Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Alhawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah As Sakandari
Wahai Manusia, Bertaubatlah
kalian semua kepada Allah.
Wahai hamba Berusahalah untuk selalu bertaubat kepada Alloh
disetiap waktumu, karena Alloh ta’ala
sudah memerintah kamu untuk bertaubat.
Alloh ta’ala sudah berfirman
Dalam Al Qur’an yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu
semua kepada Alloh dengan keseluruhan. Supaya kamu semua beruntung.”
Dan firman Alloh yang artinya: “Sesungguhnya Alloh ta’ala cinta pada orang yang bertaubat dari dosa,
dan cinta pada orang yang bersesuci dari kotoran.”
Rosululloh saw. Bersabda, “Sesungguhnya hatiku ditutupi/dipenuhi
dengan Nur, Dan aku selalu meminta ampunan kepada Alloh setiap harinya tujuh
puluh kali.”
Jika kamu mau bertaubat sebaiknya kamu jangan sampai lepas dari
memikirkan seberapa lama umurmu, dan berfikir tentang apa yang sudah kau
kerjakan pada waktu siangmu. Apabila kamu mendapati taat yang kamu kerjakan,
maka bersyukurlah kepada Alloh karena ketaatan itu.
Apabila kamu mengerjakan maksiat, maka celalah dirimu sendiri sebab
amal maksiat yang kau kerjakan.
Dan mintalah ampun dan bertaubatlah kepada Alloh ta’ala. Karena
majelismu dihadapan Alloh ta’ala itu tidak ada yang lebih bermanfaat bagimu
dibanding majlis untuk mencela dirimu sendiri. Dan tidak dikatakan mencela diri
sedang kamu tertawa-tawa dan senang-senag. Akan tetapi celalah dirimu dengan
sungguh-sungguh, orang yang sungguh dalam mencela diri akan terlihat raut muka
yang muram, susah hatinya dan merasa hina.
Jika kamu mau melakukan yang seperti itu dengan sungguh-sungguh,
Alloh ta’ala akan mengganti susah dangan
kegembiraan, hina dengan kemuliaan, gelap diganti dengan nur/cahaya dan
terhijabmu kepada Alloh akan dibuka oleh Alloh ta’ala.
Di ceritakan dari Syeikh Makinuddin al Asmar, Beliau salah satu
dari tujuh wali abdal. Beliau berkata: Ketika aku dalam permulaan
perjalanan(Suluk), Aku bekerja menjahit yang hasilnya untuk kebutuhan makan.
Pada waktu siang aku selalu menghitung bicaraku, dan ketika waktu sore, aku
selalu meneliti semu kata bicaraku pada waktu siang tadi yang hanya sedikit, apabila
pembicaraanku tadi itu bagus, Aku terus memuji dan bersyukur kepada Alloh
ta’ala. Dan apabila pembicaraanku tadi tidak baik, aku lengsung bertaubat kepada Alloh meminta ampunan-Nya. Begitulah
amalan Syeikh Makinuddin, sehingga Alloh mengangkat beliau menjadi wali Abdal.
Ketahuilah, apabila kamu sudah mempunyai wakil yang mau mengoreksi
dan meneliti dirimu sendiri, tentu kamu tidak perlu mengreksi dirimu, karena
sudah ada yang mengoreksi dan meneliti dirimu. Akan tetapi apabila wakilmu
tidak mau mengoreksi dan meneliti dirimu, tentu kamu sendiri yang harus
berusaha mengoreksi dirimu sendiri dengan teliti.
Maka atas dasar inilah seyogjanya semua amal yang kamu kerjakan
hanya karena mengagungkan Alloh dan tidak merasa dirimu bisa beramal. Dan Alloh
ta’ala tidak memeriksa dan meneliti
kamu.
Apabila seorang hamba melakukan dosa, maka terjadi pada dirinya kegelapan.
Jadi maksiyat itu di ibaratkan seperti api, sedang kegelapan hati khususnya
maksiat seperti orang yang menyalakan api didalam rumah selama masa 70 tahun.
Dan kamu akan melihat rumah itu pasti menghitam.
Begitu juga hati akan menjadi hitam sebab maksiat, dan tidak akan
bisa bersih kecuali hanya dengan Taubat kepada Alloh ta’ala. Jadi adanya
kehinaan, gelapnya hati, terhijabnya hati itu selalu bersamaan dengan maksiat,
dan apabila kamu bertaubat kepada Alloh, bekas-bekas dosa itu akan hilang.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan