(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Jum’at pagi, 12 Syawal tahun 545
Hijriyah di Madrasah Al Ma’mura,
.Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Dari Nabi saw
“Sesungguhnya
Allah tidak menyiksa kekasihnya tetapi hanyalah mencubainya.” (Riwayat Ahmad)
Orang beriman tetap bertahan dari cobaan
Allah, kecuali malah menghantarkan dirinya ke puncak kebaikan, baik di dunia
atau di akhirat. Di antara cobaan itu adalah menerima bala’ dan sabar dalam
menghadapinya tanpa mengadu kepada orang lain atau meminta bantuan kepada
mereka – selain Allah – bahkan saat itu ia lebih giat sibuk bersama Dia.
Wahai orang yang disibukkan urusan dunia,
sambutlah suara ini dalam tempat ini. Engkau bicara dengan mulutmu tanpa engkau
ikuti dengan hati. Engkau berpaling dari Allah, juga firman-firman-Nya, dari
Nabi-Nya dan para pengikut mereka, juga terhadap kebenaran orang-orang yang
menjadi penerus mereka (‘ulama). Kamu pencabut kepastian dan ketentuan. Sungguh
engkau terima pemberian makhluk – lebih kau utamakan – daripada pemberian
Al-Haq. Rupanya tiada kalam dari Allah yang kau dengar, tidak juga dari suara-suara
hamba yang shalih yang bisa membawamu taubat, ikhlas bertaubat dan konsisten di
sana. Terimalah ketentuan atau kepastian yang tersurat atas dirimu. Jagalah apa
yang membawa kemulyaan dan merendahkan dalam fakir dan kaya, dalam sehat dan
sakit, dan tehadap apa pun yang engkau sukai atau bahkan yang engkau benci.
Wahai manusia,
ikutilah ini, sehingga praktis engkau menjadi pengikutnya, layanilah sehingga
praktis engkau menjadi pelayannya, ikutilah yang lebih utama dan layanilah Dia
sehingga ia menyertai dan melayanimu.
Wahai
hamba jika kamu sedia melayani kau pun
dilayani, jika kamu berhenti Dia pun berhenti. Layanilah Al-Haq, jangan sibuk
lalu meninggalkan-Nya karena melayani para pemimpin yang tidak membawa mudharat
atau manfaat. Mana saja mereka memberimu? Apakah mereka mampu memberimu apa
yang tidak dibagi untukmu, atau mentukan
pembagian sesuatu yang tidak dibagikan oleh Allah. Tidak ada yang perlu
diistimewakan untuk mereka. Pabila engkau berkata bahwa, peberian mereka itu
mendahului, maka kafirlah kamu. Bukankah engkau tahu sesungguhnya tiada
pemberi, tiada penolak, tiada pencelaka, taida yang qadim, tiada yang akhir
kecuali Allah. Jika engkau berkata sesungguhnya aku tahu hal itu; maka ku
katakan padamu : “Bagaimana engkau tahu? Dan mendahulukan selain Dia?”
Celaka, mengapa engkau rusak akhiratmu
denga duniamu, bagaimana engkau rusak ketaatanmu kepada-Nya dengan mengganti
tunduk pada nafsu, setan dan makhluk? Bagaimana engkau rusak taqwa dengan
pengaduanmu kepada selain Dia? Tahukah engkau bahwa Allah pemelihara orang
taqwa dan menjadi penolong mereka, pembenteng mereka dan sumber pengetahuan
mereka, dan penyelamat mereka dari kebenciannya? Penglihatan hati mereka dan
pelimpah rizki untuk mereka tanpa batas?
Dia berkata ( dalam Hadits Qudsi?) :
“Wahai anak Adam malulah kepada-Ku seperti engkau malu kepada
tetanggamu yang shalih.”
Sabda Nabi saw. :
“Apaabila pintu seorang
hamba terkunci, dan turun tirainya, dan tidak jelas dalam memandang makhluk,
dalam kesunyian bermaksiat kepada Allah; atas ddirinya Allah berkata : “Wahai
anak Adam, engkau jadikan Untuk-Ku pandangan yang mudah bagimu?.”(Riwayat
Thabarani
Tiada ulasan:
Catat Ulasan