Para Sufi
dikenal sebagai Pencari Kebenaran. Kebenaran ini berupa pengetahuan akan
kenyataan objektif. Suatu kali, seorang tiran yang bebal dan tamak hendak
memiliki sendiri kebenaran ini. Namanya Rudarigh (Roderick,
Roderigo), seorang raja besar di Murcia, Spanyol. Ia menetapkan bahwa kebenaran
bisa ia peroleh dengan memaksa Umar al-Alawi dan Tarragona untuk mengatakannya.
Umar
ditangkap dan dibawa ke istana. Kata Rudarigh, "Aku sudah menitahkan agar
kebenaran yang kau ketahui harus kau sampaikan padaku dalam kata-kata yang bisa
kumengerti, kalau tidak nyawamu akan kucabut."
Jawab Umar,
"Apakah Tuan mengindahkan kebiasaan dalam istana terhormat ini, di mana
bila seorang tahanan mengatakan kebenaran untuk menjawab suatu pertanyaan dan
kebenaran itu memang benar adanya, maka tahanan itu akan dibebaskan?"
"Tentu
saja," balas raja.
"Biarlah
Semua yang hadir di sini menjadi saksinya," kata Umar, "dan kini saya
akan mengungkapkan bukan satu melainkan tiga kebenaran."
"Kami
semua harus yakin," kata Rudarigh, "bahwa apa yang kau katakan
sebagai kebenaran memang benar adanya. Bukti-bukti harus menguatkan
perkataanmu."
"Bagi
raja seperti Tuan," sahut Umar, "yang padanya tak cukup hanya
diungkapkan satu kebenaran melainkan tiga, kami juga bisa memberi kebenaran
yang terbukti dengan sendirinya."
Rudarigh
sangat senang mendengar pujian itu.
"Kebenaran
pertama," kata Sang Sufi, "adalah -sayalah yang bernama Umar Sang
Sufi dari Tarragona. Kedua adalah, Raja akan membebaskan saya jika saya
mengatakan kebenaran. Ketiga, Raja ingin mengetahui kebenaran yang bisa Raja
pahami."
Kesan yang
ditimbulkan oleh kata-kata tersebut membuat penguasa tiran itu pun terpaksa
melepaskan Sang Darwis.
Kisah ini memperkenalkan legenda lisan
para darwis yang secara tradisional disusun oleh Al-Mutanabbi.
Kisah-kisah ini, wasiatnya, menurut para penutur cerita, tidak boleh dituliskan
selama seribu tahun.
Al-Mutanabbi, salah
seorang penyair Arab terbesar. Wafat seribu tahun yang lalu
Salah satu
keistimewaan kumpulan kisah ini adalah selalu direvisi dan waktu ke waktu,
dikarenakan pengisahan kembali terus-menerus harus sesuai dengan 'perubahan
zaman'.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan