KITAB
RIYADHUS SHALIHIN (TAMAN ORANG-ORANG SHALIH)
IMAM NAWAWI
Allah Ta'ala berfirman:
"Hanyasanya sekalian orang
yang beriman itu adalah sebagai saudara-saudara." (al-Hujurat:10)
Allah Ta'ala berfirman sebagai
pemberitahuan tentang keadaan Nuh a.s.:
"Dan saya memberikan nasihat
kepadamu semua." (al-A'raf: 62)
Dan tentang Hud a.s. firmanNya:
"Dan saya adalah penasihat
untukmu semua yang terpercaya." (al-A'raf: 68)
Adapun Hadis-hadisnya
ialah:
182. Pertama: Dari Abu Ruqayyah yaitu
Tamin bin Aus ad-Dari r.a. bahwasanya Nabi
s.a.w. bersabda:
"Agama itu adalah merupakan
nasihat."
Kita semua bertanya: "Untuk
siapa?"
Beliau s.a.w. menjawab: "Bagi Allah,
bagi kitabNya, bagi rasulNya, bagi pemimpinpemimpin kaum muslimin serta bagi
segenap umumnya ummat Islam." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Sendi pokok dan tiang utama dalam Agama
Islam adalah nasihat. Kata
"nasihat" itu meliputi seluruh makna dan pengertian yang tujuannya
adalah untuk mendapatkan kebahagiaan bagi orang yang dinasihati.
Dalam Hadis di atas dijelaskan intisari dan pengertian
nasihat itu, yakni:
Bagi Allah yakni dengan iman pada Allah
dan tampaknya tanda-tanda kemuliaan Allah, bagi kitab Allah yakni dengan
mengenang-ngenangkan arti-artinya serta mengamalkan, apa saja yang tercantum di
dalamnya. Bila ini sudah diamalkan, maka orang
itu telah dinasihati oleh jiwanya sendiri.
Bagi Rasul Allah yakni dengan mengikuti
segala perintah-perintahnya serta tunduk dan menjauhi larangan-larangannya.
Bagi pemimpin-pemimpin Islam yakni dengan meminta nasihat-nasihat dan
fatwa-fatwa mereka yang mengenai hukum-hukum agama yang
semuanya itu tentu diambil dari
pokok-pokoknya yakni al-Quran dan Hadis, dan bagi segenap ummat Islam yakni memimpin mereka
ini pada jalan yang benar serta diridhai Allah,juga menunjukkan kepada mereka
ini mana-mana yang baik (benar) dan mana-mana yang jelek (salah).
183. Kedua: Dari jarir bin Abdullah r.a.,
katanya: "Saya membaiat kepada Rasulullah s.a.w. untuk mendirikan shalat,
memberikan zakat dan memberi nasihat kepada setiap orang Islam." (Muttafaq
'alaih)
184. Ketiga: Dari Anas 14 r.a. dari Nabi s.a.w.
sabdanya: "Tidak sempurnalah keimanan seseorang itu sehingga ia mencintai
kepada saudaranya - sesama musliminnya - perihal apa apa yang ia mencintai
untuk dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih)
Keterangan:
Saudara yang dimaksud di sini, kalau
menurut uraian Ibnul 'Imaad ialah bukan hanya sesama Islam saja, tetapi umum,
sehingga orang kafirpun masuk di dalamnya, yakni harus kita cintai sebagaimana
kita mencintai diri kita sendiri. Cinta kepada saudara yang kafir ialah
dengan menginsafkan dan agar segera masuk
Islam supaya selamat dirinya, di dunia dan akhirat. Karena itu disunnahkan
mendoakan orang kafir itu agar mendapat petunjuk.
Adapun cinta pada saudara yang muslim
ialah dengan terus-menerus ikut mengusahakan agar ia senantiasa tetap dalam
keIslamannya.
14 Salah seorang
sahabat Nabi s.a.w. yakni Sayidina Anas r.a. itu pernah menjadi khadam
Rasulullah s.a.w.
Mula-mulanya ialah,
pada suatu ketika ibunya datang pada beliau s.a.w. sewaktu beliau baru datang
di Madinah. Ibunya berkata: "Wahai Rasulullah, ambillah dia (Anas) sebagai
khadam yang akan melayani Tuan."
Nabi s.a.w. lalu
menerimanya. Usia Anas saat itu kira-kira 9 atau 10 tahun. Anas berkata:
"Aku melayani Rasulullah s.a.w. selama 9 atau 10 tahun. Selama masa yang
sekian itu belum pernah beliau berkata pada saya:"Mengapa engkau kerjakan
ini?" atau: "Mengapa tidak engkau lakukan itu?" Tetapi beliau
selalu bersabda:
"Allah yang menakdirkan,
apa yang dikehendaki olehNya, pasti akan dilakukan dan yang ditakdirkan pasti terjadi!"
Tiada ulasan:
Catat Ulasan