(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Jum’at pagi , 7 Dzulqaidah tahun 545
Hijriyah, di Madrasahmya,
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Wahai orang-orang munafik
semoga Allah membebasakan di bumi ini darimu. Alangkah tebal sifat nifaqmu.
Dalam waktu dekat engkau akan dijadikan santapan sindat melalui mulut dan
tubuhmu – sampai tercecer – di baigan lain bumi mengoyak dirimu sampau menyatu;
benar-benar kembali nekgu menjadi tanah.
Tiada keuntungan bagi orang yang tidak
baik sangka kepada Allah, orang-orang shalih dan orang-orang yang mengikuti
mereka. Allah telah menyerahkan keberadaan ini semua untuk mereka, mereka
peroleh hujan yang menumbuhkan tanaman bumi. Setiap makhluk jadi pengikut
mereka, bahkan setiap individu, juga perjenis yang ada di bumi ini, seperti
gunung tidak menggoncangkannya atau menggerak-gerakkan sebagai bencana yang
menguji. Mereka tidak terguncang dari kedudukan tauhid atau ridho kepada Tuhan
Yang Agung. Mereka mencari jiwa dari sisi lain, bertaubat kepada Allah serta
takut pada-Nya. Sadarilah akan dosa-dosa mu, dantaramu dan Dia, berendah di
hadapan-Nya, berlaku sopan di hadapan-Nya seperti orang-orang terdahulu.
Engkau jangan hina ucapan-ucapan ahli
hukum dan Ulama, karena bicara mereka bisa menjadi terapi (obat) sedang
rancangan kalimatnya sebagai buah. Terimalah Ulama yang bertakwa, jika engkau
menemani mereka tentu engkau dapat berkah. Dan engkau jangan pergauli Ulama
yang tidak beramal dengan ilmunya, karena jika engkau pergauli mereka tentu
bencana menimpamu.
Bila engkau berteman orang yang lebih
tinggi ilmunya dari padamu sesungguhnya ia membawa berkat untukmu, tapi jika
engkau bergaul dengan orang yang lebih tua, padahal ia tidak bertakwa atau
berilmu tentu pergaulanmu membawa bencana atasmu. Beramalllah untuk Allah
semata, jangan untuk yang lain. Tinggallah untuk-Nya jangan tinggal untuk yang
lain. Tinggallah untuk-Nya jangan tinggal untuk yang lain. Dan beramal yang
ditujukan selain dia adalah termasuk kafir, dan tinggal selain untuk-Nya adalah
riya. Siapa yang tidak memahami hal ini, sedang ia beramal melalui jalan lain
dari ketentuan ini, maka ia berada dalam kebengongan. Dalam waktu dekat
kematian pasti mendatangi untuk memutus bengongmu.
Wahai sahaya,
jika engkau menjumpai jurang pemisah antara kaya dan miskin, ketika pemberian
mereka untukmu itu pertanda engkau tidak beruntung. Muliakanlah si fakir dengan
penuh sabar,ambillah berkah mereka (hikmah dari mereka) ketika berjumpa atau
sedang duduk bersama mereka. Nabi saw. bersabda :
“Si fakir penyabar menjadi teman dekat Dzat Maha Pengasih
di hari kiamat.”
Hari ini mereka jadi teman dekat-Nya
melalui hati dan besok dengan jisim mereka. Mereka dalah orang yang berhati
zuhud, berpaling dari perhiasannya, memilih kefakiran daripada kaya, bahkan ia
sabar atas kefaikiran. Jika hal ini telah empurna atas mereka, akhirat menjadi
tujuan mereka secara penuh.
Wahai sahaya, engkau beramal untuk Allah
tentu Dia menyuburkan tanamanmu mengalirkan sungaimu, mempersubur daun,
ranting-ranting serta membuahkan pohon yang engkau punya. Berperintahlah dengan
ma’ruf cegah yang munkar dan tolonglah Agama Allah, tradisikan
kebenaran-kebenaran di dalam Agama Allah dan bersedkah suatu kebaikan untuknya;
Niscaya sedekahmu terkekalkan, baik secara sembunyi atau terang, secara rahasia
atau dalam kesempitan, dalam kemiskinan atau dalam kemewahan. Carilah
kebutuhanmu dari Allah bukan dari makhluk-Nya. Kalaupun terpaksa dari makhluk,
maka tenangkan hatimu bersama Allah, karena Dia pengilham untuk mencari
keberadaan itu, dari satu arah ke arah lain. Bila engkau tertolak atau diberi
perkara itu semata dari Dia, bukan dari mereka. Berkayalah atas setiap apa pun
dari keutamaan Allah, kedekatan dengan-Nya serta ilmu-Nya. Bila ini sempurna,
mereka menjadi kiblat makhluk dan tolok pandang mereka tertuju pada dirinya.
Mereka mengambil dengan hati serta memperdekat dengannya. Darinya sumber
penyerahan yang terlepas dan ridlo dari mereka.
Dari sebagian Ulama berkata : Di antara
hamba Allah yang paling sempurna adalah orang yang meyakini penghambaannya
untuk-Nya semata. Jadi penghambaannya itu bukan berdasar mencari dunia atau
akhirat.” Mereka hanya mencari Dia semata, tidak yang lain. Wahai Allah
tunjukkan segala makhluk ini pada pintumu selamanya, Pohonku dan
perkara-perkara ini kutujukan pada-Mu. Sesungguhnya Allah memperlakukan
terhadap hamba menurut kehendak-Nya. Bila hati bersih tentu terlimpahi rakhmat
dan kasih-Nya tetap atas makhluk.
Lagi dari sebagian Ulama berkata : barang
siapa banyak berbuat baik dan meninggalkan dosa, termasuk orang-orang yang
benar. Orang yang benar itu bisa meninggalkan dosa besar atau kecil, lalu
memperhalus sikap wara.nya, yaitu meninggalkan keinginan-keinginan – baik yang
diperbolehkan – atau berupa syahwat sebaliknya mencari perkara halal yang mutlak.
Orang yang benar (shiddiq) tidak henti-hentinya mengagungkan Asma Allah siang
dan malam. Ia membakar pengembalian manusia yang berlaku, maka tradisi itu pun
pasti terbakar. Ia diberi rizki tanpa batas. Juga ia pun tahu bahwa sabar salah
satu bentuk pengobat hati dan menjadi sebab kejernihan dan kedekatan dengan
Tuhan. Kebaikan mendatanginya setelah olah batin ini. Karena olah batin itu
hakekatnya menjadi jelas bagi orang beriman dengan orang munafik, antara
peng-esa Allah dengan pemusyrik, antara pembenar dan pendusta, antara pecinta
dan pembenci, dan antara pengikut dengan pembid’ah.
Dengarlah kata Ulama ini : Jadilah engkau
di dunia seperti orang yang membalut lukanya, sabar atas pahitnya obat, serta
penuh harap atas kelenyapan dosa.” Setiap coba dan sakit pasti berkait dengan
makhluk. Juga penglihatan mereka pada sengsara, manfaat, pemberian, dan
penolak. Setiap obat dan lenyapnya coba itu terletak pada ketidak adaan makhluk
dari hatimu dan tanggapanmu kala ketentuan Allah jatuh padamu.
Bila yang demikian nyata keluar dari
hatimu sebaliknya terisi penuh dengan pada Nabi, Rasul, Syuhada, Shalihin dan
para Malaikat Al-Muqarrabin – dan kala telah lenyap sikap itu, engkau menjadi
besar, mulia, pemuka, pemberani, pemimpin dan apa yang diperintah agar kembali
padamu, maka ia segera kembali, terperintah apa yang diperintah termulia dari
apa yang mulia. Dengarlah bicara ini, yakini serta junjung secara benar.
Wahai orang yang sibuk dengan kehidupan;
aku adalah orang terkaya metapencaharian, keuntungan ada padaku, kehidupan
akhir juga ada padaku, aku pemberi setiap sesuatu yang menjadi hak-Nya. Jika
diperoleh sesuatu dari akhirat sebagaimana yang ada padaku tentu tidak hanya
sampai pada diriku seorang, karena orang mulia itu tidak suka makan sendiri.
Setiap orang yang memperoleh kemuliaan dari Allah maka tidak ada kata bakhil
baginya.
Wahai
Allah berilah rizqi untuk kami seperti yang
telah Engkau rizqikan pada kaum lain.
Dan berilah kami kehidupan yang baik di
dunia dan kehidupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa
neraka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan