Karya Muhammad Nawawi bin
'Umar Al-Jawi (IMAM NAWAWI NUSANTARA)
Diriwayatkan
dari Rasulullah saw bahwa beliau pernah bersabda:
- "Barangsiapa di
pagi hari mengeluhkan kesulitan hidupnya(kepada orang lain), berarti
seakan-akan dia mengeluhkan Rabbnya.
- Barangsiapa di pagi
hari bersedih karena urusan duniawinya, berarti sungguh di pagi itu dia
tidak puas dengan ketetapan Allah.
- Barangsiapa menghormati
seseorang karena kekayaannya, sungguh telah lenyaplah duapertiga
agamanya."
Melakukan
syikayah(pengaduan) atas nasib buruk yang dialami seseorang kepada orang lain
termasuk pertanda tidak ridha atas bagian yang telah diberikan oleh Allah.
Kita tidak boleh melakukan syikayah, kecuali kepada Allah, sebab syikayah kepada Allah termasuk bentuk do'a. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari 'Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Maukah aku ajarkan kepada kalian beberapa kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa ketika menyeberangi laut bersama Bani Israil?" Kami(para sahabat) menjawab: "Tentu saja mau, ya Rasulullah." Beliau bersabda: "Bacalah: 'Alloohumma lakal hamdu wa ilaikal musytakaa, wa antal musta'aan, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'azhiim.'" (Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu; hanya kepada-Mulah kami mengadu; dan hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan. Tiada daya (untuk menjauhi maksiat) dan tiada kekuatan (untuk taat), kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.)
Al-A'masy berkata: "Sejak aku mendengar do'a tersebut dari saudara kandungku. Al-Asady Al-Kufy yang menerima do'a tersebut dari 'Abdullah, maka aku tidak pernah meninggalkannya."
Al-A'masy juga berkata: "Aku pernah bermimpi didatangi seseorang. Dia berkata: 'Wahai Sulaiman, tambahkanlah pada do'a tersebut kalimat ini: Dan kami memohon pertolongan kepada-Mu atas segala kesulitan yang ada pada kami dan kami memohon kepada-Mu untuk diberi kebaikan dalam segala urusan kami."
Orang yang di pagi hari bersedih karena urusan duniawi dikatakan telah membenci Rabbnya, sebab hal ini mencerminkan bahwa dia tidak ridha dengan qadha' Allah, tidak bersabar atas cobaan-Nya, dan tidak beriman dengan qadar-Nya, padahal semua yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha' dan qadar Allah.
Seseorang dilarang memuliakan orang lain karena hartanya, sebab menurut syari'at, seseorang hanya boleh memuliakan orang lain karena keshalihan dan keilmuannya. Orang yang memuliakan harta diatas segala-galanya berarti telah menghinakan ilmu dan keshalihan.
Syekh 'Abdul Qadir Jailani qoddasallohu sirrohu (semoga Allah mensucikan rahasianya) dalam pesannya telah mengatakan: "Setiap mukmin tidak boleh lepas dari tiga hal berikut:
Kita tidak boleh melakukan syikayah, kecuali kepada Allah, sebab syikayah kepada Allah termasuk bentuk do'a. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari 'Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Maukah aku ajarkan kepada kalian beberapa kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa ketika menyeberangi laut bersama Bani Israil?" Kami(para sahabat) menjawab: "Tentu saja mau, ya Rasulullah." Beliau bersabda: "Bacalah: 'Alloohumma lakal hamdu wa ilaikal musytakaa, wa antal musta'aan, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'azhiim.'" (Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu; hanya kepada-Mulah kami mengadu; dan hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan. Tiada daya (untuk menjauhi maksiat) dan tiada kekuatan (untuk taat), kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.)
Al-A'masy berkata: "Sejak aku mendengar do'a tersebut dari saudara kandungku. Al-Asady Al-Kufy yang menerima do'a tersebut dari 'Abdullah, maka aku tidak pernah meninggalkannya."
Al-A'masy juga berkata: "Aku pernah bermimpi didatangi seseorang. Dia berkata: 'Wahai Sulaiman, tambahkanlah pada do'a tersebut kalimat ini: Dan kami memohon pertolongan kepada-Mu atas segala kesulitan yang ada pada kami dan kami memohon kepada-Mu untuk diberi kebaikan dalam segala urusan kami."
Orang yang di pagi hari bersedih karena urusan duniawi dikatakan telah membenci Rabbnya, sebab hal ini mencerminkan bahwa dia tidak ridha dengan qadha' Allah, tidak bersabar atas cobaan-Nya, dan tidak beriman dengan qadar-Nya, padahal semua yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha' dan qadar Allah.
Seseorang dilarang memuliakan orang lain karena hartanya, sebab menurut syari'at, seseorang hanya boleh memuliakan orang lain karena keshalihan dan keilmuannya. Orang yang memuliakan harta diatas segala-galanya berarti telah menghinakan ilmu dan keshalihan.
Syekh 'Abdul Qadir Jailani qoddasallohu sirrohu (semoga Allah mensucikan rahasianya) dalam pesannya telah mengatakan: "Setiap mukmin tidak boleh lepas dari tiga hal berikut:
- melaksanakan perintah
Allah;
- menjauhi larangan
Allah; dan
- menerima qadha' dan
qadar."
Tiada ulasan:
Catat Ulasan