Imam Kelima kita, Imam Ja'far Sadiq As dalam
hidupnya senantiasa berupaya membantu orang-orang Madinah sebanyak yang ia
mampu.
Ia membantu mereka untuk memberikan pemahaman Islam yang lebih baik, dan juga ia membantu mereka dengan cara-cara yang lain.
Imam Sadiq As memiliki sebuah ladang kurma dan setiap tahun pohon-pohon kurma di ladang itu menghasilkan ribuan tandan kurma yang manis. Nilai kurma ini sangat tinggi.
Akan tetapi pada masa menuai, Imam Sadiq As melakukan sesuatu yang tidak biasa!
Tatkala seluruh kurma siap untuk dimakan, Imam Sadiq As akan membuka gerbang ladang dan setiap orang datang dipersilahkan untuk datang dan menyantap kurma.
Salah seorang sahabat Imam As tidak mengerti mengapa Imam berlaku seperti itu.
Ia bertanya kepada Imam Sadiq As, "Apabila Tuan menjual kurma-kurma ini, tentunya akan banyak menghasilkan uang."
Imam Sadiq As tersenyum dan berkata, "Aku tidak memerlukan uang. Syukur kepada Tuhan, Aku mampu memberi makan kepada keluargaku dari uang yang aku dapatkan dari merajut kesetan
Sang Imam cukup memiliki uang untuk memenuhi keperluannya sehingga ia dapat membagi sebagian hartanya kepada orang fakir dan miskin kota Madinah.
Seluruh orang di Madinah mengetahui bahwa jika mereka terbelit dengan masalah, atau terbentur dengan kesulitan, Imam senantiasa berada di sana untuk membantu mereka.
Ia membantu mereka untuk memberikan pemahaman Islam yang lebih baik, dan juga ia membantu mereka dengan cara-cara yang lain.
Imam Sadiq As memiliki sebuah ladang kurma dan setiap tahun pohon-pohon kurma di ladang itu menghasilkan ribuan tandan kurma yang manis. Nilai kurma ini sangat tinggi.
Akan tetapi pada masa menuai, Imam Sadiq As melakukan sesuatu yang tidak biasa!
Tatkala seluruh kurma siap untuk dimakan, Imam Sadiq As akan membuka gerbang ladang dan setiap orang datang dipersilahkan untuk datang dan menyantap kurma.
Salah seorang sahabat Imam As tidak mengerti mengapa Imam berlaku seperti itu.
Ia bertanya kepada Imam Sadiq As, "Apabila Tuan menjual kurma-kurma ini, tentunya akan banyak menghasilkan uang."
Imam Sadiq As tersenyum dan berkata, "Aku tidak memerlukan uang. Syukur kepada Tuhan, Aku mampu memberi makan kepada keluargaku dari uang yang aku dapatkan dari merajut kesetan
Sang Imam cukup memiliki uang untuk memenuhi keperluannya sehingga ia dapat membagi sebagian hartanya kepada orang fakir dan miskin kota Madinah.
Seluruh orang di Madinah mengetahui bahwa jika mereka terbelit dengan masalah, atau terbentur dengan kesulitan, Imam senantiasa berada di sana untuk membantu mereka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan