(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Jum’at pagi, 19 Syawal tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al Ma’murah,
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Wahai Kaum ku,
kenalilah Allah, engkau jangan mendungu dari-Nya, taatilah jangan
menentang-Nya, tepatilah jangan menelisihi-Nya, relakan atas ketentuan Dia
jangan kau cabut, kenalilah Al-Haq melalui citaan-Nya. Dia adalah Dzat
Pencipta, pelimpah rizki, pemula, penutup, lahir dan batin. Dia Maha Qadim.”
Dzat Maha Kekal nan Abadi dan Dzat ayng bertindak menurut kehendak-Nya :
“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah
yang akan ditanya.” (Q.S. 21:23).
Takutlah Dia jangan takut yang lain,
berharaplah padanya jangan berharap kepada yang lain, berputarlah bersama
kekuasaan-Nya, hikmah-Nya sampai menunudukkan kemauanmu. Beradablah bersama
hitam di atas putih (Al-Qur’an) sampai datang apa yang mengitarimu dan Dia.
Jadilah kamu pemelihara dari kehangusan syari’at yang ditunjukkan oleh-Nya.
Arti tanpa gambar. Tiada yang bisa sampai ke ketentuan itu kecuali orang-orang
shalih. Kami tidak butuh keluar lingkungan syari’at. Tiada orang yang tahu
masalah ini kecali orang yang masuk di sana. Adapun yang mengenai permasalah
Dia – Yang Esa – tidak perlu engkau ketahui.
Jadilah kamu dalam segala usiamu berpeluk
erat bersama Rasulullah saw. dengan menggenggam segala perintah serta
mengikutimya, sampai engkau mampu menyeru penguasa kepadanya. Jika engkau
bersedia ketika itu engkau mendapat konsesi Rasulullah saw. Masuk dan tetaplah
di sana. Mereka disebut Abdal (pengganti) karena mereka tidak punya rasa
kehendak yang bersama kehendak Allah. Dan jangan engkau pilih sesuatu bersama
pilihan-Nya.
Hukum ini hanya berjalan pada lahirmu.
Untuk mengetahui amal lahirmu lalu memisah-misah amal khusus mereka. Kala
derajat mereka dan persinggahan mereka bersih maka dalam diri mereka semakin
bertambah perintah dan cegah. Tetapi yang ada adalah perintah-perintah syari’at
yang harus dikerjakan di sana dan disandarkan padanya. Sedang mereka dalam
lingkungan terpisah. Mereka tak henti-hentinya dalam keterasingan bersama
Al-Haq. Hanya mereka datang dalam waktu ditentukan perintah dan larangan. Di
sana mereka menjaga hukum-hukum syari’at itu sehingga tetap konstan selamanya
dan tidak akan tanggal. Sebab meninggalkan bentuk ibadah wajib itu zindiq dan
maksiat – berarti dosa besar – Jadi ketentuan ibdah-ibadah wajib itu tidak
boleh tertinggal atas seseorang dalam situasi apapun.
Wahai sahaya,
benarlah, berdasar hukum dan yang terkandung di dalamnya, engkau jangan sampai
keluar meninggalkan ketentuan-ketentuannya dan jangan engkau lupakan janji.
Perangilah nafsu, setan-setan penguasa dirimu, juga tabiat dan dunia. Engkau
jangan putus asa dari pertolongan Allah karena – hal itu pasti datang padamu –
bersama keteguhan hatimu. Allah berfirman :
“Allah sesungguhnya beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S.
Al-Baqarah : 153)
Juga berfirman :
“Maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti
menang.” (Q.S.Al-Maidah : 56).
Lagi Firman-Nya :
“Dan orang-orang yang berjihad (untuk mencari keridhaan) Kami
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Q.S. Al-Ankabut
: 69).
Tahanlah lisan dari pengaduan kepada
manusia (makhluk), jadilah juru bicara Allah dan seluruh makhluk untuk menyeru
mereka agar patuh dan membendung maksiat. Tahanlah mereka dari sesat, bid’ah
dan mengikuti nafsu atau berjalin dengan nafsu. Seru mereka agar mengikuti Kitb
Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
Wahai manusia,
muliakan Kitab Allah dan bertatakrama menurut pengajaran-Nya. Sesungguhnya ia
menjadi penjembatan antaramu dan Allah. Jangan engkau katakan bahwa ia makhluk.
Karena Allah berfirman : “Ini adalah Kitab-Ku.” Apa engkau berkata tiak?
Barangsiapa menolak Allah, menjadikan Al-Qur’an makhluk, maka ia telah kafir
kepada Allah, bahkan Al-Qur’an terlepas darinya. Itulah Al-Qur’an yang harus
dibaca, inilah yang pantas di dengar, yang pantas kamu perhatikan dan inilah
yang termaktub dalam Mushaf Kalam-Nya.
Imam Syafi’i dan Ahmad berkata :
“Kalam itu makhluk dan tulisannya yang ada di sana itu
tidak makhluk.”
Hati adalah makhluk dan penjaga yang ada
di sana bukan makhluk.
Wahai manusia ambillah nasihat dari
Al-Qur’an dengan mengamalkannya; bukan dengan memperdebatkannya. Itikad itu
kata yang terus dilaksanakan sedang amal itu menurut pelaksanaannya yang
berjumlah (jumlah pelasanaannya). Jagalah iman di sana, bersedekahlah dengan
hatimu, beramalah dengan semua organ tubuhmu, sibukkan dirimu dengan apapun
yang membawa manfaat dan jangan jauhi akal dunia yang kurang.
Wahai manusia, berita kata itu tidak
mesti dapat bebas dari hukum akal, nas tidak bisa tinggalkan qiyas. Engkau
jangan tinggalkan saksi dan bersikeras menurut berita asal kata penuduh. Harta
orang itu tidak bisa dirampas dengan cara pengakuan; tanpa ada penjelasan
saksi. Karena itu Nabi bersabda :
“Seandainya
orang itu bisa diambil pengakuannya niscaya suatu kaum mengakui berkait
(bersaudara) dengan darah kaum yang lain beserta harta mereka, tapi kesaksian
itu dari pihak penuduh, dan sumpah atas orang yang ingkar.”
Lisan yang alim tiada berguna jika hati
dungu. Nabi saw. bersabda :
“Yang
paling aku khawatirkan atas umat-Ku adalah orang-orang munaifk, yang
berpengetahuan tinggi.” (Riwayat Ahmad)
Wahai Ulama,
para dungu yang datang dan yang jauh; malulah kepada Allah, lihatlah hatimu
sendiri. Jadilah dirimu di bawah perjalanan kehendak-Nya dan latihlah ia dengan
membiasakan syukur atas nikmat-Nya, dan tautkan kilatan cahaya dalam gulita
dengan kepatuhan. Bila hal ini nyata terjad padamu, tentu pemulyaan Allah
datang untukmu bersama dunia akhirat.
Wahai sahaya
perangi keberadan ini sampai tak tertinggal satu pun yang kau cinta. Jika
keberadaanmu sempurna dari masalah tersebut, ia jangan kau tinggalkan dalam
dirimu. Siapa mampu menguasai ini tentu ia mengenal Dia. Inilah satu jenis dari
manusia yang tidak menerima kata damai dari makhluk. Wahai munafik uji coba
terdapat di pucuk-pucuk hatimu. Manusia kala melihat melalui hati mereka –
selain Allah – mendapati keselamatan mereka dalam kedamaian di sna dan duduk di
hadapannya, membuta di belakangnya, lisan mereka terputus dari pemalingan.
Peredaran siang malam, bulan dan tahun
terjadi atas mereka, sedang mereka tetap berada dalam suatu kondisi yang tidak
berubah bersama Allah. Mereka itulah kaum berakal di antara ciptaan Allah yang
ada. Seandainya engkau melihat mereka tentu berkata : “Betapa bahagia mereka di
hati kiamat.” Hati mereka selalu terisi duka cita remuk redam di hadapan Allah,
juga tak henti-hentinya terisi rasa takut dan bising. Kala terbuka untuk
menerima kebesaran dan keagungan-Nya niscaya di hati mereka semakin bertambah
takut. Hati mereka terputus dan ertalian mereka tercerai. Pa bila hal itu
terjadi atas mereka; itulah keterbukaan pintu rakhmat, kebagusan kelembutan dan
harapan bagi mereka. Maka apapun yang ada pada diri mereka jadi tenteram.
Tiada yang paling aku cintai kala aku
melihat kecuali masa pencaharianku untuk akhirat dan pencaharianku pada Allah.
Sedang pencari dunia, makhluk, nafsu dan syahwat; cih, aku tak sudi berrbuat
untuknya!
Anak kecil pada awalnya suka berkirab
bermain debu dan benda najis lain. Mereka cenderung menuju kerusakan diri
dengan mencuri-curi dari pengawasan orang tuanya. Bila berjalan suka beradu.
Tapi kala ia terdidik dari semua itu, ia tinggalkan satu demi satu. Kerusakan
itu berkelanjut berubah jadi perlakuan yang sopan di hadapan orang tuanya dan
pembimbingnya.
Siapa dikehendaki oleh Allah kebaikan
terjadi padanya niscaya ia berta’adub meninggalkan apa saja yang mengitari.
Tapi siapa dikehendaki oleh Allah keburukan terjadi padanya tentu ia hidup
bergumul di sekelilingnya lalu binasalah dunia dan akhiratnya. Allah pencipta
penyakit dan obat, durhaka itu penyakit dan taat itu pengobat, aniaya itu
penyakit dan adil itu pengobat, salah itu penyakit benar itu pengobat,
menentang Allah itu penyakit dan taubat atas dosa itu pengobat. Obatnya hanya
terbilang sempurna pabila makhluk engkau ceraikan dari hatimu kemudian menjalin
dengan Allah.
Tiada kelepasan bagi hatimu sedang di
sana ada makhluk bukan Allah. Seandainya engkau bersujud pada-Nya selama seribu
tahun di atas bara, tapi hati engkau hadapkan selain untuk-Nya, sama sekali
perbuatan itu tidak bermanfaat. Tiada hal itu berpengaruh untuk Dia kendati
ibadah engkau persembahkan. Engkau tiada kan dapat untung sampai engkau
lenyapkan segala keberadaan ini dari hati. Cih, mana berguna bagimu penampakkan
zuhud disertai penujuan sesuatu dalam hati.
Engkau tahu bahw Allah mengetahui segala
rahasia dalam cakrawala ini? Mengapa engkau tidak malu mulutmu berucap tawakal
sedang hatimu tidak menuju Dia.
Wahai sahaya,
engkau jangan perdaya sifat Hilm (sabar) Allah, karena Dia amat keras marahnya.
Engkau jangan perdaya ulama agar tidak acuh dengan Allah, karena setiap ilmunya
itu berbeda dengan mereka. Mereka itu eksponen ulama yang mendapat hikmah dari
Allah, Menyuruh manusia dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan tidak
melarang atau mencegah sesuatu dan tidak menahan diri dari Allah.
Wahai Allah,
berilah kami taubat juga untuk mereka. Anuderahkanpada kami untuk Nabi-Mu
Muhammad saw. serta nenekmoyang kami Ibrahim as. Wahai Allah janganlah engkau
kuasakan di antara kami atas yang lain, manfaatkanlah antara kami, dan masukkan
kami dalam rahmat-u, Aamiin.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan