Al-Faqih ila-Llah Abdul Karim bin Hawazin
al-Qusyairi
(IMAM AL QUSYAIRI)
21. AL-KHAWATHIR
Al-Khawathir (bisikan-bisikan
jiwa) adalah bisikan yang menghujam ke dalam rasa; terkadang muncul dari
Malaikat, terkadang dari setan, atau sekedar ungkapan nafsu, dan bahkan pula
bisikan langsung dari Allah swt. Yang Maha Benar.
Apabila bisikan datang
dari malaikat, disebut Ilham. Jika muncul dari hawa nafsu disebut Hawajis. Dan
bila datang dari setan disebut Haswas. Sedangkan bisikan jiwa yang langsung
dari Allah swr. Disebut Bisikan Kebenaran (Khathir Haq).
Indikasi secara
keseluruhan, apabila bisikan datang dari para malaikat, bisa diketahui
kebenarannya bila bisikan itu sesuai dengan ilmu pengetahuan. Karena itu, para
Ulama Sufi berkata : “Setiap bisikan yang tidak bisa disaksikan kebenarannya
secara lahir, adalah bisikan batil.” Apabila bisikan itu datang dari setan, rata-rata
mengandung pada kemaksiatan. Begitupun yang datang dari nafsu, lebih cenderung
mengajak pada sikap menurut syahwat, atau rasa takabur.
Para syeikh Sufi
bersepakat, bahwa orang yang terlalu banyak makan makanan haram, tidak akan
bisa membedakan mana bisikan yang bersifat ilham dan mana yang waswas.
Saya mendengar Syeikh Abu ali ad-Daqqaq berkata :
“Siapa yang makanan utamanya diketahui (keharamannya), ia tidak akan bisa
membedakan antara ilham dan waswas. Sementara orang yang menghindari hasrat
nafsunya, dengan cara mujahadah yang benar, kejelasan ucapan batinnya akan
tampak melalui perlawanan terhadap nasunya.”
Para syeikh sepakat,
bahwa nafsu itu tidak bisa dibenarkan. Sedangkan kalbu tidak bisa ditipu.
Apabila Anda mujahadah semaksimal mungkin, agar ruh membisikan kepada Anda,
pastilah ruh tidak akan membisikan sesuatu kepada Anda.
An-Junayd membedakan
antara bisikan nafsu dan bisikan setan : bahwa naffsu itu, apabila menuntut
Anda terhadap suatu perkara, ia akan menempel, dan akan kembali lagi walaupun
berlalu dalam jarak waktu, sampai bisikan nafsu itu benar-benar meraih
kemauannya dan mencapai tujuannya. Kecuali bagi orang-orang yang mujahadahnya
benar, maka bisikan itu tidak akan kembali. Kemudian nafsu itu selalu memusuhi
Anda. Sementara setan, ketika menjerumuskan Anda melalui godaannya, kemudian
Anda menentangnya, maka setan akan kembali mempengaruhi Anda dengan godaan
lainnya. Sebab, secara keseluruhan, sikap kontra adalah sama. Yang penting bagi
setan, Anda bisa mengikuti ajakannya yang menjerumuskan. Dan baginya, tidak ada
peringatan dalam penjerumusan itu.
Dikatakan : “Setiap
bisikan yang datang dari para malaikat, kadang-kadang cocok di hati si penerima
bisikan, terkadang juga tidak. Namun apabila bisikan langsung dari Allah swt.
sama sekali si hamba tidak menetang-Nya.”
Para Syeikh
memperbincangkan soal bisikan berikutny. “Apabila bisikan dari Allah swt.
apakah bisikannya alebih kuat dibanding bisikan pertama.” Al-Junayd berkata :
“Bisikan pertama lebih kuat, sebab, apabila bisikan itu masih ada, orang yang
mendapat bisikan kembali pada refleksinya, dan dalam kaitan ini, perlu
persyaratan ilmu pengetahuan. Meninggalkan bisikan pertama berarti melemahkan
bisikan kedua.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan