SYEIKH ABU ABDILLAH AL-HARITS
BIN ASAD “AL-MUHASIBI”
Sahabatku! Berikut aku
akan menyinggung sebuah bab yang cukup efektif untuk menutup pintu fitnah dunia
serta tipu dayanya, sekaligus akan mampu membukakan pintu akhirat dan
keberkahannnya, dan aku dapatkan hal itu pada sikap qana’ah dan tawadhu’,
karena keduanya merupakan lawan dari kemewahan dan kesombongan. Ini karena bila
seorang hamba rela terhadap sikap merendahnya di dunia, maka otomatis secara
langsug ia telah membuang sifat sombong dari hatinya. Tidak ada lagi ambisi
untuk mengejar keududkan dan kehormatan pada dirinya sehingga selamatlah ia
dari fitnah dunia beserta huru haranya. Lalu dia cukup bergembira dengan sikap
tawadhunya di dunia dan mendapat kemuliaan di sisi Allah swt. Demikian pula
keadaanya bila si hamba merasa puas dengan kebersahajaannya, tidak rakus untuk
menumpuk harta seperti rakusnya seekor anjing terhadap bangkai, ia merasa
lapang dada di dunia, sedikit dosa dalam agamanya; mau menerima rizki yang
sedikit; dan Allah pun ridha kepadanya dengan sedikit amalnya. Jadi, dengan
sikap qana’ah itu ia menyegarakan ketenangan hati di dunia serta kebahagiaan
dengan rahmat Allah di akhira.
Sahabatku! Ingat,
hendaklah engkau melakukan mawas diri kepada Allah SWT. Sahabatku, merasa
puaslah terhadap rizki yang mencukupi kebutuhan dan memenuhinya; tinggalkanlah
mencari kelebihan harta, yaitu pada sesuatu yang sesungguhnya tiada keperluan
bagimu. Sebab, telah sampai kepada kami bahwa kelebihan harta di sisi Allah SWT
adalah kotoran. Padda hari kiamat kelak akan didatangkan dunia itu lalu
dikatakan : “Pisahkanlah dari harta itu bagian yang di tujukan untuk Allah,
lalu lemparkanlah semua sisanya ke neraka.”
Juga telah sampai kepada
kami : “Dunia itu terkutuk dan terkutuk pula isinya keculai zikir kepada Allah
SWT serta semua sarana yang digunakan untuk berzikir kepada Allah.” Rasulullah
saw. Bersabda : “Biarkanlah dunia ini untuk pemujanya, karena orang yang mencari
dunia di luar kebutuhannnya akan dijemput kematiannya sedang ia tidak merasa.”
Seorang sahabat juga mengatakan : “Seburuk-buruk manusia ialah yang mengejar
dunia di luar kebutuhannya. Wahai kaum, siapa yang tidak puas dengan sekedar
memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana bisa ia dijamin termasuk dalam golongan
hadis ini?
Telah sampai kepada kami
Rasulullah saw. Bersabda : “Seandainya anak manusia memiliki dua lembah dari
emas, niscaya ia akan minta satu lembah tambahan, dan tidak ada yang dapat
memenuhi perut anak Adam itu kecuali tanah. Semoga Allah swt. Menerima taubat
orang yang bertobat.” Salah seorang sahabt berkata, ‘Celakalah bagi setiap
penumpuk harta yang selalu membuka mulut seperti orang gila, yang hanya dapat
melihat apa yang ada pada orang lain tapi lupa terhadap apa yang ada pada
dirinya. Celakalah untuknya ketika mengalami siksa pada saat yang sangat lama,
sampai-sampai bila memungkinkan malampun dijadikan siang. Ingatlah, siapa yang
tidak merasa puas terhadap sekedar kebutuhannya, maka bagaimana bisa ia dijamin
termasuk golongan hadis ini?
Ibnu Mas’ud r.a. beserta
beberapa orang jamaah mengeluhkan tentang hak kepada Rasulullah saw, lalu jawab
beliau saw : “Bersabar dan bergembiralah kamu, karena saatnya sudah dekat,
bahkan seakan-akan telah tiba.”
Dalam hadis yang lain
Rasulullah saw. Bersabda : Akan datang sesudahku suatu golongan yang memakan
makanan yang lezat-lezat dengan aneka warnanya; menikahi wanita-wanita cantik
dengan berbagai macam tipenya; memakai pakaian bagus-bagus dengan berbagai
macam modenya; dan mengendarai kendaraan mewah dengan berbagai macam mereknya.
Mereka mempunyai perut yang tidak pernah merasa kenyang dengan yang sedikit dan
memiliki nafsu bahkan terhadap yang banyak pun tidak pernah merasa puas. Mereka
menekuni dunia saat pagi dan sore hari, mereka menjadikannya sebagai tuhan di
samping Tuhan mereka, menjadikannya rabb di samping rabb mereka, hanya kepada
urusan dunia itu target mereka dan kepada hawa nafsu mereka mengikuti. Maka
suatu tekad .... dari Muhammad sw.
Bagi yang mengalami zaman itu yang bakal
datang setelah pengganti kamu, hendaklah tidak memberi salam kepada mereka,
tidak mengunjungi yang sakit di antara mereka, tidak mengiri jenazah mereka,
dan tidak perlu hormat kepada pemuka mereka. Siapa yang tetap melakukan itu,
sesungguhnya ia ikut ambil bagian dalam menghancurkan Islam. (Hadis ini
dieluarkan oelh AL Bazzar, namun salah seorang sanad-nya di dha’if-kan oleh
Jumhur). Ingatlah, siapa yang tidak pernah merasa cukup dengan sekedar
kebutuhannya, bagaimana ia merasa aman dari orang-orang yang termasuk dalam
firman Allah SWT, berikut : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai
kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu! Kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahu.” (QS.
At-Takatsur 1-4). Maka, bagaimmana orang yang tidak pernah puas itu merasa aman
dari ancaman Allah SWT ini. Ia pasti bakal binasa. Semoga Allah SWT melindungi
kita dari menyenangi kemegahan, memberikan kepada kita semua sikap qana’ah dan
tawadhu’.
Wahai kaumku, keuntungan itu, demi Allah, terletak dalam keridhaan
terhadap kesederhanaan, bukan terhadap kemegahan. Keuntungan itu, demi Allah,
terletak pada kerendahan dalam berzikir, bukan dalam kedudukan dan jabatan.
Keuntungan itu, Demi Allah, pada kerendahan diri, bukan dalam keangkuhan. Aku
telah memberikan nasihat kepada kalian jika kalian mau menerima, tetapi yang
menerima itu sedikit. Mudah-mudahan Allah memberi taufik kepada kita semua
untuk setiap kebaikan dengan Rahmat-Nya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan