OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa AS:
"Wahai Musa,
kalau kamu menghendaki aku lebih dekat denganmu daripada bicaramu sendiri,
lebih dekat daripada bisikan hatimu, nyawa dengan jasadmu, penglihatan dengan
matamu atau pendengaran dengan telingamu, maka perbanyaklah mengucapkan
sholawat kepada Nabi Muhammad SAW"
Allah SWT berfirman:
"Hendaklah
tiap-tiap orang memperhatikan apa yang diusahakan (sebagai bekal) untuk hari
esok. (QS.59 Al Hasyr:18)"
Maksudnya amal kebajikan untuk bekal dihari
kiamat.
Ketahuilah bahwa semua manusia memiliki nafsu
(keinginan sebagai tabiat) untuk berbuat jahat. Dan ia merupakan musuhmu yang
pertama dari bagian tentara iblis. Karena kekuatan syetan terletak pada hawa
nafsumu. Maka jangan beri kesempatan nafsu untuk menghayalkan hal-hal kosong
yang penuh tipu daya. Ciri khas nafsu ialah merasa enak, lalai, santai atau
malas. Dan semua ajakannya bersifat batil. Andaikan engkau mau menuruti
perintahnya, lambat laun engkau rusak. Atau lupa tidak memperhitungkan, engkau
pasti hanyut kesana dan sulit sekali menolak keinginannya. Padahal semua itu
akan mengjakmu ke neraka.
Nafsu tidak bisa diajak kearah kebajikan. Dia
merupakan sumbernya bencana dan itu merupakan salah satu simpanan tentara iblis
yang akan bermuara pada semua kejahatan. Dan tidak ada Dzat yng lebih
mengetahui kecuali yang menciptakannya sendiri. Maka bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah adalah Dzat yang bisa menyampaikan kabar tentang apa yang
tidak kita ketahui; apakah dari unsur kebajikan atau kejahatan.
Bilamana seorang hamba mengambil langkah
berfikir (merenung dan menghayati) mengenai semua yang telah terjadi untuk
mencari akheratnya, maka itu meupakn cara berfikir untuk membersihkan hati.
Sebagaimana ada sabda Nabi SAW:
"Berfikir
satu jam lebih baik daripada ibadah setahun".
Demikian tafsiran Imam Abu Laits RA.
Seharusnya oang yang punya akal menobati
dosa-dosa masa lampau. Dan seharusnya berfikir yang bisa mendekatkan diri
kepada Allah, menyedikitkan lamunan, mempercepat tobat, meninggalkan yang
dilarang, sabar mengekang nafsu dan tidak mengikuti keinginan haw nafsu, sebab
nafsu merupakan berhala. Karena barangsiapa yang mengelu-elukan hawa nafsu,
artinya ia menyembah berhala. Dan barangsiapa yang menyembah Allah dengan
ikhlas, maka dialah yang bisa mengalahkan nafsu.
Diriwayatkan, sesungguhnya Malik bin Dinar RA
pernah berjalan-jalan di pasar Bashra. Ia melihat buah tindan amat menyukainya.
kemudian ia melepaskan sandalnya untuk digadaikan buat membeli buah Tin dan ia
berkata:
"Berikan buah Tin padaku dan ini sebagai
gantinya".
Pedagang buah berkata:
"Sandalmu tidak cukup untuk membeli satu
buah pun".
Malik bin Dinar pun pergi dari situ. Tiba-tiba
ada seseorang yang bertanya pada pedagang buah:
"Kamu tidak mengenal siapa dia?"
Jawab pedagang:
"Tidak".
Katanya:
"Dia adalah Malik bin Dinar".
Pedagang buah langsung memenuhi baki dengan
buah Tin dan langsung diletakkan diatas kepala budaknya:
"Kalau Malik menerima pemberian ini, kamu
menjadi merdeka".
Budak itupun berlari mengejar Malik. Sesampai
disana budak berkata:
"Terimalah pemberian ini dariku".
Malik bin Dinar menolak. Budak itu berkata
lagi:
"Terimalah pemberian ini, sebab didalamnya
menyimpan kebebasanku sebagai budak".
Malik bin Dinar menjawab:
"Andai didalam ada kemerdekaanmu, maka
didalamnya pula ada siksaku".
Si budak terus membujuknya, namun Malik tetap
menjawab:
"Aku bersumpah tidak menjual agamaku demi
buah Tin dan aku tidak akan makan buah Tin sampai hari kiamat".
Diceritakan ketika Malik bin Dinar sakit yang
menjadi sebab kematiannya, ia menginginkan semangkuk madu dan susu untuk
campuran roti. Si pelayan langsung menyediakan keinginan Malik. Sesaat Malik
melihat makanan tersebut, kemudian berkata:
"Wahai nafsu, engkau sudah sabar selama 30
tahun dan umurmu sekarang tinggal sesaat".
Malik langsung membuang makanan itu, ia pun
meninggal dunia dengan selamat. Ia selalu sabar dengan cobaan nafsu. Dan memang
begitulah para Nabi, wali dan orang yang kuat imannya, para shoddiqin dan
zahidin.
Nabi Sulaiman bin Dawud AS berkata:
"Sesungguhnya
pekerjaan mengalahkan nafsu lebih berat daripada menahlukkan sebuah kota
sendirian".
Ali bin Abi Thalib berkata:
"Aku dan nafsuku tidak pernah ada, kecuali
hanya seorang penggembala kambing. Acapkali dia menggiring kambingnya dari satu
arah, maka kambing-kambing kembali berpencar lewat arah lain. Dan barang siapa
yang berhasil membunuh nafsu, ia akan dikafani dengan Rahmat dan dikebumikan
pada kemuliaan. Dan barangsiapa yang hatinya mati (mengiikuti hawa nafsu), ia
akan dikafani dengan laknat dan dikubur di bumi siksaan".
Kata Yahya bin Mu'adz Ar Rozi RA:
"Perangilah nafsumu dengan melakukan
ketaatan dan riyadloh. Dan maksud Riyadloh ialah meninggalkan tidur, sedikit
bicara, sedikit makan, dan sabar dari gangguan manusia. Sebab sedikit tidur
bisa memperbaiki hati, sedikit bicara bisa selamat, dan sabar dari bencana bisa
membuat derajat semakin tinggi. Juga sedikit makan bisa mengurangi kesenangan
nafsu".
Banyak makan bisa menimbulkan kerasnya hati dan
sirnanya cahaya hikmah, sementara kenyang hanya membuat semakin jauh dari
Allah".
Rasulullah SAW bersabda:
"Terangilah
hatimu dengan lapar, perangi nafsumu dengan lapar dan haus, dan ketuklah pintu
surga dengan lapar juga. Dan pahalanya orang lapar seperti pahalanya orang
berjuang dijalan Allah Sesungguhnya tidak ada amal yang dicintai Allah kecuali
lapar dan haus. Sedangkan orang yang memenuhi perutnya tidak akan mampu
memasuki kerajaan langit dan tidak pula merasakan manisnya ibadah".
Abu Bakar As Shidddiq RA berkata:
"Setelah aku masuk Islam, aku tidak pernah
kenyang. Semua ini agar aku bisa merasakan manisnya ibadah kepada Tuhanku. Juga
tidak pernah minum yang segar-segar sampai bertemu Tuhanku. Karena banyak makan
akibatnya menyedikitkan ibadah, sebab badan bisa berat dan mata selalu ingin
tidur, tidak akan sungguh-sungguh terhadap sesuatu kecuali hanya tidur. Dan ini
jelas sebagai bangkai yang terbuang percuma".
Demikian yang disebutkan dalam Kitab Minhajul
Abidin.
Dari Luqman Hakim, ia berwasiat kepada anaknya:
"Jangan banyak-banyak tidur dan makan,
sebab kelak di hari akherat bisa miskin dari amal shaleh. (Fii Maniyatil
Fataa)"
Sabda Nabi SAW:
"Jangan
membunuh hatimu dengan memperbanyak makan dan minum, karena hati pun bisa mati
seperti matinya tanaman yang terlalu banyak air".
Padahal orang shaleh zaman sekarang banyak
melakukan hal itu. Perut letaknya dibawah hati ibarat belanga yang penuh dengan
air mendidih, yang mana asapnya bisa mengotori hati. Semakin banyak asap yang
keluar, hati pun semakin hitam. Dan membiasakan perut penuh, ia bisa
menghilangkan kecerdasan.
Al Kisah dari Yahya bin
Zakaria AS:
Pernah iblis menampakkan diri beberapa kali.
Yahya AS berkata pada iblis:
"Ini apa"
Jawab iblis:
"Ini adalah kesenangan yang aku buat untuk
menggait anak cucu Adam AS".
Yahya AS bertanya:
"Apakah didalamnya ada yang buatku?"
Jawab iblis:
"Tidak. Hanya saja engkau pernah kenyang
pada semalam saja, lalu aku rusak shalatmu".
Jawab Yahya AS:
"Itu sudah pasti. Makanya aku tidak akan
kenyang selama-lamanya".
Iblis menjawab:
"Juga hal yang pasti, aku tidak pernah
memberi nasehat kepada siapapun selamanya".
Ini Kisah seseorang yang tidak pernah kenyang
kecuali hanya semalam saja. Lalu bagaimana dengan orang yang selalu kenyang
seumur hidupnya, sementara ia mengharapkan suatu ibadah!
Ada lagi cerita mengenai Yahya bin Zakaria AS:
ia pernah kenyang dari roti gandum. Dan semalam ia tertidur ketika dzikir
kepada Allah. Maka Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya:
"Wahai Yahya, apakah engkau menemukan
perkampungan yang lebih baik dari perkampungan-KU! Atau engkau menemukan tempat
bersanding yang lebih baik dari-KU! Demi Keagungan-KU dan Keluhuran-KU,
andaikan engkau melihat surga firdaus dan neraka Jahannam, niscaya engkau
menangis mengeluarkan nanah sebagai ganti habisnya airmata, dan engkau akan
memakai besi sebagai ganti kanti masuhun".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan