Ahmad ibn Ali berkata bahwa suatu kali permisi untuk
mendatangi rumahnya, tetapi dia menolak. Meskipun demikian, aku tetap
mendatanginya dan berdiri di dekat pintu.
Ketika dia mengetahui,dia membuka pintu dan berkata, "Ya
Allah,aku berlindung pada Engkau dari orang-orang yang membuatku lupa kepadaMu.
Dia mempersilahkan aku masuk.Ia masuk ke rumah dan mengatakan sedang beribadah.
Dia berkata, "Semoga Allah memuliakan saya yang
mudah memberi maaf."
Kemudian ia melanjutkan ceritanya : "Ghufairah
tidak melihat langit selama 40 tahun ini yang manyebabkan saat melihatnya ia
merasa ketakutan. Setelah 40 tahun dia melihat langit dan merasa lemah dan tak
sadarkan diri. Kemudian ia berharap bahwa Allah akan memanggilnya."
Aku lantas bertanya : "Kapan kamu akan berhenti
meratap dan menangis ?. Matamu akan buta."
Dia berkata, "Jika mataku buta, aku akan meminta
gantinya pada Allah, maka tidak ada kerugian yang aku derita. Jika ini tidak
mendapatkan keridhaan Allah, aku akan menangis lebih banyak lagi. "
Dan setelah itu ia memalingkan wajahnya.
Dia seorang wanita ahli ibadah dari Bashrah,yang
tidak pernah tidur malam. Nuh bin Salamah Al-Warraq pernah berkata
kepadanya,“Kudengar engkau tidak pernah tidur malam”.
Maka Ghufairah menangis dan berkata: “Sebenarnya aku
juga ingin tidur, tetapi aku tidak bisa.Bagaimana mungkin orang yang tidak bisa
tidur harus tidur, karena dia ingin menjaga matanya agar tetap terjaga siang
dan malam ?”.
Nuh bin Salamah berkata, “Demi Allah, dia telah membuatku
menangis." Lalu dia berkata di dalam hati, “Aku melihat tidak seperti yang
engkau lihat”.
Orang-orang pernah bertanya kepadanya tentang
pengertian perwalian.
Maka dia menjawab, “Waktu-waktu yang dilalui para
wali adalah waktu-waktu yang disibukkan dengan urusan selain dunia.
Seorang wali tidak mempunyai peluang menyisihkan
waktu untuk sesuatu selain Allah selagi di dunia. Siapa yang mengabarkan
kepadamu bahwa seorang wali Allah mempunyai kesibukan selain Allah, maka
sesungguhnya dia adalah wali palsu
Tiada ulasan:
Catat Ulasan