Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Alhawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah
Jangan kau gunakan nafasmu selain untuk taat kepada Alloh, jangan
kamu lhat kecilnya nafas, akan tetapi lihatlah kedudukan nafas dan pemberian
Alloh pada hamba-Nya.
Jadi nafas itu ibarat
mutiara. Apakah kamu pernah melihat orang yang melemparkan mutiaranya ketempat
sampah/kotoran?. Apakah kamu hanya memperbaiki
lahirmu sedang batinmu kau rusak?. Kalau seperti itu kau bagaikan orang yang
sakit judzam(buduken) yang mengenakan pakaian baru, dari dalam pakaian keluar
nanah yang bercampur dengan darah. Karena kamu hanya memperbaiki apa yang
terlihat oleh manusia, dan tidak memperbaiki hatimu, yang hati itu makrifat
Tuhanmu.
Hikmah(ilmu yang haq) itu seperti rantai. Apabila kamu mau merantai
nafsumu dengan hikmah, maka nafsumu akan tenang(istirahat). Tapi apabilah
hikmah itu kau buang, nafsumu akan bebas dan mencelakakan dirimu.
Contoh nafsu yang bebas itu seperti orang gila didalam rumahmu. Dia
akan merusak rumah dan mmotong-motong pakaianmu. Apabila dia di ikat kamu akan
tenang. Apabila talinya kau lepas dan kautinggal keluar, maka pasti membayakan.
Hai orang yang sudah tua, umurmu sudah kau habiskan. Maka dari itu
apa yang sudah ketinggalan segera kau susuli. Kau sudah memakai pakaian putih
yaitu uban. Pakaian putih itu tidak tahan kotor.
Hati itu seperti kaca cermin, dan nafsu itu seperti nafas, ketika
kau bernafas didepan cermin maka cermin akan buram/hitam.
Hati orang yang lacut itu seperti kaca cermin wanita tua yang sudah
lemah, yang ingin membersihkan kaca dan melihat dirinya didepan kaca cermin.
Dan hati seorang ‘Arif itu seperti kaca cermin pengantin baru, yang
setiap hari selalu melihat dirinya dicermin itu, sehingga cermin tersebut
selalu di gosok mengkilap.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan