Abu Hurairah ra pernah mengatakan, “Demi Allah yang
tidak ada Tuhan selain Dia, aku pernah menempelkan lambungku di atas tanah
karena rasa lapar. Aku juga pernah mengikatkan beberapa batu di perutku karena
rasa lapar. Pada suatu hari, aku pernah duduk di jalan yang biasa para sahabat
lewati. Kemudian lewatlah Abu Bakar ra lalu aku bertanya tentang ayat dari
Kitabullah (Al-Quran) dan aku tidaklah menanyakannya selain agar Abu Bakar
menjamuku, namun ia tidak melakukannya. Setelah itu, lewatlah Umar bin Khattab
ra, kemudian aku bertanya kepadanya tentang ayat dari Kitabullah (Al-Quran) dan
aku tidaklah menanyakannya selain agar Umar menjamuku, namun ia tidak
melakukannya. Setelah itu lewatlah Abul Qasim (Rasulullah Saw). Ketika melihatku,
beliau tersenyum dan mengetahui apa yang tergambar di wajah dan hatiku. Beliau
lalu bersabda, “Wahai Abu Hurairah,”. Aku menjawab, “Aku penuhi panggilanmu,
wahai Rasulullah Saw.” Beliau bersabda, “Ikutlah,”. Lalu aku mengikuti beliau.
Aku lalu meminta izin untuk masuk dan beliau mengizinkanku. Ternyata, aku
mendapatkan susu di dalam mangkuk,” (HR Al- Bukhari, Shahih Bukhari, Juz 4, No
6452)
Hadits berisikian penuturan sederhana dari periwayat
hadits ini, Abu Hurairah memberikan gambaran tentang perasaan hayaa’ (malu)
meminta kepada manusia. Betapapun sang imam sangat merasakan lapar, beliau
tidak serta merta meminta untuk dijamu atau diberi makanan. Beliau justeru
mengalihkan keadaan dengan mengajukan pertanyaan kepada dua khalifah tentang
suatu ayat, dan dua sahabat itupun rupanya belum peka terhadap rasa lapar luar
biasa yang dirasakannya.
Allah Swt akhirnya Maha Mengetahui apapun yang
dirasakan para hamba-Nya. Melalui Rasulullah Saw—yang juga tahu bahwa Abu
Hurairah ra kelaparan, beliau dengan santun memberi semangkuk susu tanpa harus
bertanya apakah ia lapar atau tidak. Sebab biasanya, orang lapar tergambar dari
raut wajahnya.
Betapapun, melalui hadits ini, Abu Hurairah
mengajarkan kita tiga kesabaran yaitu: sabar menahan lapar, sabar untuk tidak meminta
kepada manusia dan sabar (sebab Allah tidak tinggal diam) menunggu jamuan-Nya.
Sikap dan sifat Abu Hurairah ra ini tak lepas dari
akhlak yang diajarkan Rasulullah ra ajarkan kepada para sahabat. Rasulullah
adalah utusan-Nya yang paling malu dalam meminta kepada selain-Nya. Bahkan
dalam suatu hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah Saw terbiasa
untuk berpuasa jika tidak memiliki makanan yang dapat dimakan hari itu. Bukan
karena Rasulullah Saw irit dan miskin, beliau justeru memilih untuk tidak
banyak mengisi perut untuk menghindari kekenyangan. Sebab, banyak dampak ketika
kita terlalu kenyang.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan