Tarekat
Dusuqiyah-Burhamiyah-Burhaniyah
Tarekat ini
adalah Tarekat yang dinasabkan kepada pendirinyanya, yaitu Al-Arif Billah
Quthbul Aqhtab Saidina Wa Maulana As-Sayyid Ibrahim Al-Qurasyi
Ad-Dusuki r.a.
مقام سيدى إبراهيم
الدسوقى رضى الله عنه
Sidi Ibrahim Al-Qurasyi Ad-Dusuki
dilahirkan pada malam 30 Sya’ban tahun 653 H disebuah desa yang bernama Dusuq
di dalam Propinsi Kafr Syeikh, Mesir sekarang.
Beliau wafat
pada tahun 696 H pada umur 43 tahun. Diriwayatkan bahwa maqam beliau itulah
tempat beliau dilahirkan.
Ayanda
Sidi Ibrahim Al-Qurasyi Ad-Dusuki ialah Al-Arif billah Sidi
Abdul Aziz yang digelar sebagai Abul Majdi pada zamannya. Sidi Abdul
Aziz. Beliau juga merupakan diantara sahabat akrab seorang Wali Allah yang amat
masyhur pada waktu itu yaitu Sidi Muhammad Bin Harun As-Sanhuri.
Karamah Sidi
Ibrahim Al-Qurasyi Ad-Dusuki r.a. banyak sekali. Untuk mengetahui dengan
lebih mendalam, Silakan merujuk kitab-kitab berikut:
1. At-Thabaqaat Al-Kubra oleh Sidi Abdul Wahhab
As-Sya’rani
2. Al-Jauharah Al-Mudhia’h oleh Sidi Ibrahim Al-Qurasyi
Ad-Dusuki r.a.
3. Syaikhul Islam ad Dasuqi, Qutbul
Syari’ah wal Hakikah oleh
Rajab at Tayyib al Ja’fari
4. Al-Arifbillah Sidi Ibrahim
Al-Qurasyi Ad-Dusuki r.aoleh Saad Al-qadhi
Dan
banyak lagi kitab-kitab yang membicarakan tentang Sidi Ibrahim
Al-Qurasyi Ad-Dusuki r.a. dan Tarekat-Nya.
Nasab Sidi
Ibrahim Dusuqi
Beliau ialah
Sultonul Aulia (Sultan segala aulia’) dan Quthbul Aqhtab (Ketua
segala Qutb) :
Sayyidina Wa
Maulana As-Sayyid Ibrahim Bin Sidi Abdul Aziz Abul Majdi Bin As-Sayyid
Ali Quraisy Bin As-Sayyid Muhammad Abu Ar-Ridha Bin As-Sayyid Muhammad
Abun-Naja As-Sayyid Ali Zainula’bidin Bin As-Sayyid Abdul Khaliq Bin As-Sayyid
Muhammad Abu At-Thayyib Bin As-Sayyid Abdullah (Al-Katim / Al-Khazim /
Al-Mulatsam) Bin As-Sayyid Abdul Khaliq Bin As-Sayyid Musa Abulqasim Bin
As-Sayyid Ja’far Az-Zaki Bin Al-Imam Ali Al-Hadi Bin Al-Imam Muhammad Al-Jawad
Bin Al-Imam Ali Ar-Ridha Bin Al-Imam Musa Al-Kazhim Bin Al-Imam Ja’far
As-Shadiq Bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir Bin Al-Imam Ali Zainul A’bidin Bin
[Saidina Wa
Maulana Al-Imam Hussain Bin Saidina Wa Maulana Al-Imam Ali]
[Saidina Wa
Maulana Al-Imam Hussain Bin Saidatina Fatimah Az-Zahra’ Binti Rasulullah S.A.W]
Daripada
pihak Ibunda Beliau adalah seorang Wali yang shalihah yang ‘abidah yaitu
Al-Arifbillah Saidatina Fathimah As-Syadzili yyah Bin Al-wali
Al-Kabir Al-Arifbillah Syeikh Abdul Fath Al-Wasithi Bin Abil Ghanaim.
Syeikh Abul
Fath merupakan salah seorang Khalifah agung bagi Al-Qutb As-Sayyid Ahmad Ar-Rifai’
r.a (Pendiri Tarekat Rifaiyyah).
Ada Riwayat
mengatakan bahwa Ibu Sidi Ibrahim Al-Qurasyi Ad-Dusuki r.a.; Sayidatina
Fathimah tersebut merupakan saudara kandung Al-Qutb
Sidi Abul Hasan As-Syadzili Ra. Jika benar riwayat ini, maka Sidi
Ibrahim merupakan Keponakan Al-Qutb Sidi Abul Hasan As-Syadzili
tersebut.
Walau
bagaimanapun pendapat inilah yang kuat karena terdapat bukti-bukti yang kuat
didalam kitab-kitab manaqib yang mu’tabar.
Dari segi
pengambilan ijazah suluk, Sidi Ibrahim pernah menyebutkan didalam kitab
beliau Al-Haqaiq (Hakikat-Hakikat) :
“Aku telah
mengambil tarekat daripada Rasulullah S.A.W sendiri dan perjanjian baiah ku ambil
daripada Al-Qutb Sidi Abil Hasan As-Syadzili r.a”
Alun-Alun
Masjid Sidi Syekh Ibrahim ad-Dasuqi di Dasuq Propinsi Kafr Syekh Mesir
Dusuqiyah-Dasuqiyah-Burhamiyah-Burhaniyah
Perkataan “Burhamiyah/
البُرهامية” diambil dari nama pendiri tarekat ini, yaitu Sidi Ibrahim
Ra, “Burhaniyah/ البُرهانية” diambil dari gelar Sidi
Ibrahim Al-Qurasyi Ad-Dusuki r.a., yaitu Burhanudin sedanhkan kata “Dusuqiyah/
الدسوقية” atau “Dasuqiyah” yang dinasabkan pada nama tempat kelahiran
Beliau “Dusuq/ دسوق”
Dan
Berdasarkan UU Nomor 118/76 yang mengatur tentang Majelis Tertinggi Tarekat
Sufi Mesir “المجلس الأعلى للطرق الصوفية” menyatakan bahwa Thuruq
al-Burhamiyah al-Dasuqiyah merupakan tarekat-tarekat yang legal (mu’tabarah)
di Republik Arab Mesir.
Untuk
Indonesia, NU sebagai ormas terbesar Indonesia telah mengakui Tarekat Dusuqiyah
(nama lain dari Tarekat Burhamiah) sebagai Tarekat Mu’tabarah yang bernaung
dalam organisasi otonomnya yaitu JATMAN (Jam’iyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabarah
an-Nahdliyah) yang sekarang Habib Muhammad Luthfi bin Yahya merupakan Rois
‘Ammnya.
Cabang-cabang
Tarekat Sidi Ibrahim Al-Qurasyi Ad-Dusuki r.a
Pada masa
sekarang ini terdapat beberapa cabang Tarekat Sidi Ibrahim Al-Qurasyi
Ad-Dusuki r.a diantaranya yang di Mesir yang bernaung dibawah Majelis Tertinggi
Tarekat Sufi:
1. Tarekat Dasuqiyah Muhammadiyah
3. Tarekat Mujahidiyah Burhamiyah
5. Tarekat Syarnubiyah Burhamiyah
Untuk
Indonesia dan Malaysia, Tarekat Dusuqiyah Muhammadiyah merupakan cabang utama
dari Tarekat Sidi Ibrahim Al-Qurasyi Ad-Dusuki r.a telah menyebar luas
melalui alumni-alumni al-Azhar yang pulang ke daerah masing-masing.
*M. Lailatul Qodri,
Ringkasan dari pelbagai sumber.
NASIHAT-NASIHAT TERKENAL SAYYID IBRAHIM AD DASUQIY
Thoriqoh Dasuqiyah yang juga terkenal dengan Thoriqoh Barhimiyah, mu’assisnya adalah Wali Agung Sayyid Ibrahim Ad-Dasuqiy radliallahu anhu (623-676 H).
Diantara nasehat-nasehatnya yang terkenal antara lain:
“Diantara yang wajib bagi murid adalah penela’ahan terhadap sesuatu yang didalamnya terdapat manaqib para shalihin dan peninggalan-peninggalan mereka berupa ilmu dan amal.”
“Barang siapa yang tidak bersifat iffah (menjaga kehormatan diri), bersih dan mulia, maka dia bukanlah anakku walau dari tulang rusukku.”
Barang siapa yang menetapi thoriqoh, agama, zuhud, wira’i dan sedikit tama’, maka dialah anakku sekalipun dari negeri yang jauh.”
“Demi Allah Swt, tidaklah seorang murid itu benar-benar mahabbahnya kepada thoriqoh kecuali akan tumbuh hikmah di dalam hatinya.”
Itulah antara lain wasiat Beliau kepada para muridnya, yang merupakan fondasi thoriqohnya, disamping sejumlah dzikir, wirid, dan do’a untuk taqarub kepada ‘Allamul-Ghuyub (Allah).
Thoriqoh Dasuqiyah ini tumbuh dan berkembang di Mesir dan menyebar luas di Sudan.
Beberapa kitabnya orang-orang salih yang berbicara tentang karamah dan riwayat hidupnya beliau, di antaranya adalah:
1) Farhatul Ahbab Fi Akhbar al-Arba’ah al-Ahbab, oleh al-Khalidi Asshayyadi.
2) Syaikhul Islam Addasuqi Quthbussyari’ah wal-Haqiqah, oleh Rajab Atthayyib al-Ja’fari.
3) Alamul Aqthab al-Haqiqi Sayyidi Ibrahim Ad-Dusuqi, oleh Abdurrazzaq al-King.
4) Lisanutta’rif bihalil-Wali As-Syarif Sayidi Ibrahim Ad-Dusuqi ra, oleh Syekh Ahmad bin Jalaluddin al-Karki ra.
5) Al-Ayatuzzahirah fi Manaqib al-Awliya’ wal-Aqthab al-Arba’ah, oleh Syekh Mahmud al-Garbawi.
6) Abul-Ainain Ad-Dusuqi, oleh Abdul-Al Kuhail.
7) Qiladatul Jawahir fi Zikril Gautsi wa Atba’ihil Akabir, oleh Syekh Abul Huda al-Khalidi As-Shayyadi.
8) Jami’ karamat al-Awliya’, oleh Syekh Yusuf An-nabhani.
9) Al-Arif Billahi Sayyidi Ibrahim Ad-Dusuqi, oleh Sa’ad al-Qadhi.
10) Biharul-Wilayah al-Muhammadiyyah Fi Manaqib A’lam Asshufiyyah, oleh Dr. Jaudah M. Abul Yazid.
11) Nailul Khairat al-Malmusah Biziyarati Ahlilbaiti Wasshalihin bi Mishr al-Mahrusah, oleh DR Sa’id abul As’ad.
12) Atthabaqat al-Kubra, oleh Syekh Abdul-Wahhab As-Sya’rani.
13) dan lain-lain
Syekh Ibrahim Addasuqi RA bermazhab Syafi’I dan terkenal dengan beberapa julukan seperti Abul Ainain, abul Aunain dan Burhanul Millati Waddin. Beliau wafat pada tahun 606H/1296M yang ketika itu beliau berumur 63 tahun dan dimakamkan di kota Dusuq-Mesir.
Beliau pernah berkata:
ولا تنتهي الدنيا ولا أيامها # حتى تعم المشرقين طريقتي
Yang artinya : “Dunia ini tidak akan berahir, sebelum tarekat-ku tersebar di seluruh penjuru dunia”
Di antara nasehat-nasehatnya yang terkenal antara lain;
"Di antara yang wajib bagi murid adalah penela'ahannya terhadap sesuatu yang di dalamnya terdapat manaqib para shalihin dan peninggalan-peninggalan mereka berupa ilmu dan amal."
"Barang siapa yang tidak bersifat iffah (menjaga kehormatan diri), bersih dan mulia, maka dia bukanlah anakku walau dia dari tulang rusukku."
"Barang siapa yang menetapi thariqah, agama, zuhud, wira'i dan sedikit tama', maka dialah anakku sekalipun dari negeri yang jauh."
"Demi Allah, tidaklah seorang murid itu benar-benar mahabbahnya kepada thariqah kecuali akan tumbuh hikmah di dalam hatinya."
Itulah antara lain wasiat-wasiat beliau kepada para muridnya, yang merupakan fondasi thariqahnya, disamping sejumlah dzikir, wirid dan do'a untuk taqarrub kepada Allamul-Ghuyub (Allah).
Thariqah Dasuqiyah ini tumbuh dan berkembang di Mesir dan menyebar luas di Sudan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan