(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Selasa Petang, 25 Dzulqaidah 545 Hijriyah, di Madrasah
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Dunia itu penutup akhirat dan akhirat
penutup orang yang memiliki dunia dan akhirat; setiap ciptaan menjadi penutup
Allah, selagi kau bersanding bersamanya, maka ia menutupimu. Janganlah
berpaling kepada ciptaan atau apapun selain Allah sehingga memperdekatkan
dirimu ke pintu Allah – disertai langakh sirr dan kesucian zuhud terhadap
selain Dia; dengan berani menantang keberadan itu, memperbesar diri atasnya dan
berselisih denegannya sebaliknya beristighosat kepada-Nya dengan memandang
ilmu-Nya. Jika telah nyata nelikaian hati dan sirri-mu, bahkan bisa masuk,
memperdekat dirimu, mempermalukan dirimu, menguasai hati dan memerintahmu dan
menjadi terapi untukmu lalu palingkan dari ciptaan termasuk dunia, maka
perpalingan itu suatu nikmat dalam kebenaran mereka, dan kau ambil dunia dari
tangan mereka lalu memberikan kepada kaum kafir; itu merupakan ibadah taat dan
selamat; siapa mengabil dunia atas dasar kejernihan ini tidaklah mendatangkan
medlarat baginya bahkan memasrahkan dan menjernihkan diri dari kotoran busuk.
Siapa ingin beruntung hendaklah ia hinakan diri bersama hartanya ke hadirat
Allah serta membebaskan hati dari ciptaan – seperti keluarnya rambut dari
tepung atau susu – demikian pula untuk masalah akhirat dan masalah yang
menjurus kepada selain Allah. Jika demikian ini terjadi maka ketika itu kau
diberi setiap sesuatu yang menjadi hak di hadapannya; engkau makan bagianmu
baik berupa dunia dan akhirat serta melayanimu.
Jangan makan dunia yang menjadi bagianmu
jika ia duduk dan engkau berdiri; karena nampan yang disungginya itu melayani
siapa pun yang berdiri di pintunya (dunia). Karena segala yang ada itu tetap di
bawah Sang Maha Kaya yakni Allah Azza wa Jalla.
Ketahuilah bahwa dunia itu sudah terbagi
sejak semula, karena itu tinggalkan pencarian dunia yang hanya menimbulkan
kesusahan. Dan ketahuilah bahwa derajat akhirat dan nikmat juga sudah terbagi,
karena itu tinggalkan pencarian derajat itu atau usahakan untuk menutupinya.
Mereka tidak bekehendak selain kepada Allah semata, bila engkau masuk surga
mata mereka tidak dibukakan sampai melihat Nur Allah; cintailah penyendirian,
hati siapa tidak disendirikan dari makhluk dan sebab-sebab tidak mungkin mampu
bersuluk seperti para Nabi orang-orang benar (siddiqun) dan sholihin hingga ia
berkonaah atas dunia dengan mudah da menyerahkan ke Penguasaan-Nya. Janganlah
engkau berpaling untuk mencari yang banyak karena hal itu bisa merusak dirimu,
pabila engkau menerima kebendaan yang banyak dari Allah tanpa disertai ihtiar
berarti dirimu terpelihara darinya.
Dari Hassan al-basri ia berkata :
Tuturilah manusia dengan ilmu dan bicaramu. Wahai penutur manusia turutilah
manusia dengan kejernihan sirr dan ketaqwan hati, janganlah kau turuti mereka
dengan kebaikan sikap amaliahmu beserta keburukan rahasiamu. Sesungguhnya
Allah mencatat hati orang beriman jauh
sebelum dirinya dicipta; ini yag terdahulu, karena itu tidak dibernarkan
berhenti bersama yang terdahulu dan
tawakal kepada-Nya. Sebaliknya dibenarkan dengan cara yag sungguh tekun berpaling dan menghabiskan kemampuannya untuk
bermujahadah untuk mencapai keberhasilan iman dan yaqin serta berusaha untuk
berjalur menepati Allah dan menyelusuri iman, ungkin dengan cara ini Tuhan
bekehendak melimpahkan sesuatu kepada kita tanpa iktisab.
Wahai
Allah limpahkanlah rizki kepada kami dan
mauqufkanlah kami serta jauhkan kami dari dari perkara batu.
Dan berikanlah kepada kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat, san selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan