Karya Muhammad Nawawi bin
'Umar Al-Jawi (IMAM NAWAWI NUSANTARA)
Hatim
Al-Asham berkata: "Setiap pagi setan selalu bertanya kepadaku tentang tiga
hal: 'Apa yang engkau makan? Apa yang engkau pakai? Di mana tempat tinggalmu?'
Aku
menjawab:
- 'Aku sedang memakan
(membayangkan pahitnya) mati;
- yang aku pakai adalah
kain kafan; dan
- tempat tinggalku adalah
kuburan.'
Mendengar jawabanku itu
setan langsung lari menjauhiku."
Nama lengkap Hatim Al-Asham adalah Abu 'Abdurrahman Hatim bin Ulwan. Ada juga yang menyebutnya Hatim bin Yusuf. Ia seorang ulama besar dalam bidang tashawwuf, berasal dari negeri Khurasan. Hatim Al-Asham artinya Hatim yang tuli. Dijuluki demikian karena kisah berikut: Suatu saat ada seorang wanita datang kepada Hatim untuk menanyakan suatu masalah. Tiba-tiba wanita tersebut kentut, sehingga merah wajahnya karena merasa malu. Untuk menutupi rasa malu wanita tersebut, Hatim berkata: "Keraskan suaramu, aku kurang bisa mendengar." Mendengar ucapan Hatim itu, wanita tersebut merasa senang dan rasa malunya pun hilang, karena ia yakin kentutnya pasti kentutnya tidak terdengar oleh Hatim, padahal pendengaran Hatim masih normal, hanya saja ia berpura-pura tuli agar wanita itu tidak kecewa karena malu. Sejak saat itulah ia lalu dipanggil oleh masyarakatnya dengan sebutan Hatim Al-Asham (orang yang tuli)
Nama lengkap Hatim Al-Asham adalah Abu 'Abdurrahman Hatim bin Ulwan. Ada juga yang menyebutnya Hatim bin Yusuf. Ia seorang ulama besar dalam bidang tashawwuf, berasal dari negeri Khurasan. Hatim Al-Asham artinya Hatim yang tuli. Dijuluki demikian karena kisah berikut: Suatu saat ada seorang wanita datang kepada Hatim untuk menanyakan suatu masalah. Tiba-tiba wanita tersebut kentut, sehingga merah wajahnya karena merasa malu. Untuk menutupi rasa malu wanita tersebut, Hatim berkata: "Keraskan suaramu, aku kurang bisa mendengar." Mendengar ucapan Hatim itu, wanita tersebut merasa senang dan rasa malunya pun hilang, karena ia yakin kentutnya pasti kentutnya tidak terdengar oleh Hatim, padahal pendengaran Hatim masih normal, hanya saja ia berpura-pura tuli agar wanita itu tidak kecewa karena malu. Sejak saat itulah ia lalu dipanggil oleh masyarakatnya dengan sebutan Hatim Al-Asham (orang yang tuli)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan