(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Selasa Petang, 12 Syawal tahun 545 Hijriyah di
Madrasah Al Ma’murah, :
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Wahai
hamba, engkau letakkan di manakah rasa penghambaan untuk
Al-haq. Bawalah kemari rupa penghambaanmu yang benar, dan genggamlah rasa
kecukupan dan segala urusanmu. Engkau adalah hamba yang lari dari Tuhanmu.
Kembalilah kepada-Nya, pasrahkan jiwa ragamu untuk Dia dan rendahkan dirimu di
bawah perintah-Nya dengan sabar dan menerima. Bila hal ini telah sempurna atas
dirimu sempurnalah penghambaanmu, lalu datanglah kecukupan untukmu dari Dia.
Di firmankan-Nya :
“Bukankah Allah lebih cukup daripada hamba-Nya.” (Q.S. Az-Zumar
: 36)
Bila penghambaanmu sehat, tentu engkau lebih
mencintai Dia dan cintamu kepada-Nya dalam hati lebih merekat, begitu pula
kejinakanmu dan kedekatanmutanpa ada cela. Ketidak adanya pencarianmu itu
membaikan yang lains elain Dia, maka kerelaan-Nya pun terlimpah untukmu
meliputi segala situasi. Kendati bumi menyempit atas dirimu tentu tetap
melapangkannya. Dan jika pun pintu terkunci untukmu engkau tidak marah kepada
Dia, dan engkau tetap tidak mendekati pintu selain pintu-Nya, dan engkau jiga
tidak makan selain pemberian-Nya. Nah, demikian ini sebagaimana pernah terjadi
atas diri Nabi Musa (ketika masih bayi), Difirmankan :
“dan Kami cegah Musa menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau
menyusukan (nya) sebelum itu.” (Q.S Al-Qashash : 12).
Tuhan kita Azza wa Jalla kuasa menyaksikan segala apa
pun. Dia datang dalam setiap sesuatu. Dia penjaga segala sesuatu. Dan bila Dia
menjaga setiap sesuatu maka tiada daya bagimu untuk memperkosanya. Tiada
perintah yang bisa diingkari setelah diketahui. Janganlah kembali kepada Dia
jika engkau masih mengharamkan segala kebaikan. Bersabarlah bersama-Nya dan
jangan bersabar dari selain dia. Bila engkau tahu; bahwa orang penyabar itu
mampu berbuat demikian. Untuk apa akal ini? Firman-Nya :
“Wahai orang-orang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya
kamu beruntung.” (Q.S.Ali Imran : 200).
Tentang sabar banyak ayat Al-Qur’an yang mensitirnya
dan kesemua itu menunjukkanatas kebaikan dan nikmat, mendapat sebaik-baik
balasan, pemberian, kepuasan hati dunia akhirat. Maka hendaklah kamu menjaga
hal itu. Kamu telah mendengar berita tentang dunia kahirat; hendaknya engkau
mencari bekal di kubur. Tujulah orang-orang shalih dan berbuat baik karena
ketentuanmu berdiri tegak. Engkau jangan seperti orang bila sedang berpetuah
tapi tidak menggunkanan petuha itu sendiri, bila mendengar tidak mau
melaksanakan. Agamamu itu boleh lenyap oleh empat perkara :
1 Engkau tidak mau beramal terhadap sesuatu yang
engkau ketahui.
2 Engkau lakukan pekerjaan atas dasar sesuatu yang
tidak engkau ketahui.
3 Engkau tidak mau belajar terhadap sesuatu yang
tidak engkau ketahui, bahkan engkau membiarkan dirimu kekal bodoh.
4 Engkau menghalangi orang untuk belajar sesuatu yang
tidak mereka ketahui.
Wahai
manusia, bila engkau didatangi majelis dzikir,
ikutilah dengan melepaskan rasa duka cita, bukan dengan kebencian. Karena pemalinganmu dari petuah orang itu
suatu kekeliruan, menggoncangkan, peremehan, penertawaan, dan mempermainkan.
Hentikan tindakan ini, engkau jangan
seperti mush-musuh Allah dan gunakanlah apa yang engkau dengar.
Wahai
sahaya, sungguh
engkau telah dipandu dengan tradisi dan Allah memandumu dengan mencari
pembahagiaan dan berhenti bersama Allah, lupa atas causalita dan tawakkal
kepada-Nya. Peliharalah pemula amal ikhlas dalam usaha itu.
Firman Allah :
“Dan bukan aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar menyembah
Aku.” Z-(Q.S.Adz-Dzariyat : 56)
Bukanlah engkau dicipta untuk membaut kacau, engkau
dicipta bukan sekedar permainan, engkau dicipta bukan sekedar untuk makan,
minum, tidur dan kawin. Ingat wahai pelupa! Hatimu melangkah menuju Dia satu
langkah dan cinta-Nya melangkah menuju kamu beberapa langkah.
Firmannya berbunyi :” Dia pemberi rizki kepada siapa yang
dikehendaki tanpa batas.” (Q.S. Al-Baqarah : 212)
Wahai
hamba, orang-orang
bodoh itu engkau kencani, maka kegoblokan mereka itu niscaya berbalik padamu.
Bila ingin berteman, rangkullah orang beriman, yang yaqin, alim dan yang
beramal dengan ilmunya. Alangkah bagus keadaan mukmin dalam segala perilaku
mereka, alangkah kuat keteguhan mereka, dan alangkah hebat penyitaan untuk
nafsu, hawa mereka. Karena itu Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Keriangan
orang beriman terlukis di wajah dan sedihnya di hati.”
Inilah di antara keteguhan mereka ditentukan oleh
riang gembira di raut wajah dan menyembunyikan sedih di antara dirinya dan
Allah. Cita mereka kekal, selamanya, banyak berfikir, banyak menagis, sedikit
tertawa. Sabda Nabi saw. :
“Tiada
keriangan bagi mukmin selain berjumpa dengan Tuhan.”
Orang beriman menutupi sedihnya dengan riang gembira,
jiwa luar bergerak jiwa dalam bekerja dan diam bersama Tuhannya. Lahiriahnya
untuk keluarga dan biniahnya untuk Tuhan. Mereka tidak bersedia membuka rahasia
untuk keluarga tetangga anak dan tidak kepada satu pun manusia. Dengarlah sabda
Nabi :
“Perbantukanlah
perbuatanmu terhadap urusanmu dengan tidak menampakkan (merahasiakan).”
Wahai
sahaya, jadikan aku cerminmu, jadikan aku cermin hati dan
rahasiamu dan cermin perbuatanmu. Dekatlah padaku tentu engkau melihat dirimu
sesuatu yang tidak engkau lihat ada padaku. Bila engkau butuh tentang urusan
agama hendaklah engkau bersama aku, karena aku tidak lebih cenderung padamu
dalam urusan agama Allah, bahkan aku tidak malu menekuni agama Allah. Sungguh
engkau berada dalam asuhan tangan kasar tanpa membawa hasil, bahkan menjadi
munafiq. Tinggalkan dunia dalam rumahmu, dekatlah kemari, karena aku selalu
dalam pemberhentian pintu akhirat. Bertetaplah di samping ku dan dengrkan kataku. Beramallah untuk Dia sebelum
mati mendatangimu dalam waktu dekat ini. Gunakan rotasi waktu ini untuk takut
keapda Allah. Bila engkau tidak punya rasa takut maka tiada kesentausaan bagimu
di dunia dan akhirat. Takut kepada Allah menunjukkan pengetahuan yang dalam
akan Allah.
Dia berfirman :
“Hanyalah yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah
orang-orang berilmu.”(Q.S. Fathir : 28)
Tiada orang penakut kepada Allah kecuali golongan
orang berilmu (Ulama). Mereka adalah golongan orang bila bekerja dengan ilmu,
beramal dan memahami apa yang diamalkan, mereka tidak mencari balasan dari
Al-Haq, terhadap apa yang dikerjakan, kecuali mereka hanya menghara kerelaan
Dia dan bisa dekat dengan-Nya. Mereka menghendaki mahabah, ikhlas dan terbuka
hijab yang menyelimutinya. Mereka berkehendak agar pintu-Nya tidak ditiup di
hadapannya; dunia akhirat. Mereka tidak terlalu cinta hidup di dunia juga di
akhirat dan yang lain selain Dia.
Dunia untuk manusia dan akhirat untk manusia. Sedang
Al-Haq untuk orang yang beriman semata, bertaqwa, arif, mencictai-Nya, yakin
dan khusyu di hadapan-Nya. Mereka adalah gambaran orang-orang yang sedih remuk
redam karena dia. Mereka adalah eksponen manusia yang takut Allah dengan
tersembunyi. Dia Maha Ghaib dari ketampanan sikap lahiri mereka. Bagaimana
perlu takut? Setiap waktu Dia dalam kesibukan, merubah, mengganti, penolong ini
penghina itu, penghidup ini dan pemati itu, penerima ini dan penolak itu,
pendekat ini dan penjauh itu. Firman-Nya :
“Dia tiak ditanya tentang apa yang diperbuatnya dan merekalah
yang akan ditanyai.” (Q.S.Al-Anbiya’ : 23).
Wahai Allah, perdekatkanlah kami dengan Engkau dan
jangan jauhkan kami dari-Mu.
“Dan berilah kami kebaikan hidup di dunia dan
kebaikan hidup di akhirat dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan