TEMPAT-TEMPAT PERSINGGAHAN IYYAKA NABUDU
WA IYYAKA NASTAIN
IMAM IBN QAYYIM AL JAUZIYAH
Menurut Al-Imam Ahmad, kata sabar
disebutkan di dalam Al-Qur'an di tujuh puluh tempat. Menurut ijma' ulama umat,
sabar ini wajib, dan merupakan separoh iman. Karena iman itu ada dua paroh;
separohada-lah sabar dan separoh lagi adalah syukur.
Sabar
ini disebutkan dalam Al-Qur'an dalam enam belas versi:
1. Perintah sabar, seperti firman-Nya,
"Dan, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat."
(Al-Baqarah: 45).
2. Larangan melakukan sebaliknya, seperti
firman-Nya,
"Dan, janganlah kalian bersikap lemah dan janganlah (pula) kalian
bersedih hati." (Ali Imran: 139).
Sikap lemah dan selalu bersedih hati
artinya tidak sabar. Karena itu dilarang.
3. Pujian terhadap pelakunya, seperti
firman-Nya,
"Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka
itulah orang-orang yang bertakwa." (Al-Baqarah: 177).
4. Keharusan sabar karena Allah
mencintainya, seperti firman-Nya,
"Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar."
(Al-Baqarah:146).
5. Allah bersama orang-orang yang sabar,
dan ini merupakan kebersamaan secara khusus, yang berarti menjaga, melindungi
dan menolong mereka, bukan sekedar kebersamaan secara umum, seperti firman-Nya,
"Dan, bersabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang
yangsabar." (Al-Anf al 46).
6. Pengabaran Allah bahwa sabar ini lebih
baik bagi para pelakunya, seperti firman-Nya,
"Tetapi jika kalian bersabar, sesungguhnya itulah yang
lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (An-Nahl: 126).
7. Allah memberikan balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik, seperti firman-Nya,
"Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada
orangorang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan." (An-Nahl: 96).
8. Orang-orang yang sabar diberi balasan
tanpa batas, seperti firman-Nya,
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas." (Az-zumar: 10).
9. Orang-orang yang sabar mendapatkan
kabar gembira, seperti firman-Nya,
"Dan,
sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengansedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan.Dan, berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155).
10 Jaminan pertolongan bagi orang-orang
yang sabar, seperti firman-Nya,
"Ya (cukup), jika kalian bersabar dan
bertakwa, dan mereka datang menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya
Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda." (Ali
Imran:125).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,
"Dan
ketahuilah bahwa pertolongan itu beserta kesabaran."
11. Pengabaran dari Allah bahwa orang-orang
yang sabar adalah orang-orang yang mulia, seperti firman-Nya,
"Tetapi orang yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan)
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (Asy-Syura: 43)!
12. Pengabaran dari Allah bahwa pahala
amal shalih hanya layak diperoleh orang-orang yang sabar, seperti firman-Nya,
"Kecelakaan
yang besarlah bagi kalian, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang
beriman dan beramal shalih, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh
orang-orang yang sabar."(Al-Qashash: 80).
13. Pengabaran bahwa hanya orang-orang
yang bersabarlah yang bisamengambil pelajaran dan manfaat dari ayat-ayat Allah,
seperti firman-Nya,
"Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terangbenderang,
dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang penyabar dan
banyak bersyukur." (Ibrahim: 5).
14. Pengabaran bahwa keberuntungan yang
diharapkan, keselamatan darisesuatu yang ditakuti dan masuk surga, diperoleh
orang-orang yang memperolehnya karena kesabaran mereka, seperti firman-Nya,
"Dan, para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari
semua pintu (sambil mengucapkan), 'Keselamatan bagi kalian berkat kesabarankalian'.
Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar-Ra'd: 24).
15. Sabar mempusakakan derajat
kepeloporan dan kepemimpinan. Sayapernah mendengar Syaikhul-Islam berkata,
"Dengan kesabaran dan keyakinan dapat diperoleh kepemimpinan dalam
agama." Lalu diamembawa ayat,
"Dan, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan mereka
meyakini ayat-ayat Kami." (As-Sajdah: 24).
16. Allah mengaitkan kesabaran dengan
berbagai posisi dalam Islam, iman, keyakinan, takwa, tawakkal, syukur, amal
shalih, rahmat danlain sebagainya. Karena itu sabar termasuk bagian dari iman,
seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada artinya iman bagi seseorang yang
tidak memiliki kesabaran, sebagaimana tidak ada artinya tubuhtanpa kepala.
Umar bin Al-Khaththab berkata, "Hidup yang palingbaik ialah yang kami
lalui dengan kesabaran."
Di dalam sebuah hadits disebutkan sabda
Rasulullah Shallallahu Alaihiwa Sallam,
"Sungguh
menakjubkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya merupakan
kebaikan baginya, dan yang demikian itu tidakdimiliki kecuali orang Mukmin
saja. jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan
baginya, dan jika ditimpapenderitaan, dia sabar, maka itu merupakan kebaikan
baginya."
Ada seorang wanita yang menderita sakit
ayan. Lalu dia meminta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam agar
berdoa bagi kesembuhannya. Maka beliau bersabda, "Jika engkau ingin, makaengkau
bisa bersabar dan engkau mendapatkan surga, dan jikaengkau ingin, maka aku bisa
berdoa kepada Allah agar memberikan afiat kepadamu." Maka wanita itu
berkata, "Aku sudah membukakekuranganku. Maka berdoalah kepada Allah agar
tidak membuka kekuranganku di akhirat."
Maka beliau berdoa baginya.
Beliau memerintahkan orang-orang Anshar
untuk bersabar menghadapi hal-hal yang kurang menyenangkan sepeninggal beliau,hingga
mereka bersua beliau di liang kubur. Beliau juga memerintahkan untuk sabar saat
berhadapan dengan musuh dansabar saat ditimpa musibah. Beliau memerintahkan
orang yangditimpa musibah agar melakukan hal yang paling bermanfaatbaginya,
yaitu sabar dan mencari ridha Allah, karena yang demikian itu akan meringankan
musibahnya dan melipatgandakan pahalanya.
Mengeluh dan gundah hati justru membuat
musibah itu terasa semakin berat dan menghilangkan pahala.
Sabar menurut pengertian bahasa adalah
menahan atau bertahan.
Jika dikatakan, "Qutila Fulan
Shabran", artinya Fulan terbunuh karena hanya bertahan. Jadi sabar artinya
menahan diri dari rasa gelisah, cemas dan amarah; menahan lidah dari keluh
kesah; menahan anggota tubuh dari kekacauan.
Sabar ini ada tiga macam: Sabar dalam
ketaatan kepada Allah, sabar dari kedurhakaan kepada Allah, dan sabar dalam
ujian Allah. Dua macam yang pertama merupakan kesabaran yang berkaitan dengan
tindakan yang dikehendaki dan yang ketiga tidak berkait dengan tindakan yang dikehendaki.
Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam Ibnu
Taimiyah berkata, "Kesabaran Yusuf menghadapi rayuan istri Tuannya lebihsempurna
daripada kesabaran beliau saat dimasukkan ke dalam sumur oleh
saudara-saudaranya, saat dijual dan saat berpisah dengan bapaknya.
Sebab hal-hal ini terjadi di luar
kehendaknya, sehingga tidak ada pilihan lain bagi hamba kecuali sabar menerima
musibah. Tapi kesabaran yangme-mang beliau kehendaki dan diupayakannya saat
menghadapi rayuanistri Tuannya, kesabaran memerangi nafsu, jauh lebih sempurna
dan utama, apalagi di sana banyak faktor yang sebenarnya menunjang untukmemenuhi
rayuan itu, seperti keadaan beliau yang masih bujang danmuda, karena pemuda
lebih mudah tergoda oleh rayuan. Keadaan beliau yang terasing, jauh dari
kampung halaman, dan orang yang jauh darikampung halamannya tidak terlalu
merasa malu. Keadaan beliau sebagai budak, dan seorang budak tidak terlalu
peduli seperti halnya orang merdeka.
Keadaan istri tuannya yang cantik,
terpandang dan tehormat, tan-pa ada seorang pun yang melihat tindakannya dan
dia pula yang menghendakiuntuk bercumbu dengan beliau. Apalagi ada ancaman,
seandain-yatidak patuh, beliau akan dijebloskan ke dalam penjara dan dihinakan.
Sekalipun begitu beliau tetap sabar dan
lebih mementingkan apa yang adadi sisi Allah."
Ibnu Taimiyah juga pernah berkata,
"Sabar dalam melaksanakan ketaatan lebih baik daripada sabar menjauhi
hal-hal yang haram. Karena kemaslahatan melakukan ketaatan lebih disukai Allah
daripada kemaslahatan meninggalkan kedurhakaan, dan keburukan tidak taat lebih dibenci
Allah daripada keburukan adanya kedurhakaan."
Ada
tiga jenis lain dari sabar, yaitu:
1. Sabar karena pertolongan Allah.
Artinya mengetahui bahwa kesabaran itu berkat pertolongan Allah dan Allahlah
yang memberikan kesabaran, sebagaimana firman-Nya,
"Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaramnu itu
melainkan dengan pertolongan Allah." (An-Nahl: 127).
Jika Allah tidak membuat beliau sabar,
maka beliau tidak akan sabar.
2. Sabar karena Allah. Artinya pendorong
sabar adalah cinta kepadaAllah, mengharapkan Wajah-Nya dan taqarrub kepada-Nya,
bukan untuk menampakkan kekuatan jiwa dan ketabahan kepada manusia atau
tujuan-tujuan lain.
3. Sabar beserta Allah. Artinya
perjalanan hamba bersama kehendak Allah, yang berkaitan dengan hukum-hukum
agama, sabar dalam melaksanakan hukum-hukum itu dan menegakkannya. Banyak
definisi dan pengertian yang dibuat para ulama dan orang orang salaf tentang
sabar. Yang pasti Allah telah memerintahkan kesabaran yang baik, pengampunan
yang baik dan penghindaran yang baik didalam Kitab-Nya. Saya pernah mendengar
Ibnu Taimiyah berkata, "Kesa-baran yang baik ialah yang tidak disertai
pengaduan, pengampunan yang baik ialah yang tidak disertai celaan, dan penghindaran
yang baik ialah yang tidak disertai ucapan yangmenyakitkan."
Pengaduan kepada Allah tidak menajikan
kesabaran, karena Ya'qub Alaihis-Salam telah berjanji untuk bersabar dengan
baik, dan seorang nabi tidak akan mengingkari janjinya. Namun beliau tetapmengadu
kepada Allah,
"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kcsusahandan
kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tidak
mengetahuinya." (Yusuf: 86).
Yang benar, mengadukan Allah dapat
menajadikan kesabaran, dan bukan pengaduan kepada Allah.
Pengarang
Manazilus-Sa'irin berkata,
"Sabar artinya menahan diri dalam
menghadapi hal-hal yang tidak disenangi dan membelenggu lisan agar tidak
mengadu. Ini merupakan tempat persinggahan yang palingsulit bagi orang awam dan
jalan cinta yang paling terjal serta jalan tauhid yang paling diingkari.
Dikatakan sulit bagi orang awam, karena
orang awam baru memulaiperjalanan dan belum terlatih untuk menempuh satu pun.
Jikadia mendapat ujian, maka dia mudah gundah dan sulit menghadapi musibah, sehingga
berat untuk sabar. Dia belum terlatih sehingga sulit untuk sabar, dan dia bukan
termasuk orang yang mencintai sehingga sulitmenerima musibah dengan penuh
keridhaan terhadap kekasih yang dicintainya.
Dikatakan jalan cinta yang paling terjal,
karena ci nta inimengharus-kan adanya kesukaan orang yang mencintai dalam menghadapi
cobaan dari kekasihnya. Sementara sabar mengharuskan adanya kebencian terhadap
hal itu dan keterpaksaan menahan diri saat menghadapinya. Maka sabar merupakan
jalan cinta yang paling terjal.
Dikatakan jalan tauhid yang paling
diingkari, karena di dalam sabar terdapat kekuatan pengakuan. Orang sabar
mengaku memiliki kete-guhan hati yang kuat. Berarti hal ini harus berbenturan
dengan kemurnian tauhid. Sebab pada hakikatnya tidak seorang pun memiliki
kekuatan.
Semua kekuatan hanya milik Allah. Itulah
sebabnya maka sabar merupakan sesuatu yang diingkari di jalan tauhid, dan
bahkan sabar merupakan kemungkaran yang paling diingkari. Tauhid mengembalikan
segalasesuatu kepada Allah dan sabar mengembalikan segala sesuatu kepadadiri
sendiri. Keteguhan hati dalam tauhid adalah sesuatu yang harus diingkari.
