Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Alhawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah
Wahai hamba Alloh, untuk kepentingan dirimu kamu memilih makanan
yang lezat/enak, bahkan pada hewan ternakmu kau pilihkan makanan yang baik.
Akan tetapi ketika kamu berhubungan dengan Alloh(Ibadah) kau kerjakan dengan
semaumu(asal mengerjakan), terkadang kau memilih-milih makanan hingga 20 macam
dan hanya satu yang kau ambil, itu hanya untuk mengisi wc-mu.
Kamu duduk bersila, terkadang kau lama-lamakan dudukmu hanya untuk
menikmati makananmu, tapi anehnya ketika kamu sholat, tingkahmu seperti ayam
makan (cepat sekali). Dan lagi gangguan waswas, dan krentek hati yang tidak
baik dating dalam sholatmu. Tingkah orang yang seperti ini bagaikan orang yang
berdiri atau duduk ditempat saasaran tombak atau panah. Dari segala arah dia
akan terkena tomak atau panah. Apakah orang seperti ini tidak dinamakan orang
yang kumprung/bodoh?
Contoh lain ketika kamu mendengarkan hikmah, tapi kmu tidak mau
mengamalkan hikmah tersebut, itu seperti halnya orang yang memakai baju perang,
Akan tetapi tidak ikut berperang.
Ingatlah, sungguh sudah ada undangan untuk mendatangi harta
daganganku, apakah ada yang mau membeli?
Sedangkan harganya adalah sesuatu yang dirimu disibukkan oleh sesuatu
tersebut.
Jadi apabila kamu disibukkan engan perkara dunia, kamu tidak ada
harganya. Karena dunia itu ibarat bangkai yang tidak ada harganya.
Permintaan hamba kepada Alloh paling utama adalah meminta supaya
bisa tetap dalam taat kepada Alloh swt. Alloh swt. Berfirman “Tunjukkan kepada
kami kepada jalan yang lurus”.
Mintalah kepada Alloh hidayah dan istiqomah. Istiqomah yaitu, kamu
selalu bersama Alloh dalam segala hal dan keadaan, dengan melaksanakan segala
suatu yang menjadikan ridho Alloh. Yaitu dengan menetapi apa yang dibawa oleh kanjeng
nabi Muhammad saw. Dari Alloh taala.
Perumpamaan seorang salik (orang yang berjala menuju Alloh), itu
seperti orang yang mencari air dan menggali tanah sedikit demi sedikit,
sehingga menjadi sumur yang memancar air dari dalamnya.
Sedang perumpamaan orang majdhub (orang yang ditarik langsung
kehadrotulloh), itu seperti orang yang membutuhkan air, lalu ada awan yang
menurunkan hujan, sehingga dia bisa mengambil air untuk kebutuhannya tanpa
kerepotan.
Apabila nafsumu kau beri makanan yang disukainya dan kau carikan
apa yang menjadi kesenangannya, kamu itu seperti orang yang didalam rumahnya ada
ular yang setiap hari diberi makanan sehingga gemuk, sehingga bisa membunuh
orang tsb.
Seandainya Alloh menjadikan dirimu ruh yang tanpa nafsu, tentu kamu
akan menjadi orang yang taat tanpa maksiat. Sebaliknya jika Alloh menjadikan
kamu nafsu yang tanpa ruh, tentu kamu sel alu maksiat tanpa taat.
Maka dari itu Alloh menjadikan kamu manusia yang ada hati, ruh,
nafsu dan hawa. Seperti lebah madu, yang
dijadikan oleh Alloh ada sengat dan ada madunya. Maka dari itu lebah madu
macam-macam, ada madunya yang bisa untuk menyembuhkan, dan ada sengat yang bisa
membahayakan.
Alloh menghendaki kalahnya
ajakan nafsu itu karena adanya hati. Dan kalahnya ajakan nafsu karena adanya
nafsu.
Hai hamba Alloh, Alloh menuntut kamu untuk menjadi hamba-Nya. Akan
tetapi kamu tidak mau malah sebaliknya.
Menghadapmu kepada Alloh, dengan cara menghaambamu hanya kepada
Alloh. Bagaimana Alloh ridho kepadamu, sedangkan kamu beribadah menghamba
kepada selain Alloh.
Diumpamakan kamu datang kepadaku dan mengharap pemberianku, tentu
kamu akan menghadap kepadaku. Lalu bagaimana kalau kamu menghadap kepada selain
aku.
Dunia itu berhenti dijalan akhirat, lalu dunia akan membelokkan
dari akhirat. Dan akhirat itu berhenti dijalan menuju Alloh, lalu akhirat akan
mencegah dari wushul kepada Alloh.
Sebagian dari belaskasih Alloh kepadamu, apabila Alloh membukakan
aib-aibmu pada dirimu dan menutup aibmu dari manusia.
Ketika kamu diberi harta dunia, dan kamu tidak mau mensyukurinya,
sesungguhnya harta itu ujian bagimu. Rosululloh saw. Bersabda, “sedikit dari
dunia itu bisa melupakan dari jalan akhirat”.
Suatu hari ada istri dari salah satu ulama, berkata pada suaminya,
“ aku sudah tidak sanggup selalu kau tinggal pergi dank au disibukkan pada
selain aku” lalu ada suara yang mengatakan: “kalau isterimu itu orang yang
tidak membuat dan mewujudkan kamu saja, suka kalau hatimu selalu cinta
padanya. Bagaimana Aku tidak suka kalau
hatimu selalu mencintai Aku?”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan