(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Selasa Petang 19 Syawal tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al-Ma’murah,
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Bajunya nampak elok dan bersih hatinya
kotor, berzuhudlah dalam kebolehan dan malas bekerja untuk makan guna mengisi
agama, dan tidak mengenal wara (memelihara diri dari perkara haram dan subhat)
terhadap makanan yang jels haram.
Bagi orang umum permasalahan itu tidak
jelas tetapi bagi al khawash (abdal) sama sekali tidak – tetap jelas --- .
Setiap zuhud dan kebaktiannya hanya dari lahirnya saja. Lahiriahnya memerintah,
tetapi batiniahnya menentang.
Celaka kamu tunduk kepada Allah hanya
dengan hati bukan meliputi acuan. Segala hal ini bergantung pada hati dan
dimensi ketiga (sirr). Telanjangkan dirimu terhadap apa pun yang jiwamu
bertempat di sana, hingga punya mu dicabut Allah tiada terasa sakit. Kosongkan
dirimu hingga Dia bersamamu.
Tinggalkan baju kelemahan dalam hak
Allah. Lepaskanlah baju keberhentianmu bersama makhluk dan persekutuanmu
bersama mereka, lepaskan baju syahwat, baju dungu, baju ujub dan baju nifaq,
juga baju cintamu menerima makhluk dan penerimaan mereka atasmu, dan pemberian
mereka untukmu, lepaskan pakaian dunia dan pakaian-pakaian akhirat. Tanggalkan
pengitarmu, kekuatan dan kemarahanmu, campakkan dirimu di hadapan Al-Haq tanpa
daya kekuatan dan tanpa mengenal henti dalam pertautan sebab (causalita), tanpa
menyekutukan makhluk.
Bila engkau laksanakan ini engkau akan
melihat kelembutan Dia datag mengitarimu. Takhmat-Nya terkumpul untukmu, nikmat
dan pemberian-Nya menutupimu. Tujulah Dia, putuskan dunia dengan telanjang.
Jalnalh kepada-Nya dengan terputus dan terpusat dari selain Dia. Tujulah Dia
dalam pencarianmu; yaitu pencarian yang bisa menyatukan dirimu dan mempagutkan
jiwamu dengan kekuatan lahir dan batin. Sehingga kalaupun keberadaan ini
terkunci untukmu dan yang berat dibebankan atasmu engkau tidak merasa berat,
bahkan di sana ia menjagamu dari kelenyapan makhluk melalui tauhid yang engkau
genggam, mengosongkan dunia dengan tangan zuhud dan mengosongkan segala selain
Allah dengan genggaman cinta, sungguh sempurnalah; baik dan selamat, dan
beruntung mendapat kebaikan dunia dan akhirat. Jagalah dirimu dari perbudakan
nafsu, hawa dan setan-setan penunggumu sebelum mati. Jagalah kematianmu secara
tertentu sebelum datang kematian sesungguhnya.
Wahai manusia, sambutlah
seruku ini, karena aku berdoa kepada Allah untukmmu agar dirimu tersampai ke
pintu-Nya serta menaati perintah-Nya. Aku tidak mendoa-kanmu agar dirimu sampai
ke pintu-Nya serta mentaati perintah-Nya. Aku tidak mendoakanmu untuk diriku
pribadi. Orang munafik itu tidak mau berdoa kepada Allah untuk manusia umum,
tetapi ia berdoa untuk diri sendiri, pencari untung dan penerima untung. Wahai
orang dungu, mengapa engkau enggan mendengar suara ini dan bermalas-malasan
dalam Biara bersama nfsumu. Pertama kali yang engkau butuhkan adalah
persahabatan dengan orang-orang alim, membunuh nafsu dan segala sesuatu selain
Allah, baru memungkinkan kamu memasuki tempat mereka. Maksudku adalah; orang
berilmu, setelah itu menyendiri bersama mereka dan bertempat dalam kediaman
sendiri bersama Al-Haq. Kalau demikian sudah jelas sempurna atasmu niscaya
engkau akan merobah menjadi pengobat manusia lain, menjadi penjembat memperoleh
petunjuk atas konsesi Allah. Lisanmu terpelihara tapi hatimu maksiat. Lisanmu
penuh memuji Allah tapi hatimu lari dari-Nya. Lahirmu Muslim tapi hatimu kafir.
Rupanya hatimu seperti gamping yang runtuh dari rumah mandi. Bila hal ini
terjadi terus menerus padamu, berarti setan berrhasil membangun pos-pos dalam
hatimu dan menjadi pemukimannya yang paling strategis.
Orang beriman tentu menjunjung
penghidupan batininya untuk menghidupkan lahiriah. Mereka laksana pekerja rumah
yang memberi harta kepada setiap orang yang memasukinya, padahal pintunya
runtuh. Setelah penghidupannya sempurna lalu mereka memperbaiki pintunya.
Demikian Bidayah Allah dan Ridha-Nya, baru mereka berpaling menuju makhluk
(manusia) dengan izin-Nya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan