, kita sedang berada dalam kondisi jihad dan di
pentas
perang dunia yang besar. Aku khawatir mereka menganggapmu
sebagai
pembangkang sehingga mendapatkan hukuman.
Ya, ada dua
tugas yang tampak di hadapan kita. Pertama tugas penguasa,
yaitu
memenuhi kebutuhan kita. Kita kadang dipekerjakan secara
cuma-cuma
untuk menunaikan tugas tersebut. Yang kedua adalah
tugas kita,
yaitu berlatih dan berperang. Dalam hal ini, penguasa memberikan
kepada kita
sejumlah bantuan dan fasilitas yang diperlukan.
Wahai
saudaraku, andaikan si prajurit tersebut tidak memerhatikan
ucapan
pejuang yang terlatih tadi betapa ia sangat merugi dan menghadapi
bahaya.
Wahai jiwa
yang malas, medan yang bergejolak dengan perang
adalah
kehidupan dunia ini. Pasukan yang terbagi kepada sejumlah
batalion
adalah umat manusia. Batalion itu sendiri adalah komunitas
muslim saat
ini. Lalu kedua prajurit tersebut yang pertama adalah orang
yang
mengetahui kewajiban agama dan melaksanakan berbagai kewajibannya.
Ia adalah
muslim bertakwa yang berjuang melawan nafsu dan
setan agar
tidak terjatuh ke dalam dosa dan menjauhi berbagai dosa
besar.
Sementara yang kedua adalah orang fasik yang merugi yang sibuk
mencari
dunia karena tidak percaya kepada Pemberi Rezeki hakiki.
Dalam
menggapai sesuap nasi, ia berani meninggalkan kewajibannya
dan
mengerjakan maksiat. Selanjutnya, berbagai latihan yang ada berupa
ibadah,
khususnya shalat. Perang adalah perjuangan manusia dalam
melawan
diri dan hawa nafsunya, menghindarkan diri dari dosa dan
akhlak
tercela, serta melawan setan dari kalangan jin dan manusia guna
menyelamatkan
kalbu dan ruhnya dari kebinasaan abadi. Kemudian
kedua tugas
di atas, yang pertama memberikan kehidupan dan pemeliharaanya;
yang kedua
adalah beribadah dan memohon kepada Sang
Pemberi dan
Pemelihara kehidupan, serta bertawakkal, dan percaya
kepada-Nya.
Ya, Dzat
yang memberikan kehidupan, yang menciptakannya sebagai
kreasi
menakjubkan yang paling bersinar serta menjadikannya sebagai
hikmah
rabani yang cemerlang adalah Dzat yang memeliharanya.
Hanya Dia
yang menjaga dan terus menyuplai rezeki untuknya. Engkau
ingin
mengetahui buktinya? Hewan yang paling lemah dan paling
bodoh
mendapatkan rezeki yang paling baik dan paling bagus. Misalnya
ikan dan
ulat. Makhluk yang paling lemah dan paling halus bisa
mendapatkan
makanan yang paling nikmat dan paling baik. Misalnya
anak-anak
kecil.
Agar engkau
dapat memahami bahwa sarana untuk mendapatkan
rezeki yang
halal bukan berupa kekuatan dan ikhtiar manusia, namun
kelemahan
dan ketidakberdayaannya, cukuplah engkau membandingkan
antara ikan
yang bodoh dan serigala, antara anak-anak yang tidak
memiliki
kekuatan dan binatang buas pemangsa, dan antara pohon
yang tegak
berdiri dan hewan yang terengah-engah.
Orang yang
memutuskan shalatnya lantaran sibuk mencari dunia
sama
seperti prajurit yang meninggalkan latihan dan paritnya kemudian
meminta-minta
di pasar. Mencari rezeki di dapur rahmat Tuhan
Pemberi
Rezeki Yang Maha Pemurah setelah menegakkan shalat sehingga
tidak
menjadi beban bagi yang lain adalah baik dan memiliki
wibawa. Hal
itu pun bagian dari ibadah.
Selanjutnya
fitrah manusia berikut sejumlah perangkat maknawi
yang Allah
tanamkan padanya menjadi bukti bahwa ia tercipta untuk
beribadah.
Sebab, mengenai kekuatan dan aktivitas yang diperlukan
untuk
kehidupan dunia manusia tidak akan mencapai tingkatan burung
pipit yang
paling rendah sekalipun. Namun, manusia merupakan
pemimpin
seluruh makhluk dilihat dari sisi ilmu, memohon melalui kepapahannya,
serta
ibadah yang diperlukan untuk kehidupan maknawi
dan
ukhrawinya.
Wahai jiwa,
jika engkau menjadikan kehidupan dunia sebagai tujuan
lalu
mengerahkan seluruh potensimu padanya, maka engkau tak
ubahnya
seperti burung yang paling hina.
Adapun jika
engkau menjadikan kehidupan akhirat sebagai akhir
impian
serta menggunakan kehidupan dunia sebagai sarana dan ladang
untuk
meraih akhirat, lalu engkau berusaha untuknya, maka engkau
seperti
pemimpin seluruh makhluk hidup dan hamba yang memohon
dan
tersayang di sisi Pencipta Yang Maha Pemurah. Engkau juga akan
menjadi
tamu yang mulia dan terhormat di dunia ini.
Di
hadapanmu terdapat dua jalan, pilihlah mana yang kau suka!
Mintalah
petunjuk dan taufik kepada Tuhan Yang Maha Penyayang.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan