Nabi Isa as menyatakan bahwa dirinya bukanlah Tuhan, melainkan
hanya hamba Allah SWT seperti kebanyakan Nabi dan Rasul lainnya.
Pada suatu hari Nabi Isa as bertemu dengan iblis laknatullah dan
terjadilah percakapan antara keduanya.
Dialog
Pertama
Iblis: Wahi Isa bin Maryam, dari sifat Ketuhanan itu sampai
engkau mampu berbicara ketika engkau masih bayi. Padahal tak seorang pun yang
mampu berbicara seperti engkau sebelum kamu.
Nabi Isa as: Yang memiliki sifat Ketuhanan itu adalah Dzat yang
membuat saya mampu berbicara dan Dzat yang mematikan saya, kemudian
menghidupkan saya kembali.
Iblis: Bukan begitu maksudku, akan tetapi engkaulah orang yang
telah sampai pada tingkat menjadi Tuhan sehingga engkau mampu menghidupkan
orang yang telah meninggal dunia.
Nabi Isa as: Bukan begitu, sifat Ketuhanan itu adalah milik
ALlah SWT sebagai Dzat yang menghidupkan dan mematikan orang yang saya matikan
lalu dihidupkan Allah SWT.
(Jadi bukan saya yang menghidupkan, maksud-red).
Saya hanya perantara saja.
Iblis: Demi Allah, engkau adalah Tuhan di langit dan Tuhan di
bumi.
Begitu iblis berbicara demikian, maka turunlah Malaikat Jibril
yang dengan sayapnya, Iblis dipukul sampai ke matahari. Lalu ada pukulan sayap
yang kedua iblis terlempar sampai ke sumber air panas lalu dilempar lagi sampai
ke lautan yang ke tujuh.
Dialog ke
Dua
Ketika Nabi Isa as mengerjakan shalat di Baitul Maqdis, ia
ditemui oleh iblis dan berkata,
"Sesungguhnya engkau tidak pantas menjadi seorang hamba,
sebaiknya engkau menjadi Tuhan."
Namun Nabi Isa as selalu berusaha melepaskan diri dari gangguan
iblis terlaknat itu, namun masih belum boleh terlepas.
Kemudian Iblis berkata lagi,
"Tidak patut engkau menjadi hamba."
Nabi Isa as lalu memohon pertolongan kepada Allah SWT dan
kemudian Jibril datang bersama Mikail. Iblis dikepung lalu iblis dihantam
dengan sayap Malaikat Jibril dan dibuang ke lembah jurang.
Iblis tidak kenal menyerah dan putus asa dalam menjalankan
tugasnya.
Iblis lalu datang lagi kepada nabi Isa as, karena iblis tahu
bahwa kedua malaikat itu tidak diutus kecuali hanya untuk itu saja, lainnya
tidak.
Iblis mengulangi ucapnnya kepada Nabi Isa as bahwa Nabi Isa as
tidak patut menjadi hamba.
Iblis berkata,
"Aku tahu apa yang terjadi ketika engkau marah. Aku
mengajakmu untuk sesuatu yang memang seharusnya menjadi hakmu yaitu memerintah
setan supaya setan itu tunduk kepadamu, sebab apabila manusia mengetahui bahwa
setan-setan itu tunduk kepadamu, maka manusia pun lalu taat kepadamu dan
menyembahmu."
"Aku tidak mengatakan bahwa engkau adalah Tuhan dan tidak
ada Tuhan yang lain. tetapi maksud saya engkau adalah Tuhan di bumi dan Allah
SWT Tuhan di langit."
Mendengar perkataan iblis yang demikian itu, Nabi Isa as
berteriak sekeras-kerasnya hingga Malaikat Israfil turun ke bumi.
Malaikat Jibril dan Mikail yang melihat hal itu segera menangkap
iblis kemudian Malaikat Israfil menghantam iblis dengan sayapnya lalu dibuang
ke matahari. Nabi Isa as kemudian pergi, tapi masih sempat saja iblis menggoda.
"Wahai Isa, aku bertemu engkau pada hari ini mengalami
kesulitan yang sangat luar biasa."
Dialog
Ketiga.
Iblis laknatullah masih juga belum kapok meskipun telah dihantam
sayap malaikat.
Pada suatu hari, iblis menemui lagi Nabi Isa as dan terjadilah
percakapan lagi.
Nabi Isa as: Apakah kamu tidak tahu bahwa sesuatu tidak akan
emnimpamu kecuali jika telah ditakdirkan kepadamu?
Iblis: Sekarang coba saja naik ke puncak gunung sana lalu
jatuhkan tubuhmu dari puncak gunung itu, apakah engkau hidup atau mati?
Nabi Isa as: Apakah kamu belum mengetahui bahwa Allah SWT
berfirman,
"Janganlah hambaKu mengujiKu, karena Aku berbuat sesuatu
atas kkemauanKu."
maksudnya adalah jika ALlah SWT menghendaki masih hidup, maka
tidak akan mati orang yang terjun dari puncak gunung. Karena hamba tidak bisa
menguji Tuhannya tetapi Tuhanlah yan menguji hambaNya.
Iblis: Apakah kamu tidak mengatakan benar? Cobalah ambillah
wadah lampu, kemudian pukulkan ke tubuhmu, tentu engkau akan kesakitan bukan?
Nabi Isa as: Kamu ini celaka, bukankah Allah SWT telah melarang
seseorang untuk memohon atas kerusakan tubuh.
Dari Kisah Islamiah, dialog antara Nabi Isa as dan Iblis
tersebut dapat diambil pelajaran bahwa segala sesuatu yang terjadi dan yang
akan terjadi adalah merupakan kekuasaan dan kehendalk ALlah SWT.
Siapapun dia, bagaimanapun hebatnya, tidak akan mampu lari dari
takdir Allah SWT
Tiada ulasan:
Catat Ulasan