Kisah ini dituturkan oleh Syaqiq
al-Balkhi (nama lengkapnya Syaqiq bin Ibrahim al-Azdi al-Balkhi, salah seorang
ulama Suni, wafat 194 H) sebagai berikut.
Saya sedang duduk-duduk di rumah,
tiba-tiba istri saya berkata, “Engkau lihat, anak-anak kita kelaparan. Mereka
butuh makan.” Saya pun segera mengambil air wudu. Saya kemudian teringat kepada
seorang teman yang pernah berjanji akan membantu saya ketika saya menghadapi
kesulitan. Dia akan marah kalau tahu saya sedang dalam kesulitan tapi tidak
meminta bantuannya.
Saya pun mantap untuk menemuinya. Dalam
perjanalan saya untuk menemuinya, saya melewati sebuah masjid. Saya teringat
sebuah hadis melalui penuturan Abu Ja’far ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa yang memiliki hajat (kebutuhan) kepada seorang makhluk, hendaklah
ia memulainya dengan meminta kepada Sang Khalik.” Aku mampir ke masjid itu dan
melakukan salat sunah dua rakaat.
Karena rasa kantuk yang sangat, selesai
salat saya tertidur. Dalam tidur itu saya bermimpi seolah ada suara yang
berkata kepada saya, “Syafiq! Apakah engkau menunjukkan orang untuk mengenal
Allah, sementara engkau sendiri melupakan-Nya?” Saya sangat terkejut dengan
suara itu, lalu terbangun. Tampaknya ini merupakan peringatan buat saya. Saya
tidak boleh meminta kepada orang sebelum saya meminta kepada Tuhan Pemilik
segalanya. Saya pun tidak ingin keluar masjid sebelum saya salat Isya’ di
masjid itu. Usai salat, saya memutuskan untuk tidak mendatangi teman saya,
tetapi balik pulang ke rumah.
Sampai di rumah, saya terkaget-kaget
bahwa orang yang ingin saya temui sudah berada di rumah saya. Subhanallah!
Allah sudah menggerakkan hati orang itu untuk menemui saya sebelum saya datang
ke rumahnya. Sungguh Allah Maha Mendengar! Dahulukan Allah, Allah yang
menggerakkan hati manusia.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan