Adalah kisah terdapat seorang ulama besar kaum muslimin yaitu Hatim Al Ashom, ulama rabbani, teladan kesederhanaannya dan tawakal.
Pada suatu waktu Hatim berkata kepada istri dan 9
putrinya bahwa ia akan pergi untuk menuntut ilmu. Tentu saja hal ini membuat
istri dan putri putrinya merasa keberatan, karena siapa yang akan memberi
mereka makan dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Salah satu dari putri-putri itu berusia 10 tahun dan
hafal Al Quran. Dia menenangkan semua: Biarkan Ayah kita pergi. Ayah kita telah
menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan tidak
pernah mati!.
Hatim pun pergi.
Hari itu berlalu, malam datang menjelang…
Mereka mulai lapar. Tapi tidak ada makanan. Semua
mulai memandang protes kepada putri 10 tahun yang telah mendorong kepergian
ayah mereka.
Putri hafal Al Quran itu kembali meyakinkan mereka:
Ayah telah menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan
tidak pernah mati!
Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba pintu rumah
mereka diketuk. Pintu pun dibuka. Terlihat para penunggang kuda. Mereka
bertanya: Adakah air di rumah kalian?
Penghuni rumah menjawab: Ya, kami memang tidak punya
apa-apa kecuali air.
Air dihidangkan. Menghilangkan dahaga mereka.
Pemimpin penunggang kuda itu pun bertanya: Rumah
siapa ini?
Penghuni rumah menjawab: Hatim al Ashom.
Penunggang kuda terkejut: Hatim ulama besar
muslimin…..
Penunggang kuda itu mengeluarkan sebuah kantong
berisi wang dan dilemparkan ke dalam rumah dan berkata kepada para pengikutnya:
Siapa yg mencintai saya, lakukan seperti yang saya lakukan.
Para penunggang kuda lainnya pun melemparkan
kantong-kantong mereka yang berisi wang. Sampai pintu rumah sulit ditutup,
karena banyaknya kantong-kantong wang. Mereka kemudian pergi.
Tahukah antum, siapa pemimpin penunggang kuda itu…?
Ternyata Ia adalah Abu Ja’far Al Manshur, amirul
mukminin.
Kini giliran putri 10 tahun yang telah hafal Al Quran
itu memandangi ibu dan saudari-saudarinya. Dia memberikan pelajaran aqidah yg
sangat mahal sambil menangis:
JIKA SATU PANDANGAN MAKHLUK BISA MENCUKUPI KITA, MAKA
BAGAIMANA JIKA YANG MEMANDANG KITA ADALAH AL KHALIQ!
(Terimakasih nak, kau telah mengingatkan kami yang
dominasi kegelisahannya hanya urusan dunia. Hingga lupa ada Al Hayyu Ar Rozzaq)
Hingga lupa jaminan Nya: dan di LANGIT lah RIZKI
kalian…
Bukan di pekerjaan…bukan di bank…bukan di kebun…bukan
di toko…tapi DI LANGIT!
Hingga kami lupa tugas besar akhirat
Ya Allah, jangan Kau jadikan dunia sebagai kegundahan
terbesar kami…
Ya Allah aku mohon kepadaMu hidayah,sifat taqwa, kesucian
jiwa dan kekayaan
Demikian kisah tentang belajar tawakal kepada Allah
pada seorang putri 10 Tahun, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah
tersebut.
ALLAHUMMA
AMIN…
Tiada ulasan:
Catat Ulasan