Perkataannya yang terakhir ini tidak bisa
diterima. Yang benar,sabar merupakan tempat persinggahan yang paling kuat di
jalan cinta danmerupakan keharusan bagi orang-orang yang mencintai serta
merupakan hasrat yang paling dibutuhkan dalam setiap perjalanan. Kebutuhan orang
yang mencintai terhadap kesabaran ini sangat urgen. Maka hanya para wali Allah
dan para kekasih-Nya yang disifati Allah sebagai orang orang yang sabar.
Menurut
pengarang Maiiazilus-Sa'irin, ada tiga derajat sabar, yaitu:
1. Sabar dalam menghindari kedurhakaan,
dengan memperhatikan peringatan, tetap teguh dalam iman dan mewaspadai hal yang
haram.
Yang lebih baik lagi adalah sabar
menghindari kedurhakaan karenamalu.
Ada dua sebab dan dua faidah sabar dalam
menghindari kedurhakaan. Dua sebabnya adalah:
- Takut terjadinya peringatan, sebagai
akibat dari kedurhakaan itu.
- Malu terhadap Allah, karena nikmat-Nya
dibalas dengan kedurhakaan.
Adapun dua faidahnya adalah:
- Tetap teguh dalam iman.
- Mewaspadai hal-hal yang haram.
Memperhatikan peringatan dan takut
kepadanya membangkitkan kekuatan iman terhadap pengabaran dan pembenaran
kandungan-nya.
Sedangkan malu terhadap Allah
membangkitkan kekuatan ma'rifat dan mempersaksikan makna-makna asma dan
sifat-Nya. Yang lebih baiklagi jika pendorongnya adalah cinta, sehingga seorang
ham-ba tidak mendurhakai-Nya karena cinta kepada-Nya. Sedangkan keteguhandalam
iman mendorong untuk meninggalkan kedurhakaan. Sebabkedurhakaan pasti akan
mengurangi iman atau bahkan menghilangkannya sama sekali, memadamkan cahayanya,
melemahkankekuatannya dan mengurangi buahnya. Sedangkan mewaspadai halhalyang
haram merupakan kesabaran meninggalkan hal-hal yangmubah, sebagai kehati-hatian
agar tidak menjurus kepada yang haram.
2. Sabar dalam ketaatan, dengan menjaga
ketaatan itu secara terus-menerus, memeliharanya dengan keikhlasan dan
membaguskannya dengan ilmu.
Pernyataan pengarang Manazilus-Sa'irin
ini menunjukkan bahwa ketaatan yang dilakukan dapat menjadi pendorong untuk
meninggalkan kedurhakaan, sehingga kesabaran dalam melaksanakan ketaatan ini setingkat
lebih tinggi daripada kesabaran meninggalkan kedurhakaan.
Yang benar, dan seperti yang telah
dijelaskan di atas, meninggalkan kedurhakaan hanya sekedar menyempurnakan
ketaatan.
Syaikh
menyebutkan bahwa sabar dalam derajat ini dilakukan dengan tiga cara:
Terus-menerus taat, ikhlas dalam ketaatan
dan melaksana-kannya menurut ilmu atau membaguskannya dengan ilmu. Ketaatan
menjadi mundur jika kehilangan salah satu dari tiga perkara ini. Jika seorang hamba
tidak menjaga ketaatan secara terus-menerus, maka ia akanmenggugurkan ketaatan
itu.
Jika dia menjaganya terus-menerus, makadi
hadapannya ada dua perintang: Tidak ikhlas, seperti dimak-sudkankarena selain
Allah, dan pelaksanaannya yang tidak berdasar-kan ilmu,seperti tidak mengikuti
As-sunnah.
3. Sabar dalam musibah, dengan
memperhatikan pahala yang baik, menunggu rahmat jalan keluar, meremehkan
musibah sambil menghitung uluran karunia dan mengingat nikmat-nikmat yang telah
lampau.
Inilah tiga pakaian kesabaran yang dapat
dikenakan seorang hamba ketika mendapat musibah.
Pertama, memperhatikan pahala yang baik.
Seberapa jauh perhatian, pengetahuan dan keyakinannya terhadap pahala ini, maka
sejauh itu pula dia akan merasa ringan dalam memikul beban musibah, karena diamerasa
akan mendapatkan pengganti. Hal ini seperti orang yang sedang membawa beban
yang amat berat, dan dia melihat hasil dan keuntunganyang baik pada akhirnya.
Jika tidak demikian, maka banyak kemaslahatan dunia dan akhirat yang akan terbuang
sia-sia. Seorang hamba lebih suka mengemban beban dunia karena ingin
mendapatkan hasil di akhirat. Sementara jiwa lebih menyukai kesenangan yang ada
didunia. Tapi akal yang sehat lebih condong ke hasil di ke-mudian hari.
Kedua, menunggu rahmat jalan keluar atau
kenikmatannya. Menunggu-nunggu kenikmatan jalan keluar dari musibah dapat
meringankan beban musibah dan kesulitan yang sedang dihadapi, apalagijika
disertai kekuatan harapan dan usaha mencari jalan keluar.
Ketiga, meremehkan musibah, yang dapat
dilakukan dengan dua cara: menghitung karunia Allah yang telah dilimpahkan
kepadanya, dan mengingat-ingat nikmat Allah yang pernah diterimanya.
Yang pertama berkaitan dengan keadaan dan
yang kedua berkaitan dengan masalampau.
Pengarang Manazilus-Sa'irin, mengatakan,
"Sabar yang paling lemah ialah sabar karena Allah. Ini merupakan kesabaran
orang-orang awam. Diatasnya adalah sabar berkat pertolongan Allah. Ini
merupakan kesabaran orang-orang yang menghendaki Allah. Di atasnya adalah sabar
menurut hukum Allah. Ini merupakan kesabaran orang-orang yang berjalan kepada
Allah.
Kesabaran karena Allah yang merupakan
kesabaran orang-orang awamialah kesabaran mengharapkan pahala-Nya dan takut
siksa-Nya. Kesabaran orang-orang yang mengharapkan Allah adalah kesabaran berkat
kekuatan dari pertolongan dari Allah. Dua golongan ini tidak melihat ada
kesabaran pada dirinya dan tidak pula mempunyai kekuatan untuksabar. Di atasnya
adalah kesabaran menurut hukum Allah. Artinya diasabar mendapatkan hukum-hukum
yang berlaku bagi dirinya, yang disukai maupun yang dibencinya.
Menurut pengarang Manazilus-Sa 'inn,
kesabaran karena Allah merupakan kesabaran yang paling lemah. Yang benar, sabar
karena Allah lebih tinggi daripada sabar berkat pertolongan Allah. Karena sabar
karena Allah berkaitan dengan Uluhiyah-Nya, sedangkan sabar berkat pertolonganAllah
berkaitan dengan Rububiyah-Nya. Apa-apa yang berkait dengan Uluhiyah-Nya lebih
sempurna daripada apa-apa yang berkait dengan Rububiyah-Nya. Di samping itu,
sabar karena Allah merupakan cermin ibadah, dan sabar berkat pertolongan Allah
merupakan permohonan uluran pertolongan dari-Nya. Ibadah merupakan tujuan dan permohonan
pertolongan merupakan sarana. Sabar berkat pertolongan Allah menjadi hak
persekutuan bagi orang Mukmin dan kafir, orang baik dan orang buruk. Setiap
orang yang mempersaksikan hakikat alam tentu mendapatkan kesabaran dari Allah.
Sedangkan sabar karena Allah merupakan tempat persinggahan para nabi, rasul,
shiddiqin dan orang orang yang mengamalkan iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in.
Sabar menurut hukum-hukum Allah artinya
sabar menerima takdir-Nya. Sabar ini ditempatkan pada tingkatan ketiga dan yang
paling tinggi.
Sebagaimana yang telah disebutkan di
atas, sabar dalam ketaatan dan sabar menjauhi kedurhakaan, lebih sempurna
daripada kesabaran menerima takdir-Nya, seperti kesabaran Yusuf Alaihis-Salam.
Kesabaran beliau dengan tetap menjaga ketaatan dan menjauhi kedurhakaan merupakan
kesabaran atas pilihan sendiri, karena cinta kepada Allah.
Sedangkan kesabaran menerima hukum-hukum
Allah merupakan kesabaran yang pasti dan tidak bisa dihindari. Tentu saja ada
per-bedaan di antara keduanya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan