Al-Faqih Ilallah Abdul Karim bin Hawazin
al-Qusyairi
(IMAM AL QUSYAIRI)
20. N A F A S
Nafas adalah hembusan
kalbu melalui kelembutan-kelembutan kegaiban. Orang yang memiliki nafas
(ruhani), lebih lembut dan lebih jernih dibading yang memiliki ahwal ruhani.
Pemilik waktu adalah pemula, dan pemilik nafas, adalah pangkalnya. Pemilik
tingkah kesufian (ahwal) berada di antara keduanya. Orang-orang yang berada
pada tahap awal adalah pemelihara ruh, sedangkan pemilik nafas adalah ahli dalam
rahasia-rahasia Ketuhanan.
Para Sufi berkata :
“Sebaik-baik ibadat adalah menghitung nafas (hati) bersama Allah swt.”
Mereka juga berkata :
“Allah swt. menciptakan kalbu, dan dijadikan kalbu itu sebagai tambang
ma’rifat. Allah swt. mencipta rahasia di balik kalbu, dan dijadikan sebagai
tempat tauhid. Setiap nafas yang tidak muncul dari bukti-bukti ma’rifat dan
setiap isyarat tauhid dalam bentangan kerumitan, adalah mayat, yang pemiliknya
akan dimintai pertanggungjawaban.”
Syeikh Abu Ali ad. Daqqaq r.a. berkata : “Bagi
orang Arif” nafas tidak berserah kepadanya, karena tidak ada toleransi yang
mengalir menyertainya. Sedangkan bagi sang pecinta, nafas adalah keharusan.
Kalau tidak ada nafas, pastilah ia akan musnah.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan