Jawhar Brathyah adalah sufi wanita terkemuka dari
abad ke tiga hijriyah.
Dia lahir tahun 237 hijiryah di Baghdad. Dia budak
dari beberapa penguasa Abassiyah.
Suatu hari ia melewati sekelompok majelis ilmu. Dia
melihat seseorang yang lemah lembut perangainya sedang mengajar dengan
kata-kata penuh hikmah. Dia mendengarkannya hingga datang terlambat menemui
tuannya.
Selanjutnya,perlahan-lahan keadaan di dalam masjid
tempat mengajar ilmu hadist itu begitu mempesonanya. Dia terkesan atas apa yang
dilihatnya.
Beberapa murid mencatat penjelasan dari seorang
Syaikh yang memberikan pelajaran. Ketika akhirnya dia kembali pada tuannya, dia
terkihat sebagai pribadi yang sangat berbeda dari sebelumnya.Dia memilih untuk
sikap diam dan cenderung pada kebaktian sepanjang waktu.
Sesama hamba sahaya mengejeknya tetapi dia tetap diam
saja.Suatu hari dia didesak untuk membuka rahasia keteguhan hati dan ketenangan
jiwanya.Dia berkata,"Aku adalah hamba Allah dan menjadi kewajibanku untuk
taat pada perintah-Nya."Mereka bertanya, "Bagaimana kamu
menjelaskannya pada Khalifah ?" Dia menjawab, "Sebagaimana yang telah
aku berikan selama ini,sudah aku berikan."Perlahan berita ini sampai pada
Khalifah dan akhirnya ia mendapatkan ke bebasannya.
Dia mempelajari ilmu hadits dengan sungguh-sungguh
dan mengkhususkan diri untuk beribadah dan mengajarkan ilmu hadist.Dia menikah
dengan Abu Abdullah Brathi,bapak ilmu hadist dan ahli hukum Islam.Kini Jawhar
Brathiyah merasakan kelegaan diri dan melepaskan diri dari kesenangan dunia.
Suatu ketika,Khalifah mengirimkan kantong yang berisi
uang sebesar sepuluh ribu dinar tetapi dia mengembali kannya seraya
berkata,"Kekayaan membawa pada kebanggan dan kesombongan jadi aku tidak
membutuhkannya."
Khalifah mengirmkan lagi kantong uang dalam jumlah
dua kali lipatnya dan memintanya untuk menyedekahkan uang itu untuk orang-orang
miskin dan kaum papa.Tetapi ia menolak untuk menerimanya dan berkata pada
utusan Khalifah tersebut bahwa ia hidup di lingkungan yang terpencil dan dia
tidak mengetahui siapa yang pantas untuk ditolong dan bila sedekah itu
diberikan pada orang yang salah maka ia akan dimintai pertanggung jawaban di
hari akhirat. Maka,ia menya rankan pada Khalifah untuk menyerahkan sedekah itu
pada orang-orang yang pernah berjasa pada agama.
Suatu ketika Khalifah mengundangnya datang ke istana
agar istana merasa terberkati dengan kehadirannya. Tetapi dia mengirimkan kata
bahwa dia bahagia dengan kehidupannya dan dia takut kedatangan akan menganggu
ketenangan hidupnya.
Suatu ketika,permaisuri Khalifah memanggilnya dan
memintanya untuk datang ke istananya tetapi dia menolak dan berkata kepada
permaisuri bahwa ia adalah wanita biasa dan lebih senang hidup di tengah-tengah
kaumnya sendiri. Lebih jauh ia mengatakan bahwa kepuasan batin dimana dia
sangat menikmati hidupnya tidak akan pernah dapat dinikmati dari tempat lain.
Ini sudah menunjukkan gambaran bahwa Jawhar Brathyah
lebih senang hidup sederhana dan kumpul dengan orang-orang miskin.Cara hidupnya
ini telah membuat batinnya tenang dan bahagia.Ia juga bias beribadah dengan
khusyu` tanpa memikirkan kemewahan duniawi.inilah jalan hidup yang dipilih oleh
Jawhar Brathyah hingga akhir hayatnya.
Jawhar Brathiyah meninggal di tahun 397 hijriyah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan