Secara bahasa Tawakkal memiliki arti berserah diri atau mewakilkan. Sedangkan menurut istilah Tawakkal adalah sifat berserah diri kepada Allah sepenuhnya dalam menghadapi persoalan hidup, menanti akibat dan keputusan yang kehendaki-Nya. Namun dalam hal ini manusia diwajibkan untuk berusaha terlebih dahulu, dan setelah itu barulah segala urusan biar Allah yang menentukan.
Diceritakan dari Malik bin Dinar r.a.,
bahwasanya ia berkata:
Pada suatu hari aku pergi untuk menunaikan ibadah haji. Ketika
sampai di tengah-tengah padang pasir, aku melihat seekor burung gagak yang di
paruhnya ada sepotong roti.
Aku berkata dalam hati: "Ini adalah burung gagak terbang
membawa sepotong roti, ini pasti ada sesuatu yang aneh. Kemudian aku
mengikutinya sampai masuk ke dalam gua, dan aku pun ikut masuk ke dalamnya.
Ternyata di tempat itu ada seorang laki-laki yang tergeletak serta terikat
kedua tangan dan kakinya, sedangkan burung gagak itu menyuapinya dengan roti
kemudian terbang tidak kembali lagi."
Aku bertanya kepada laki-laki itu: "Siapa kamu dan dari mana
asalmu?"
Laki-laki menjawab: "Aku adalah salah seorang dari jama'ah
haji. Semua hartaku dirampas para penyamun, dan aku diikat juga di lempar ke
tempat ini. Aku sabar menahan lapar selama lima hari, kemudian aku berdo'a:
"Wahai Dzat yang berfirman, apakah Dzat yang memberi ijabah orang yang
mendapatkan kesulitan jika mau berdo'a kepada-Nya. Aku adalah orang yang
mendapat kesulitan, maka sayangilah aku."
Tiba-tiba Allah menyuruh seekor burung gagak datang kepadaku untuk
memberi makan dan minum setiap hari.
Malik bin Dinar meneruskan perkataannya: "Lalu aku melepaskan
ikatan laki-laki itu dan kemudian pergi bersama denganku untuk meneruskan
perjalanan.
Di tengah-tengah perjalanan kami berdua merasa haus sebab
kehabisan air. Kami memandang jauh di padang pasir, tiba-tiba melihat sebuah
kolam yang di kanan kirinya terdapat sejumlah rusa yang sedang minum. Kami
mengucapkan 'Alhamdulillah', karena mendapatkan sumur dan kolam.
Ketika kami mendekati sumur tersebut, sejumlah rusa itu lari
meninggalkannya. Setelah kami sampai di tepi sumur, tiba-tiba air sumur
menyusut kebawah hampir sampai dasarnya. Kemudian aku menimba air itu dengan
menggunakan timba dan tali. Setelah kami memperolehnya kami pun minum.
Kemudian aku berkata:
"Wahai Tuhanku, kenapa rusa-rusa itu tidak pernah ruku' dan
sujud Engkau beri minum dengan mudahnya, cukup dari atas tanah. Sementara kami
sujud dan ruku' harus menimba dahulu sedalam 100 dzira'?"
Tiba-tiba ada suara tanpa rupa (hathif) : 'Wahai Malik! Karena
rusa-rusa itu berserah diri kepada-Ku sehingga Aku memberinya minum dengan
mudah. Sedangkan engkau, berserah diri kepada tali dan timba.'
Ini adalah salah satu contoh bahwa barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan memberinya kecukupan.
Sebaliknya barangsiapa yang bersandar kepada dirinya sendiri, maka
persoalannya akan di serahkan pada dirinya.
Sifat Tawakkal adalah suatu sikap
mental seorang yang yakin sepenuhnya bahwa hanya Allah lah yang menciptakan
segala-galanya dan telah mengatur semua yang ada di dunia. Keyakinan inilah
yang menjadi pendorong agar menyerahkan segala persoalan kepada Allah.
Di samping itu dengan bertawakkal hati kita juga terasa tentram
dan tidak ada rasa curiga, sebab sejatinya Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan