(Percikan Cahaya Ilahi)
SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI
Ahad pagi, 10 Syawal tahun 545 Hijriyah di Ribath,
Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :
Dengan Berpandukan sabda Nabi saw.
“Barang siapa baginya dibukakan pintu kebaikan, maka hendaklah ia boleh
mencapai peluang itu, karena hal itu tidak diketahui bila pintu tersebut akan ditutup
baginya.”
Wahai
manusia, capailah dan peliharalah pintu hidup selagi terbuka.
Mungkin dalam waktu dekat ini akan tertutup kembali untukmu. Jagalah laku
perbuatanmu yang baik ketika engkau masih mampu melakukannya. Peliharalah pintu
taubat, masuklah ke lorong-lorongnya mumpung masih terbuka bagimu. Peliahralah
pintu doa, karena pintu itu terbuka untukmu, peliharalah pintu ke temanmu yang
baik sesungguhnya pintu itu masih menganga untukmu.
Wahai
manusia, bangunlah dirimu dari sesuatu yang
menggoncangkanmu, sucikan dirimu dari sesuatu yang mengotorimu, perbaikilah
dirimu dari sesuatu yang merusakmu, jenihkan dirimu adari keruh kotormu,
tahanlah dirimu dari kesukaan yang kamu ambil, kembalilah kepada Tuhanmu dari
selisih orang-orang yang disekitarmu, yang engkau jadikan tempat pelarianmu.
Wahai
hamba, di sana tiada apa pun kecuali Dzat sang Pencipta
Azza wa Jalla. Maka, bila engkau merasa keberadaanmu bersama Dia berarti engkau
hamba-Nya. Jika kereadaanmu bersama makhluk maka dirimu jadi hamba mereka. Bila
engkau tahu bahwa pencarian terhadap Al-Haq itu menjadi pencerai setiap
perwujudan yang engkau yakini, Sesungguhnya segala sesuatu dari makhluk itu
penghalang antara dirimu dan Dia.
Wahai
hamba, jangan jadi pemalas, karena sikap malas itu membuat
sesal dalm penghamban ini. Permurah lah laku perbuatanmu, karena Allah Al Haq
telah bermurah terhadapmu di dunia dan di akhirat.
Wahai
hamba jadikan doamu sebagai pemikat, kembalilah kepada
kerelaan, sesekali engkau jangan berdoa dengan mulutmu sedang hatimu menerawang
berpaling dari-Nya. Di hari kiamat seluruh manusia akan mengakui setiap
perbuatan apa yang pernah dilakukan di dunia. Baik yang buguas maupun yang
buruk. Di sana sesalmu tidak berguna, juga engatmu tidak berfungsi. Pada hari
itu tidak berguna pula mengingat kerja berat sebelum mati, ingat kebun halaman
dan persemaian biji; itulah saat perhitungan manusia dimulai secara total. Jauh
sebelumnya Nabi Muhammad saw. memperingatkan :
“Dunia adalah lapang tempat bercocok untuk akhirat, maka
barangsiapa bercocok tanam yang baik niscaya ia akan menerima hasilnya dengan
rasa puas, dan barangsiapa bercocok tanam buruk niscaya akan menuai sesal.”
Bila datang kematian apdamu barulah engkau bangun sadar,
tapi waktu itu kebangunanmu tak berguna. Wahai Allah bangunkanlah kita dari
tidur yang melalaikan Engkau, jagakan kami dari ketmpulan yang melupakan
Engkau, Amiin.
Wahai
hamba, persahabatanmu dengan hal yang buruk akan
mendatangkan keburukan padamu dan melenyapkan kebaikanmu. Berjalanlah di bawah
bayang-bayang Kitab Suci Allah dan sunnah Rasul-Nya saw. niscaya engkau
beruntung.
Wahai
manusia, malulah kepada Allah dengan arti sebenarnya Engkau
jangan lalaikan masamu dengan sia-sia. Sungguh engkau disibukkan oleh urusan
pengumpulan makan, berangan kepada yang tidak engkau temukan dan membangun yang
tidak engkau diami. Setiap hal ini menjadi penghalang dirimu dari maqam
Tuhanmu. Duduk berdiam sambil mengingat Allah dalam hati itu perbuatan
orang-orang arif – dan mendalaminya --- sebaliknya merupakan setiap yang ada.
Yang demikian jika sudah sempurna maka surga menjadi tempat tinggalnya. Surga
pembelian dan surga yang dijanjikan. Sedangkan pembelian di dunia adalah Ridho
(menerima) atas ketentuan. Dia dan mendekatkan hati kepada-Nya, munajat dan
menyingkap tabir penghalang antar dirimu dan Dia. Jika demikian jadilah
persahabatan hati ini dalam kesunyiannya bersma Al-Haq :
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S.ASY-SYURA : 11).
Adapun isi deklarasi itu adalah tentang surga yang
dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang beriman, juga bisa melihat rupa Dzat
Yang Maha Mulia tanpa tabir penutup, tiak ada keraguan segala kebaikan dari
Allah dn buruk dari selain Dia. Kebaikan tergantung dari pemberiannya dan
keburukan terletak karena pembelakangan-Nya. Setiap perbuatan yang bermotif
kehendak mendapat ganti dari makhluk, maka baginya ada padanya. Setiap usaha
yang bersandar karena Allah maka itu baginya. Jika engkau bertaubat dan mencari
ganti adalah balasan bagimu terletak pada makhluk. Bila engkau berusaha karena
Allah semata adalah dekat kepada Dia dan melihat-Nya sebagai balasan untukmu.
Janganlah engkau mencari ganti atas usahamu dalam
bentuk hitungan. Mana ada sesuatu, dunia
dan akhirat, dan apa pun selain Allah dengan segala penggantinya. Carilah
pemberi nikmat engkau jangan mencari nikmat. Carilah tetangga sebelum mencari
rumah. Sesungguhnya Dia ada sebelum segala ini. Dia sumber segala keberadaan
ini dan tetap ada setelah semua ini. Hendaknya engkau ingat mati, sabar atas
cobaan dan tawakkal kepada Allah dalam segala situasi. Bila ketiga-tiga
tingkatan ini telah sempurna bagimu, niscaya Penguasa Jagad ini datang padamu
dengan ingatanmu ketika menjelang mati; dari sini bersihlah zuhudmu, sabar
terhadap sesuatu yang engkau maksud dari Tuhanmu, tawakkal atas sesuatu yang
lepas dari hatimu dan bergantung kepada Tuhanmu. Selamatkan jiwamu dari dunia
dan akhirat dan segala apa pun selain Al-Haq, niscaya rakhmat mendatangimu dari
pelbagai penjuru. Peliharalah Tuhanmu dari berbagai penjuru jiwamu. Bukankah
jika tak seorang makhluk tertinggal untukmu enggkau masih punya jalan. Amat
pada penjuru untukmu dan tertutup pintu bagimu, maka jadilah engkau termasuk
golongan orang yang difirmankan Allah, atas kebenaran mereka :
“Sesungguhnya hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap
mereka.” (Q.S. Al-Hijr : 42).
Bagaimana ada kekuatan bagi para peng-Esa Allah –
yang ikhlas – sedang mereka tidak mengenal istilah makhluk dala setiap amal
usahanya. Mereka hanya mengenal ucapan dalam kahirat bukan untuk permulaan.
Semua pemula adalah bisu, dan semua kahiran berucap. Orang yang ikhlas ata hak
miliknya tersirat dalam hati, penguasanya dalam kerahasiaan tidak terlintas
pada yang nampak. Jadilah pemula yang tersembunyi meliputi ikhwalmu. Demikian
ini usahakan jangan sampai mengenal batas terhenti sampai sempurna dan mampu
menguatkan hatimu terpateri dengan Tuhan. Kala engkau telah sempurna dan sampai
pada-Nya; kau dengarkan firman Dia :
Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantaramu ada
orang yang menghendaki akhirat.” (Q.S. Ali Imran :152).
Adalah keberuntungan mendatangimu sendiri, tangan
pemburu habis untukmu – dari semua tangan – selain Al-Haq, dan engkau ambil
pintu yang dekat tembus dengan Al-Haq :
“Di sana pertolongan itu hanya dari Allah yang Haq.” (Q.S.Al-Kahf
: 44).
Bila ini telah sempurna atasmu datanglah dunia dan
akhirat menjadi pelayanmu tanpa paksa. Lintasilah pintu Tuhanmu dan tetaplah di
sana. Jika engkau tetap berdiam tak bergeming dari pintu itu maka Al-Haq
berkait dengan jiwamu, sehingga engkau melihat lintasan-lintasan nafsu, hawa,
lintasan hati dan lintasan iblis. Dikatakan untukmu : Inilah pelintasan yang
benar, dan inilaj pelintasan yang batil.
Ketahuilah dari setuap bentuk ini menyimpan tanda
yang bisa engkau kenali. Bila engkau sampai ke maqam ini niscaya lintasan
Al-Haq datang padamu, mendidikmu, menetapkan, menegakkan, mendudukkan,
menggerakkan, memerintah dan mencegahmu.
Wahai manusia, engkau jangan mencari penambah
atau pengurang pendahulu atau pengahir, karena setiap kepastian itu telah
mengitari setiap individu. Tiada seorang pun darimu kecuali baginya punya
manuskrip dan biografi penghitung.
Sabda Nabi saw.
“Telah usia Tuhanmu dari penciptaan, penetapan rizki, penetapan mati
dan gerak-gerik kalam (pena) karena itu Dia tetap mengenai atas keberadaan
ini.”
Sungguh usia sudah ketentuan Allah atas segala
sesuatu yang ditutup dengan perintah dan cegah dan juga kebolehan, maka bagi
setiap orang tidak boleh membubuhkan hukum yang telah berlaku. Bahkan
difirmankan :
“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatnya dan merekalah
yang akan ditanyai.” (Q.S. Al-Anbiya’ : 23).
Wahai
manusia, lakukan yang tampak dan hitam ini di
atas putih sampai engkau termuat dalam amal, tepatnya di tengah-tengah perkara
ini. Bila yang tampak ini engkau kerjakan niscaya akan memutar engkau menuju
kefahaman isi hati. Pertama kali yaitu tentang kefanaan sirr (rahasia) mu lalu
memenuhi hatimu yang ada dalam jiwa dan memenuhi jiwamu yang terletak pada
lisan dan memenuhi lisan atas penciptaan. Demikian terus berputar pada mereka
demi kebaikan dan kegunaan mereka.
Wahai
Kaumku, keberuntungan bagimu bila engkau
berhenti bersama Al-Haq, dan mencintainya, Di antara cinta-Nya aalah
keberhentian Dia padamu dan pada selain kamu. Dan di antara syaratnya juga
jangan sampai dirimu berada di pihak lain selain Dia, berjinak-jinak
bersama-Nya dan tidak takut ketika bersama-Nya. Bilamana rasa kecintaan
terhadap Allah berdiam di hati hamba tentu ia jinak dengan Dia dan membenci
terhadap apa yang menimbulkan kesibukan dirinya. Hentikanlah penuduhanmu yang
palsu. Sesuatu ini tidak datang dengan tali dan berkhayal dusta, nifak dan
pendurhaka. Hentikan dan tetapkan atas taubatmu. Tiada perbuatanmu dalam
penanamanmu menghasilkan perbuatan yang ditetapkan-Nya, cabang-cabang atau buahnya.
Biasakanlah berhenti bersama Al-Haq dalam kesempitan
dan madlorot dalam kefakiran dan kaya, dalam kesedihan dan kemewahan, dalam
kesakitan dan kesehatan, dalam kebaikan dan keburukan, dalam pemberian dan
pencegahan. Aku tidak elihat ng mujarab untukmu kecuali penyerahan jiwa secara
total, kepada Al-Haq.
Bila datang ketentuan atasmu melalui sesuatu engkau
jangan takut, jangan perbincangkan dan jangan engkau adukan kepada makhluk lain
selain Dia. Karena ketentuan itu termasuk cobaan atasmu. Maka sebalikya engkau
harus berdiam, tenang, dan menerima secara mantap dihadapan-Nya. Lihatlah
terhadap apa yang diperbuat atas dirimu, bersukarialah atas pengubahan dan
penggantian yang ditetapkan-Nya, jika keberadaanmu bersama Dia. Demikian tidak
dapat tidak merubah Ketakutanmu dengan berjinak dan menetapkan tauhid untuk Dia
serta penuh rasa Syukur.
Wahai Allah jadikan untuk kami dalam surga-Mu dan
bersama-Mu.
“Dan berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan