Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Alhawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah
Berapa saja jumlah penyakit hati yang tersembunyi, kalau sudah kau
wiridkan maka aurad itu akan memperlihatkannya. sedangkan penyakit hati yang
besar dosanya yaitu ragu-ragu terhadap Alloh taala. ragu-ragu terhadap urusan
rizki, karena itu berarti ragu-ragu terhadap Ar-Rozzaq(Dzat pemberi rizki).
Dunia itu lebih hina bagi orang yang tinggi cita-citanya, siapa
saja yang mementingkan (tinggi cita-citanya) terhadap perkara kecil(dunia), dan
tidak mementingkan (tinggi cita-citanya) terhadap perkara yang besar (akhirat),
orang tersebut dikatakan cacat akalnya.
Dirikan dan kerjakanlah apa saja yang diwajibkan kepadamu dari tugas-tugas
ibadah kepada Alloh. Alloh ta’ala itu telah memngurusi kamu dengan segala yang
sudah ditetapkan atas dirimu.
Kalau Alloh memberi rizeki kepada hewan bedegal, cicak,
bintawardan, apakah Alloh lupa memberi rizki kepadamu?, tentu tidak.
Alloh ta’ala berfirman : “Dan perintahlah kepada keluargamu untuk
sholat, dan sabarlah dirimu dalam sholat. Aku tidak meminta rizki kepadamu,
(tapi) Akulah yang memberi rizki kepadamu. dan akhiran yang baik itu bagi
orang-orang yang bertaqwa.” Siapa saja yang menjaga hak-haknya Alloh, Alloh
tidak akan membuat makhluk baru di kerajaannya, kecuali Alloh memberi tahu
kepadanya.
Sebagian ulama mendatangi sekelompok orang dan bertanya, “Apakah
diantara kamu dari jamaah ini ada yang diberitahu oleh Alloh tentang perkara
apa yang baru dijadikan Alloh dikerajaan-Nya?. Mereka menjawab, “Tidak ada”.
Ulama tersebut berkata kepada mereka, “Tangisilah dirimu sendiri”.
Para ulama salaf terdahulu Rodhiyallohu anhum, sama bertanya pada
seseorang tentang haliyah/keadaannya, untuk memberi isyarat supaya orang
tersebut mau bersyukur. Akan tetapi pada hari ini sebaiknya tidak perlu
bertanya pada seseorang tentang keadaannya, karena masyarakat saat ini bila
ditanya, kamu akan memberi isyarat supaya mereka mengeluh dan berkeluh kesah.
Diceritakan ada seorang yang kerjaannya menggali kubur untuk
mencuri kainkafannya, dan dia sudah bertaubat. suatu hari dia menghadap gurunya
dan berkata, “Ya Tuanku, aku sudah menggali 1000 kubur, dan aku menemukan muka
mereka (mayit) mlengos dari kiblat(tidak menghadap kiblat. itu semua apa
sebabnya?”. lalu gurunya berkata, “Hai anakku, muka yang tidak menghadap kiblat
itu disebabkan karena orang tersebut ragu-ragu terhadap urusan rizekinya”.
Wahai hamba Alloh, apabila kamu meminta/berdo’a kepada Alloh,
mintalah semoga Alloh memperbaiki dirimu dari segala arah/hal. dan semoga Alloh
memperbaiki dirimu dengan Ridho atas aturan sudah Alloh atur terhadap dirimu.
Kamu adalah hamba yang melarikan diri, Alloh ta’ala menuntut kamu
untuk menghadap kepadaNya, tapi kamu lari dari itu, dengan pekerjaanmu,
tingkahmu, dan tujuanmu. artinya apakah kamu tidak dikatakan orang yang melarikan
diri?, ketika kamu sholat kamu lupa Alloh, ketika kamu puasa kamu buat mainan,
ketika mendapat belaskasih dari Alloh, kamu malah mengeluh.
Diceritakan dari Syeikh Abi Al Hasan as-Syadzili ra. beliau
berkata, “Aku pernah bertempat dihutan belantara selama tiga hari, sedang aku
tidak memiliki apa-apa, lalu ada orang-orang nasroni lewat, dan melihat aku
sedang tiduran, salah satu dari mereka mengatakan, “Orang itu adalah
pendeta/kiyainya orang-orang islam,”. lalu orang-orang nasroni itu menaruh
makanan didekat kepalaku, lalu pergi. Aku berkata pada diriku sendiri, “ Sangat
mengherankan, bagaimana mungkin aku diberi rizeki lewat tangannya musuh, dan
tidak diberi rizeki lewat tangannya kekasih”. ketika aku dalam keheranan
seperti itu, lalu aku mendengar suara yang mengatakan, “Yang di sebut lelaki
sejati itu bukanlah orang yang mendapat rizeki lewat tangan kekasihnya,akan
tetapi yang dikatakan lelaki sejati itu yang mendapatkan rizeki lewat tangan
musuhnya”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan