PROF DR. HAMKA (TOKOH AGAMA AGUNG INDONESIA)
Hikmat
ertinya bijaksana. Iaitu keutamaan yang diberikan Allah kepada manusia, supaya
manusia dapat mengendalikan syahwatnya dan kemarahannya, jangan sampai
melantur. Ahli hikmat dinamai seorang Hakim, kata jamaknya Hukama.
Lukman digelari Al Hakim kerana dia banyak sekali mengajarkan sifat hikmat itu
kepada anaknya, yang dengan dia dapat dikendalikan akal budi menurut mestinya.
Seperti sifat-sifat yang lain hikmat itu adalah berjalan di tengah-tengah.
Terlalu ke atas, sehingga melebihi dari mesti, mendatangkan bahaya. Terlalu
kurang hikmat, sehingga ke bawah dari mesti mendatangkan kerugian.
Hikmat yang amat berlebihan dari mesti, tidak patut dinamai ikmat lagi, tetapi
bernama cerdik buruk. Cerdiknya tidak memberi manfaat, tetapi merugikan orang
lain, mana yang tunduk dititinya, mana yang tinggi dipanjatnya. Cerdik buruk
berisi senyum, tetapi di dalam senyum tersimpan kedengkian:
"Bila engkau melihat singa mengeluarkan saingnya, janganlah engkau
sangka dia tersenyum".
Dari mulut keluar perkataan manis, laksana bubur bercampur santan dan tengguli,
tapi di dalam tersimpan racun yang mematikan.
Yang di bawah sekali, tidak ada hikmatnya. Ialah orang goblok. Fikirannya tidak
lebih dari barang yang ada di mukanya.Dia tidak mengerti akibat. Kalau datang
seorang penipu menepuk kuduknya, dan memberinya sebatang rokok lisong, dengan
sebuah kertas yang harus ditandatangani, padahal kertas itu meminta
persetujuannya untuk menyerahkan lehernya segera diikat, maka sambil
menjentik-jentikkan abu rokok itu , dia tidak keberatan menandatangani kertas
itu. Pendeknya dijualnya negeri dan bangsanya dengan sekali tepuk kuduk, atau
sebatang rokok lisong. Di zaman sekarang dengan 'amplop tertutup'. Atau orang
masuk dari pintu belakang, mendekati isterinya "Nyonya Besar' yang tamak
dan menyukai hidup mewah.
Bodoh adalah penyakit, ada yang dari sebab tabiat, atau keturunan, amat sukar
sembuhnya. Adapun dari sebab musabab turunan atau tabiat itu, kata orang
kadang-kadang boleh sembuh, kalau pada satu ketika ditimpa oleh penyakit lain.
Tetapi yang timbul lantaran kurang pengajaran dan pendidikan dan kurang
pergaulan, dapat dihilangkan dengan menempuh sebab-sebabnya tersebut. Ada juga
penyakit pada orang pintar, tetapi tidak tahu harga diri, rendah gengsi (malu),
kurang darjat.
Orang gila dapat dikenal dari kelakuannya, dan orang bodoh dapat pula dikenal
dari aksi dan buah tuturnya. Tinggi rupanya dari botolnya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan