Karya Muhammad Nawawi bin
'Umar Al-Jawi (IMAM NAWAWI NUSANTARA)
Ibrahim
bin Adham pernah ditanya tentang apa yang bisa menyebabkan dirinya mencapai
tingkat zuhud, lalu ia menjawab ada tiga hal, yaitu:
- "Kulihat kuburan
adalah alam yang begitu mengerikan, sedang aku tidak punya teman yang
dapat menghilangkan rasa takutku.
- Kulihat perjalananku
sangat jauh, sedang aku tidak punya bekal yang dapat mengantarkanku ke
tujuan.
- Kulihat Tuhan Yang
Mahaperkasa sebagai hakim, sedang aku tidak punya alasan untuk membela
diriku di hadapan-Nya."
Ibrahin bin Adham adalah
seorang yang dulunya pernah menjadi penguasa di negerinya, lalu meninggalkan
kekuasaannya demi mencari kebahagiaan akhirat. Di Makkah dan di tempat lainnya
ia tekun beribadah dan bertobat kepada Allah.
Dalam Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah disebutkan bahwa nama lengkap Ibrahim bin Adham adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Mansyur, putra seorang raja dari negeri Balkhan.
Pada suatu hari ia berburu ke hutan. Di sana ia mengejar seekor musang atau kelinci yang menjadi buruannya. Saat mengejar buruannya tersebut tiba-tiba ia mendengar suara tanpa rupa mengatakan: "Hai Ibrahim, apakah engkau diciptakan untuk berburu? Apakah engkau diperintahkan untuk berburu?"
Tidak lama kemudian suara tanpa rupa itu berseru kembali saat ia telah bertengger di atas pelana kudanya: "Demi Allah, bukan untuk ini engkau diciptakan dan bukan untuk melakukan ini engkau diperintahkan."
Setelah itu ia turun dari kudanya. Tanpa disengaja ia bertemu dengan seorang penggembala ternak milik ayahnya. Ia menukar kuda tunggangannya berikut semua perbekalannya dengan baju penggembala itu. Selanjutnya, ia masuk ke daerah pedalaman dan terus berjalan kaki hingga sampai ke Makkah.
Di Makkah Ibrahim bin Adham menuntut ilmu dari Sufyan Ats-Tsaury dan Fudhail bin 'Iyadh. Dari Makkah ia melanjutkan perjalanannya ke Syria. Ia makan dan minum dari hasil keringatnya sendiri, seperti menerima upah dari mengetam, menerima upah dari memelihara kebun milik orang lain, dan pekerjaan lainnya. Ia meninggal di Syria.
Dalam Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah disebutkan bahwa nama lengkap Ibrahim bin Adham adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Mansyur, putra seorang raja dari negeri Balkhan.
Pada suatu hari ia berburu ke hutan. Di sana ia mengejar seekor musang atau kelinci yang menjadi buruannya. Saat mengejar buruannya tersebut tiba-tiba ia mendengar suara tanpa rupa mengatakan: "Hai Ibrahim, apakah engkau diciptakan untuk berburu? Apakah engkau diperintahkan untuk berburu?"
Tidak lama kemudian suara tanpa rupa itu berseru kembali saat ia telah bertengger di atas pelana kudanya: "Demi Allah, bukan untuk ini engkau diciptakan dan bukan untuk melakukan ini engkau diperintahkan."
Setelah itu ia turun dari kudanya. Tanpa disengaja ia bertemu dengan seorang penggembala ternak milik ayahnya. Ia menukar kuda tunggangannya berikut semua perbekalannya dengan baju penggembala itu. Selanjutnya, ia masuk ke daerah pedalaman dan terus berjalan kaki hingga sampai ke Makkah.
Di Makkah Ibrahim bin Adham menuntut ilmu dari Sufyan Ats-Tsaury dan Fudhail bin 'Iyadh. Dari Makkah ia melanjutkan perjalanannya ke Syria. Ia makan dan minum dari hasil keringatnya sendiri, seperti menerima upah dari mengetam, menerima upah dari memelihara kebun milik orang lain, dan pekerjaan lainnya. Ia meninggal di Syria.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan