Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Alhawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah
Apabila kamu ditanya “siapa orang Mukmin itu?” maka jawablah “yaitu
orang yang mau melihat aibnya dirisendiri, tidak mau mencela aib orang
lain”. Apabila kamu ditanya “siapa orang
yang hina itu?. maka jawablah “yaitu orang yang mencela orang lain dan membiarkan
aibnya diri sendiri”.
Sebagian dari perkara salah yang dilakukan orang pada setiap masa,
yaitu memperlihatkan muka senang dan ramah tamah pada orang yang maksiat.
Seumpama mereka mau memperlihatkan muka muram, itu sudah termasuk mencegah dari
perbuatan maksiat.
Apabila kamu dibukakan pintu kesempurnaan, tentu kamu tidak akan
mau kembali pada perbuatan yang hina. bagaimana pendapatmu, apabila ada orang
yang dibukakan pintu rumah gedung, apa dia mau kembali lagi pada tempatnya di
tempat sampah?.
Apabila kamu dibukakan pintu kedamaian antara dirimu dan Alloh,
tentu kamu tidak akan mencari orang yang mendamaikan hatimu selain Alloh.
Apabila kamu dipilih Alloh untuk masuk wilayah Rububiyyah, tentu
kau tidak akan memutus untuk menghadap-Nya.
Apabila kamu termasuk orang yang mulia karena Alloh, tentu kamu
tidak akan menyerahkan kemuliaan pada selain Alloh.
Apabila kamu diselamatkan dari cinta makhluk, tentu kamu senang
karena kamu termasuk orang yang diperhatikan(diselamatkan) oleh Alloh ta’ala.
Setiap kemaksiatan itu pasti bersamaan dengan kehinaan. Apakah kau
bermaksiat lalu Alloh memuliakan kamu? tentu tidak seperti itu! Sesungguhnya
Alloh telah menyambungkan antara kemuliaan dengan taat, dan kehinaan dengan
maksiat. Taat akan menjadi Nur,
kemuliaan dan terbukanya hijab. sebaliknya maksiat akan menjadikan kegelapan,
kehinaan dan hijab antara dirinya dan Alloh ta’ala. akan tetapi, Tidak ada yang
menghalangi kamu dari menyaksikan Alloh, kecuali kamu tidak mau berhenti pada
hukum-hukum Alloh ta’ala, dan kamu sibuk kepada alam yang diciptakan Alloh.
Ketika anakmu maksiat(membangkang tidak mau menurut) maka ajari dia
dengan syariat agama, dan jangan kau biarkan, tapi hadapi dengan muka
muram/marah, supaya dia berhenti dari maksiat.
Perkara yang memalukan yang banyak terjadi pada orang mukmin, yaitu
ketika mukmin melakukan maksiat. adakalanya
dia dibuka aibnya atau diejek oleh orang(masyarakat). kalau sudah begitu
masyarakat menjadi salah jalan. ketika mukmin melakukan maksiat, orang tersebut
masuk pada kerusakan yang besar.
adapun cara menyelamatkannya seperti ketika kamu kepada anakmu yang
maksiat. pada lahirnya, kamu bermuka muram/marah, dan pada hati/batin, kamu
belas kasih dan mendo’akan secara samar.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan