(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Pada Ahad pagi, 14 Syawal tahun 545 Hijriyah,
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Sabda Nabi saw. :
“Aku dan golongan umatku yang taqwa memperoleh kelepasan dari
beban.”
Taqwa tidak menjadi beban bagi
penghambaan Allah, karena taqwa itu jelmaan dari tabiat kemanusiaannya. Ia
menyembah Allah dengan lahir dan batininya tanpa ada rasa pembebanan untuk
diri. Sedang untuk orang munafik dalam setiap situasinya – apa pun – menjadi
beban, apalagi untuk menyembah Allah. Pembebanannya terrletak di bagian lahir
jiwa dan menempatkan di bagian batiniahnya. Ia tidak mampu memasuki jalan yang
dimasuki orang bertaqwa. Setiap tempat jadi panorama, setiap amal milik manusia
dan perang dicipta juga milik manusia.
Wahai
oang munafik bertaubatlah dari nifaqmu dan kembalilah
dari pelarian munafiq. Bagaimana, engkau ditinggalkan-Nya, setan
menertawakanmu. Jika kamu puasa, shalat, semua itu engkau lakukan demi makhluk
bukan untuk Allah. Demikian pula jika engkau bersedekah mengeluarkan zakat dan
haji. Perbuatan itu hanya kerja keras lagi memayahkan. Dalam waktu dekat engkau
akan dicampakkan ke neraka Hawiyah bila engkau tidak segera bertaubat dan
mengadukan diri atas kesalahanmu. Jagalah dirimu untuk mengikuti sunnah – bukan
bid’ah – jagalah madzab kuno yang benar.
Celaka, engkau hafal Al-Qur’an tetapi
tidak beramal darinya. Engkau pelihara sunnah Rasul tapi tidk beramal darinya.
Maka, manakah pekerjaanmu yang berdasar sunnah? Engkau suruh manusia berbaik
sedang kamu tidak melaksanakan baik. Engkau tahan mereka (dari berbuat buruk)
tapi engkau tidak menahan dirimu dari perbuatan itu. Firman Allah :
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa
yang kamu tidak kerjakan.” (Q.S. Ash-Shaf : 3).
Mengapa engkau berkata tetapi tidak
menepati, engkau tidak malu. Bagaimana engkau mengaku iman tapi tidak beriman?
Iman adalah manifestasi dari kelurusan (tahan) uji. Ia sabar membawa beban berat, ia pemberani
(pelawan) ia pembunuh, iman adalah suatu hal termulia di atas segala dunia.
Iman dimulyakan karena Allah semata dan bahwa nafsu diperhina karena setan.
Barang siapaa meninggal pintu Al Haq tentu menuju pintu manusia. Barang siapa
sia-siakan jalan Al Haq dan penaungan-Nya tentu duduk di jalan makhluk dan
berlindung di sana. Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebaikannya, tentu pintu-pintu
yang tembus makhluk ditutup baginya. Pemberi mereka diputus untuknya. Sehingga
semua itu tidak berguna bagi dirinya.
Celaka, engkau riang dalam tempatmu di
pagi hari, di musim dingin. Dalam waktu dekat akan datang musim panas dan
menyedot air yang kamu simpan sampai kering, lingkunganmu mati karena musim
panas itu pemutus (penghisap) air, sedang musim dingin menambah air melimpah.
Jadi dirimu bersama Allah niscaya kamu beruntung, mulia, jadi pemimpin dalam
menegakkan hukum.
Wahai sahaya,
hendaknya engkau menjaga perilaku, pakaian yang tidak pantas dan larilah dari
kahluk dalam setiap tujuanmu. Bila engkau mampu ciptakan hubungan di bumi kelak
untuk tempat akhirmu, lakukanlah! Adanya demikian semata untuk melatihmu sampai
terpenuhi iman dan kekuatan pijak keyakinanmu, dan membuka mata hati lalu
mengangkat kediamanmu dan terbang di angkasa menuju kekuasaan Allah; mengilingi
dunia dari timur sampai barat, meliputi daratan, lautan tanah datar, gunung,
dus mengelilingi langit dan bumi, sedang kamu bersama penjaga yang tesia.
Ketika itu, lisanmu mekepas ucapan. Tanggalkan pakaianmu yang tidak kuat – dan
sekarang – hadapilah manusia, keluarlah dari persembunyianmu, akrena,
hakekatnya kamu sudah menjadi dokter bagi mereka tanpa menimbulkan rasa pedih
dalam hati. Bahkan kamu tidak lagi mempedulikan sikap angkuh mereka, kebanyakan
tabiat mereka, penghadapan mereka, pembelakangan mereka, pujian mereka dan cela
mereka. Kamu juga tidak peduli lagi akan kejatuhanmu, karena kamu telah bersama
Al-Haq.
Wahai sahaya,
fahamilah Pencipta kauniah ini dan bersopanlah di hdapan-Nya. Selagi hatimu
jauh dari dia tentu kamu tetap berlaku tidak sopan di hadapan-Nya. Tapi bila
kamu memperdekat diri baiklah adabmu. Ini laksana dua sahaya yang dipekak
sebelum dikendarai raja, pabila telah dikendarai kendaraan mereka sama datang
beserta perilaku meeka yang sopan, karena mereka dekat dengannya. Setiap
individu dari mereka lari menuju Zawiyah (pondok tempat khalwat kaum zuhud)
yang ditentukan. Penghadapan manusia itu menunjukkan penglihatan yang terbalik
dari Al-Haq. Jika demikian maka tidak ada kata untung bagimu, sampai kamu
tanggalkan tuhan-tuhan ciptaanmu, memutuskan causalita, meninggalkan
penglihatan manusia dalam bentuk manfaat dan mudlarat.
Sesungguhnya kamu itu sehat-sehatnya orang
sakit, terkaya daripada orang miskin, hidupnya orang mati, sampai kapan
perlakuan ini kau tunjukkan di hadapan Allah Al-Haq, dan sampai kapan engkau
berpaling dari Dia Sampai kapan penghidupanmu atas dunia dan pembinasaanmu atas
akhirat? Sesungguhnya setiap individu darimu itu berhati satu, mengapa bisa
mencintai dunia dan akhirat dalam satu waktu. Bagamana di sana terdapat dzikir
sang pencipta dan yang dicipta dalam satu waktu, dan bagaimana hal itu bisa
dihasilkan dalam satu situasi, satu kondisi dan satu hati? Yang demikian
hanyalah dusta. Jauh sebelum ini
Nabi saw. bersabda :
“Orang dusta itu suka menyisihkan iman.”(Riwayat Ahmad)
Setiap bejana bisa menampung sesuatu.
Perbuatanmu itu menunjukkan i’tikadmu, lahiriahmu menunjukkan batiniah. Sedang
batiniahmu amat jelas bagi Allah dan orang-orang tertentu dari hamba-Nya. Jika
mereka menerimakan sesuatu kepadamu maka beradablah di hadapan-Nya, dan
taubatlah akan dosa-dosamu sebelum berjumpa dengan Dia. Kecilkan dirimu di
hadapan Dia, rendahkan untuk-Nya. Pabila kamu berendah diri kepada orang-orang
shalih berarti kamu telah berendah diri di hadapan Allah. Berendah dirilah
karena orang berendah diri derajatnya ditinggikan Allah. Sebaik-baik perilaku
di hadapanmu adalah yang engkau lakukan di hadapan orang yang lebih tua darimu.
Nabi saw. Bersabda :
“Barakah itu sebagian besar terdapat dalam orang-orang yang
lebih tua darimu.”(Riwayat Ibnu Hibban)
Dikatakan : takwa itu melaksanakan
perintah, mebghentikan cegah dan menetapkan Kitab dan Sunnah. Jika tidak, kamu
termasuk orang tua yang tidak menetapkan pemulyaannya dan tidak mendoakan
selamat atasnya, kalau begitu halnya ia tidak mengandung barakah. Orang tua
yang taqwa, orang shalih yang wara’, kaum cendekiawan dengan ilmu dan
orang-orang yang suci dengan amal, orang tua yang berhati jernih lagi berpaling
dari selain Allah, oang tua yang berhati ma’rifat dengan Allah lagi alim, dekat
dari-Nya; kala telah banyak pengetahuan hati dekatlah ia dari Al-Haq. Tetapi
setiap hati yang cinta dunia maka ia tertutup dari Allah, dan setiap hati yang
cinta akhirat maka ia dekat Allah.
Penutup kecintaan duniawimu mengurangi
kecinntaan akhirat. Dan penetapan cintamu atas akhirat mengurangi kecintaanmu
terhadap Allah. Ketahuilah, kemampuanmu jangan sampai jadi sebab penggoncangan
jiwamu – yang tidak dikehendaki Allah--- Itu sebabnya di antara kaum Ulama adan
yang berkata : “Barangsiapa tidak mengerti ketetapannya, maka diketahuinya
ketentuannya itu jadi ketetapannya.” Jangan engkau berdiam di tempat yang
menjadi tempatnya. Bila engkau masuk rumah jangan duduk di tempat yang kamu
tidak disuruh oleh tuan rumah untuk mendudukinya.
Wahai sahaya,
sungguh kamu sia-siakan hidup berdasar ilmu dan menjaganya tanpa pengalaman.
Itu mana mungkin bermanfaat bagimu. Nabi bersabda :
“Allah berkata di hari kiamat kepada para
Nabi; Ulama : Kamu semua adalah para pengembala makhluk (umat) lalu apa yang
kamu perbuat dalam penggembalaanmu. Dan Allah berkata kepada para pemimpin,
orang-orang kaya : Kamu semua adalah pembawa kunci gudang-Ku, apakah kamu sudah
bersambung dengan orang fakir, memelihara anak-anak yatim, menafkahkan darinya
menurut kewajiban yang Kutentukan atasmu.”
Wahai manusia,
berpetuahlah menurut petuah yang datang
dari Rasul saw. dan jadikan ia standar ucapanmu. Alangkah kesat hatimu! Celaka
engkau wahai orang munafik, engkau harapkan aku agar keluar dari negeri ini.
Seandainya engkau buat oleh permainan masalah untuk mengganti ketentuan ini,
mengoyak-koyak organ tubuhku dan merobah bicara ini; sungguh aku lebih takut
siksa Allah di hari mendatang.
Celaka! Engkau tertawakan aku, sedang aku
berada di pintu Allah untuk menyeru manusia menuju-Nya, ku tunggu jawabmu.
Wahai orang munafik niscaya engkau akan melihat siksa Allah dan siksa-Nya di
dunia dan akhirat. Firman-Nya :
“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (Q.S. Ar-Rahman : 29).
Bahkan setiap detik, waktu untukmu dan
waktu untuk selainmu.
Wahai sahaya,
bila engkau ingin berlapan dada dan memperharum hati, maka engkau jangan
denganrkan ucapan makhluk termasuk rayuan mereka.
Makhluk pertama itu bermasyarakat, dan
yang kumaksud ini adalah makhluk (manusia) yang suka menyendiri, ya,
kesendirian dari anak kendati hanya tunggal – keturunan Adam – lalu ia merobah
arti yang pertama dan menggantinya. Penciptaan mereka dari air hinanya. Hatinya
menyempit karena melihat polah manusia, maka berusaha mencari pintu rahasia
milik mereka. Sehingga terjadilah untuk dirinya dunia akhirat, surga neraka.
Jika ditelusuri seluruh makhluk dan keberadaan segala ini bermula dari satu.
Kemudian semua keberadaan itu diserahkan kepada mereka bersama
rahasia-rahasianya. Lalu di antara mereka ada yang tenggelam dan tidak tampak
lagi.
Di sana juga ada ketentuan seperti
ketampaan itu, yang, jika diumpamakan kemampuannya akan sesuatu yang
dikehendaki terajdi padanya. Tongkat Musa a.s. menelan bermacam tambang dan
benda-benda lain, kendati dalam tongkat itu tidak berubah. Aku menghendaki agar
Allah mengajarimu tentang hal itu; selain hikmah. Karena yang diperagakan oleh
tukang-tukang sihir di hari pertunjukan tersebut merupakan ketinggian hikmah
dan kecerdikan. Sedang yang nampak dalam tongkat Musa as. Adalah kehendak Dia,
yang baisa disebut Mukjizat. Karena itu pemimpin tukang sihir berkata kepada
salah seorang temannya : “Lihatlah Musa!” yakni keadaan dia.
Wahai sahaya,
kapan kamu tegak dari hikmah ke Qudrat, kapan kamu sambung amalmu dengan himah
kehendak Allah, kapan kamu sambung kesimpulan amalmu di pintu yang memperdekat
dirimu dari Tuhan, kapan kamu lihat cahaya ma’rifat menghadap hati awam dan
khowash; jangan lari dari Allah karena takut cahaya-Nya.
Sesungguhnya coba Dia yang ditimpakan
atasmu akan mempersejuk dirimu. Apakah engkau akan surut ke causalita dan
meninggalkan pintu-Nya atau tidak? Apakah engkau kan kembali ke lahir atau
batin? Kembali ke penemuanmu atau yang tidak engkau temui? Kembali ke suatu
yang tampak atau yag tidak tampak? Wahai Allah janganlah Engkau memberi cobaan
pada kami (melebihi kemampuan), Wahai Allah limpahkanlah rizki pada kami agar
memperdekat dengan-Mu tanpa bala’. Wahai Allah perdekatlah dan lunakkanlah hati
kami, wahai Allah dekatlah jangan jauh, tiada kuasa bagi kami untuk menjauh
dari-Mu, tiada juga atas kerasnya coba. Rizkikan untuk kami agar dekat
kepada-Mu, serta tiada api cobaan. Atau jika ada, atau tidak bisa tidak harus
terjadi bersama api coba, maka jadikan untuk kami di sana pembalut kulit dari
kehangusan api yang menyengat, Jadikan untuk kami api, seperti api Ibrahim
kekasih-Mu, tumbuhkan di sekitar kami rerumputan seperti Engkau tumbuhkan di
sekitarnya, dan kayakan kami dari segala sesuatu seperti Engkau
memperkayakannya, jinakan kami, hadapkan kami seperti Engkau menghadapkannya
dan peliharalah kami seperti Engkau memelihara Ibrahim, kekasihmu.
Ibrahim a.s. telah meraih pertalian
(rafiq) sebelum berjalan (tariq), berumah sebelum bertetangga, berjinak sebelum
takut, keras sebelum sakit, sabar sebelum dicoba, ridlo sebelum datang
kepastian. Belajarlah dari bapakmu, Ibrahim as. Bertuntunlah dengannya baik
kata atau perbuatannya.
Wahai
sahaya, usahakan bersama Allah selalu dan
berdiam kala datang kehendak atau perbuatan-Nya. Sehingga engkau lihat
kelembutan dari-Nya tanpa hingga. Dengarkan kamu, nama Jalunus Al Hakim?
Bagaimana kebisuan dan kediamannya dalam menerima uji coba, sampai ia berhasil
mengantongi setiap ilmu yang datang dari-Nya. Hikmah Allah tiada kan datang di
hatimu oleh igauan dan kegoncanganmu terhadap Dia, apalagi engkau lari
dari-Nya.
Wahai Allah,
limpahkanlah untuk hamba pertalian ini, lepaskan dari ketergoncangan.
“Dan berrikan untuk kami kebaikan hidup
di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa neraka.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan