Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Alhawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah
Cukuplah untuk menunjukkan kebodohanmu, apabila kamu dengki kepada
ahli dunia dan pada sesuatu/harta yang diberikan kepadanya. dan hatimu
disibukkan dengan apa yang dimiliki oleh ahli dunia. Jadi kamu lebih bodoh
daripada mereka. karena ahli dunia, disibukkan oleh apa yang diberikan
padanya(yaitu harta benda). sedangkan kamu disibukkan oleh apa yang tidak
diberikan kepadamu.
Ketika matamu sakit, segera kamu obati, itu semua tidak ada lain
karena kamu sudah merasakan nikmatnya dunia. sehingga kamu obati supaya tidak
tehenti melihat keindahan dunia. Dan
mata hatimu sudah sakit selama empat puluh tahun, dan kamu tidak mau mengobati.
Ketahuilah, permulaan umurmu telah kau sia-siakan, maka kamu harus menjaga akhir dari umurmu. Sebagaimana seorang wanita yang mempunyai anak sepuluh, dan mati yang Sembilan dan tinggal satu anak, apakah wanita tersebut berusaha menjaga anaknya yang tinggal satu itu?.
Kamu telah menyia-nyiakan sebagian besar dari umurmu. maka jagalah
sisa dari umurmu, seperti kau menjaga air dalam wadah yang tinggal sedikit.
Demi Alloh. umurmu itu tidak dimulai dari kamu lahir, tapi umurmu dimulai dari
kamu mengenal Alloh ta’ala.
Jauh sekali perbedaan antara orang yang ahli beruntung dan orang
yang ahli celaka.
Orang yang ahli beruntung, Ketika dia melihat orang/masyarakat
melakukan maksiat, pada sisi lahirnya dia ingkar dan benci, tapi pada hatinya
dia mendo’akan orang yang maksiat tadi.
Sedang orang yang ahli celaka, dia ingkar pada orang yang maksiat
demi menuruti kesenangan nafsunya, dan terkadang malah merusak kehormatan orang
yang maksiat tadi.
Orang mukmin yaitu orang yang mau memberi nasihat kepada saudaranya
dikala sepi(tidak ada orang banyak), dan menutupi aib saudaranya di muka orang
banyak.
Sedang orang yang celaka itu sebaliknya orang mukmin, ketika
melihat orang yang maksiat dia mengunci pintu (tidak mau menerima) dan
mencela-cela orang yang maksiat. itu menunjukkan mata hati(bashiroh)nya gelap,
dan kedudukannya dihadapan Alloh dijauhkan.
Apabila kamu akan meneliti/mengukur akal seseorang, maka perhatikan ketika kamu menyebutkan seseorang(Si fulan) pada dia. kalau dia menanggapinya dengan tanggapan yang jelek sehingga mengatakan “Menurutku dia (Sifulan) itu prbuatannya begini dan begini…”. maka ketahuilah bahwa hati nya itu rusak dan tidak ada makrifatnya. kalau dia menanggapi dengan menyebutkan kebaikan Sifulan tersebut, atau ketaika kamu menyebutkan aibnya sifulan pada dia, tapi dia menanggapi dengan baik dan mengatakan, “Mungkin sifulan itu sedang lupa, atau dia sedang ada udhur, atau perkataan lainnya”. Ketahuilah kalu hatinya itu tenang/terpelihara.
Sesungguhnya Mukmin itu selalu menjaga keselamatan kehormatan
saudaranya Muslim.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan