TEMPAT-TEMPAT
PERSINGGAHAN IYYAKA NABUDU WA IYYAKA NASTAIN
IMAM IBN QAYYIM AL JAUZIYAH
Pengarang Manazilus-Sa'irin berkata,
"Keyakinan ini adalah warna hitam mata tawakkal, titik tengah lingkaran
kepasrahan dan relung hati penyerahan din."
Perbuatan ibu Musa yang melarung putranya
di sungai seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, merupakan keyakinan
terhadap Allah.
Sebab kalau tidak ada keyakinan terhadap
Allah, mana mungkin dia mau menghanyutkan buah hatinya di atas permukaan air
sungai yang bergelombang dan berombak, yang membawanya entah ke mana?
Artinya, keyakinan ini merupakan inti
tawakkal seperti halnya warna hitam yang merupakan bagian terpenting pada mata,
atau seper tititik tengah dalam suatu lingkaran, yang semua sisi-sisinya
berpusat
kepadanya, atau seperti relung hati, yang
menjadi bagian terpenting dari hati. Jadi kalau sekiranya kepasrahan merupakan
hati, maka keyakinan inimerupakan relungnya. Sekiranya kepasrahan merupakan
mata, maka keyakinan merupakan warna hitamnya. Sekiranya kepasrahan merupakan lingkaran,
maka keyakinan merupakan titik tengahnya.
Menurut
pengarang Manazilus-Sa'irin, keyakinan terhadap Allahini ada tiga derajat:
1. Derajat keputusasaan. Maksudnya
keputusasaan hamba dalam melawan hukum, agar dia tidak merasa mendapat bagian.
Artinya, orang yang yakin kepada Allah
merasa tidak bisa lari dari qadha' dan hukum-Nya, karena Allah telah menetapkan
hukum dan urusan bagi dirinya. Apabila Allah telah menetapkan hukum, rezki, keadaan,
ilmu, bagian dan lain-lainnya bagi seseorang, maka semuaitu akan terjadi pada
dirinya. Jika tidak menetapkannya, maka semua itu juga tidak akan terjadi pada
dirinya.
2. Derajat aman. Maksudnya keamanan yang
dirasakan hamba dari kehilangan apa yang telah ditetapkan dan dituliskan
baginya, sehingga dia beruntung mendapatkan ruh ridha, atau setidak-tidaknya
ada keyakinan atau sentuhan lembut kesabaran.
Seorang hamba yang merasakan keputusasaan
di atas juga akan merasa aman. Dengan kata lain, orang yang benar-benar
mengetahui Allahdan apa yang ditetapkan Allah bagi dirinya, maka dia akan
merasa aman dan tidak khawatir akan kehilangan bagian yang telah ditetapkan Allah
baginya dan yang telah tertulis di dalam kitab. Dengan perasaanini dia
beruntung mendapatkan ruh ridha dan kenikmatannya. Sebab orang yang ridha akan
merasakan kenikmatan karena ridha-nya.Kalaupun hamba tidak sanggup mendapatkan
ruh ridha, setidaktidaknya dia mendapatkan keyakinan atau kekuatan iman dan
melihat Allah dengan hatinya. Kalaupun hasil ini masih meleset, maka
setidaktidaknya dia mendapatkan sentuhan lembut kesabaran dan kesudahan yang
baik.
3. Melihat keazalian Allah, untuk
membebaskan diri dari ujian yangmenghalangi tujuan.
Maksudnya, selagi hati mempersaksikan
kesendirian Allah yang memiliki sifat azali, maka ia tidak terlalu sibuk dengan
permintaan, karena semuanya sudah ditetapkan dalam hukum Allah yang azali.
Sehingga
ia tidak merasa ada penghambat yang menghalangi tujuannya
Tiada ulasan:
Catat Ulasan