OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya
Allah SWT telah menciptakan malaikat dengan memiliki sebuah sayap di dunia
timur dan sebuah sayap lagi di dunia barat, kepalanya di bawah Arasy dan kedua
kakinya di bawah bumi yang ke tujuh, juga mempunyai bulu sebanyak bilangan
makhluk Allah SWT. Lalu apabila ada seorang laki-laki atau perempuan dari
umatku mengucap shalawat kepadaku, maka Allah SWT memerintahkan kepada Malaikat
itu untuk menyelam ke dalam laut dari cahaya di bawah Arasy. Dari dalam laut,
kemudian ia keluar dan mengibaskan sayapnya. Maka meneteslah percikan air dari
setiap bulunya dan Allah SWT menjadikan dari setiap percikan air itu ampunan
bagi dirinya (orang yang membaca shalawat) sampai hari kiamat.”
Firman Allah SWT:
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah yakni takutlah kepada Allah
dan taatilah Dia.”
“Dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Dia ajukan untuk hari esok.”
Maksudnya
bersedekah dan beramallah dengan ketaatan agar kamu menemukan pahalanya besok
di hari kiamat.
“Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
perbuat, baik berupa kebaikan atau kejahatan.” (QS.Al-Hasyr:18)
Sesungguhnya Malaikat-malaikat, bumi, langit, waktu siang dan malam akan bersaksi dengan apa yang
dikerjakan anak cucu Adam, kebaikan atau kejahatan dan ketaatan atau
kemaksiatan. Bahkan sesungguhnya anggota-anggota tubuhnya akan bersaksi
memberatkannya. Bumi bersaksi menguntungkan orang mukmin dan orang yang zuhud
berucap, “Dia telah menyembah yang di atasku, berpuasa, melakukan haji dan
berjihad.” Maka bergembiralah orang mukmin dan orang yang zuhud itu. Dia juga
bersaksi memberatkan atas orang kafir dan orang yang durhaka seraya berucap,
“Dia telah berlaku musyrik di atasku, berzina dan makan barang haram.” Maka
alangkah celakanya kalau Tuhan yang paling penyayang di antara orang-orang yang
menyayangi menuntaskan di dalam hisabya.
Orang mukmin sejati adalah orang yang takut kepada
Allah SWT dengan semua anggota tubuhnya. Seperti apa yang telah dikatakan Abul
Laits:
“Takut kepada Allah SWT akan terlihat tanda-tandanya
dalam tujuh macam hal:
1.
Lidahnya, dia tentu akan mencegahnya dari bohong, menggunjing, mengadu
domba, membual dan perkataan tidak berguna. Lagi pula dia akan menjadikannya
sibuk dengan zikir kepada Allah SWT, membaca Al-Qur’an dan memperbincangkan
ilmu.
2.
Hatinya, dia tentu akan mengeluarkan dari dalamnya perasaan bermusuhan,
kebohongan dan dengki terhadap kawan karena kedengkian akan menghapus segala
kebaikan. Seperti apa yang disabdakan Rasulullah SAW: “Hasad (dengki)
menghancurkan kebaikan sebagaimana api menghancurkan kayu bakar.” Dan
ketahuilah, bahwa sesungguhnya hasad itu termasuk penyakit hati yang berat dan
semua penyakit hati tidak dapat disembuhkan kecuali dengan ilmu dan amal.
3.
Penglihatannya, dia tidak akan memandang yang haram, baik makanan,
minuman, pakaian atau yang lain, tidak memandang kepada dunia dengan keinginan,
akan tetapi dia memandangnya dengan mengambil I’tibar dan dia tidak akan
memandang kepada sesuatu yang tidak halal baginya. Rasulullah SAW telah
bersabda: “Barangsiapa memenuhi matanya dengan sesuatu yang haram, Allah SWT
akan memenuhi matanya besok hari kiamat dengan api neraka.”
4. Perutnya,
dia tidak akan memasukkan sesuatu yang haram ke dalamnya, karena hal itu
merupakan dosa besar. Rasulullah SAW bersabda: “Ketika sesuap haram jatuh pada
perut anak cucu Adam, semua Malaikat di bumi dan langit memberi laknat padanya
selama suapan itu berada dalam perutnya dan kalau ia mati dalam keadaan begitu
maka tempatnya adalah Jahanam.”
5.
Tangannya, dia tidak akan meraih sesuatu yang haram tetapi meraih
sesuatu yang terdapat unsur taat Allah di dalamnya. Diriwayatkan dari Ka’bil
Ahbar, dia berkata: “Sesungguhnya Allah SWT menciptakan perkampungan dari
zabarjad hijau, di dalamnya terdapat seribu rumah dan di dalam setiap rumah
terdapat seribu buah kamar, tidak akan menempatinya kecuali seorang laki-laki
yang disodorkan sesuatu yang haram padanya, lalu dia meninggalkannya karena
takut kepada Allah SWT.”
6.
Telapak Kakinya, dia tidak akan berjalan di dalam kemaksiatan kepada
Allah tetapi berjalan di dalam ketaatan pada-Nya dan ridha-Nya, serta ke arah
pergaulan dengan ulama dan orang-orang saleh.
7.
Ketaatannya, dia tentu akan menjadikan ketaatannya itu murni karena
ridha Allah SWT dan dia khawatir dari
riya dan kemunafikan.
Kalau dia
telah melakukan semuanya itu, maka dia termasuk orang-orang yang difirmankan
Allah SWT: “Kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.” (QS.Az-Zukhuf:35)
Allah
berfiman dalam ayat yang lain: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada
dalam taman-taman dan mata air-mata air yang mengalir.” (QS.Al-Hijr:45 / QS.Adz-Dzariyaat:15)
Allah SWT
berfirman: “Sesungguhnya orang –orang yang bertakwa itu berada dalam surga
dan kenikmatan.” (QS.Ath-Thur:17)
Allah SWT
berfirman pula: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang
aman.” (QS.Ad-Dukhan:51)
Seakan-akan
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya mereka akan selamat dari neraka kelak di hari
kiamat.”
Seharusnya seorang mukmin itu berada di antara
kekhawatiran dan harapan. Dia harus mengharapkan rahmat Allah dan tidak boleh
putus asa darinya.
Allah SWT berfirman: “Janganlah berputus asa dari
rahmat Allah.” (QS.Az-Zumar:53)
Dan dia
akan mengabdi kepada Allah, kembali dari perbuatan-perbuatannya yang sesat
serta bertobat kepada Allah SWT.
Cerita Suatu ketika Nabi Dawud AS sedang
duduk di dalam suraunya dengan membaca Zabur, tiba-tiba dia melihat seekor ulat
merah di tanah. Dia berkata kepada dirinya: “Apa yang dikehendaki Allah dengan
ulat ini?”
Lalu
Allah mengizinkan ulat itu untuk mampu berbicara dan berkatalah: “Hai Nabi
Allah, apabila siang, Allah mengilhamkan padaku untuk membaca ‘Subhanallah wal
hamdu lillah wa lailaha illallah wallahu akbar’ setiap hari seribu kali.
Apabila malam Allah mengilhamkan padaku untuk membaca ‘Allahumma shalli ala
Muhammadin annabiyyi wa ala alihi wa shahbihi wa sallim’ setiap malam seribu
kali. Lalu engkau, apa yang kau katakan agar aku bisa mendapatkan faedah
darimu.”
Menyesallah Dawud AS telah meremehkan ulat itu, dia
takut kepada Allah SWT, lalu bertobat dan berserah diri kepada-Nya.
Nabi
Ibrahim Al-Khalil AS ketika ingat kesalahannya, dia menjadi tidak sadarkan diri
dan kegoncangan hatinya terdengar dari jarak satu mil. Allah mengutus kepada
Jibril agar mendatanginya. Jibril berkata padanya, “Tuhan Yang Maha Perkasa
membacakan salam untukmu dan berfirman: ’Apakah engkau melihat seorang kekasih
takut kepada kekasihnya’?”
Ibrahim berkata, “Hai Jibril apabila aku mengingat
kesalahanku dan aku berfikir tentang siksa-Nya, lupalah aku terhadap hubungan
dengan kekasihku.”
Itulah
sifat-sifat dari Nabi, Wali, Orang Saleh dan Orang yang zuhud, camkanlah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan