Kita
boleh saja melihat dan menilai bahwa pelaku maksiat dan dosa hidupnya
menyenangkan bahkan dilimpahi harta benda duniawi.
Sah-sah
saja bagi sebagian kita menilai bahwa mereka tetap menikmati hidup bersama
keluarga, jalan-jalan ke berbagai lokasi pelancongan, bahkan bebas memilih
menikmati makanan-makanan yang digemari, kapan dan dimana pun.
Akan
tetapi, jangan pernah berhenti pada penilaian itu. Selain sangat berbahaya
dampaknya bagi pemikiran dan pemahaman, ada ketentuan Allah Ta’ala tentang
dampak buruk bagi pelaku maksiat dan dosa yang sudah dijanjikan oleh-Nya. Dan
Dia mustahil ingkari janji.
“Orang-orang
yang berdosa, nanti akan ditimpakan kehinaan di sisi Allah dan siksa yang
keras.”
Apa
yang difirmankan oleh Allah Ta’ala dalam surat al-An’am [6] ayat 124 ini
kiranya cukup menjadi bukti bahwa Allah Ta’ala pasti menyiksa dan menghinakan
para pelaku maksiat. Boleh di dunia, dan yang paling pasti siksa nan pedih di
akhirat kelak.
“Ini
merupakan ancaman yang keras dan tegas dari Allah Ta’ala terhadap orang yang
mengingkari Rasul-rasul-Nya. Akan ditimpakan kepadanya kehinaan nan abadi,
sebab mereka telah menyombongkan diri di dunia. Maka Allah Ta’ala menimpakan
kepada mereka kehinaan pada Hari Kiamat kelak.” terang Imam Ibnu Katsir
menjelaskan ayat ini.
Orang-orang
kafir berhak atas siksa lantaran mereka melakukan tipu daya. Mereka membuat
sesuatu untuk mengelabui bahkan menghancurkan kekuatan dan potensi kaum
Muslimin.
“Seringkali,”
lanjut Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, “tipu daya mereka
dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan halus.”
Oleh
karena halus dan tersembunyi itu, “Maka mereka mendapatkan azab yang sangat
keras dari Allah Ta’ala pada Hari Kiamat. Sebagai balasan yang setimpal.”
Demikian
inilah di antara bentuk ke-Mahaadil-an Allah Ta’ala. Semua orang pasti
mendapatkan akibat atas apa yang dikerjakannya. Tidaklah seseorang melakukan
kekafiran, kecuali dia akan mengunduh siksa nan menyengsarakan di dunia dan
akhirat kelak.
Selain
mendapatkan siksa pedih yang amat menyengsarakan, Allah Ta’ala kelak memberikan
tanda kepada para pelaku maksiat. Tanda ini berbentuk bendera yang diletakkan
di salah satu organ tubuh pelaku maksiat. Mirisnya, bendera itu diletakkan di
bagian tubuh yang tersembunyi saat di dunia dan amat memalukan jika
dipertontonkan.
“Akan
diberi tanda bagi setiap pengkhianat (yang mengingkari ajaran Rasulullah)
sebuah bendera pada pantatnya pada Hari Kiamat kelak. Lalu dikatakan kepada
mereka, ‘Inilah pengkhiatan Fulan bin Fulan!’”
Hadits
nan agung ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumallahu
Ta’ala, dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan